Thursday, May 12, 2016

Resume Teknis Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 Thn

Resume Kulwapps Grup Matrikulasi HEbAT 1
5 April 2016


✨✨✨✨✨✨
Materi Pokok 6
Teknis Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 Thn

🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀

Pemateri: Ustad.Harry Santosa
(Praktisi HE dan Founder grup MLC)

==========================

Menurut pak Prof Daniel Rosyid, inti berumah tangga kan hanya 2, mendidik generasi dan membangun kepemimpinan berbasis potensi atau enterpreneurship bersama (berdakwah, berkomunitas, bersosial bisnis etc). Tanpa dua fungsi sejati itu hidup akan kehilangan gairah. Namun, tidak perlu juga menjadi panik dan tergesa2 atau membuat pacuan kuda. Ustadz saya, ust Adriano menganjurkan Optimistic Parenting. Esensinya mendidik anak perlu rileks namun konsisten, Ithminan namun istiqomah. Sebagaimana sunnatullah, semua ada waktu dan tahapan.

Saya melihat ada periode kritis di usia 8-10. Yg pertama, bhw usia 7 tahun sholat mulai diperintah, dan usia 10 tahun boleh dipukul. Apa maknanya? Ada waktu 2-3 tahun, agar anak berlatih dan membangun kesaadaran shg tdk perlu dipukul krn meninggalkan shalat. Bagaimana membimbing anak-anak untuk dapat mencapai fitrah-fitrah baiknya dalam fase ini?

1. Fitrah Keimanan
Keteladanan dan Membangun Kesadaran

Walau kewajiban Syar'i jatuh ketika aqil baligh, latihan dan pembiasaan dgn cara keteladanan dan membangun kesadaran mesti dimulai sejak 7 tahun, dan 10 adalah titik kritis.

Bila tahap ini gagal, dgn berbagai alasan misalnya dgn pemaksaan, trauma atau pendidikan tdk berhasil membuat terbangun kesadarannya, maka fase berikutnya akan sulit recoverynya. Masa 7/8 - 10 adalah masa transisi awal dari masa ego sentris sebagai anak di usia 0-6, kpd kesadaran awal sbg makhluk Tuhan dan makhluk sosial.

Nah, kembali ke tahap 8-10. Jika imaji ttg sholat dan ibadah2 lainnya sdh "negatif" di usia 0-6 tahun, di usia 7 tahun batas utk memulai kesadaran kembali. Ada waktu 8-10 utk kembali membangun kesadaran positifnya ttg kebenaran. Jadi jangan sampai dipukul. Seingat saya tidak ada satu hadits pun yg menceritakan Rasulullah SAW pernah memukul anak. Nah, sholat adalah contoh. Ada begitu banyak nilai2 kebenaran yg bersemayam dalam fitrah keimanan anak2 kita yg sebaiknya disadarkan.

2. Fitrah Belajar.
Intelektual Curiosity
Intelektual Curiousity adalah salah satu cara utk membangkitkan fitrah belajar. Yg paling efektif adalah experiental learning atau project based learning atau biasa disebut menggali hikmah bersama peristiwa sehari2, atau dari sejarah atau yg ada di alam semesta.

Tidak ada yg kebetulan dari peristiwa sehari2. Beternak kelinci misalnya, bukan hanya fitrah belajarnya yg digali, tetapi fitrah2 lainnya. Misalnya ketika ada kelinci yg wafat, kita bisa menemukan hikmah2 dibalik kematian kelinci dan musibah lalu bagaimana menyikapinya. Bagaimana imaji postif dibangun dari peristiwa itu bukan sebalikanya. Jangan remehkan peristiwa2 dan imaji2 di masa anak2. Banyak orang dewasa yg bersikap negatif thd musibah, menjadi terpuruk, depresi dstnya. Itu karena ada imaji negatif, yg membuat luka persepsi lalu melahirkan pensikapan yg buruk ketika dewasa.

Salah satu yg kita dapat gali dari Siroh Nabawiyah ketika Nabi saw berusia 8-10 tahun adalah melakukan perjalanan jauh berdagang ke Syam bersama Pamannya. Dunia luar membuka cakrawala.... Nabi saw menyaksikan beragam suku bangsa bertemu di Syam, melihat bagaimana nasib pedangan yg jujur dan pedangang yg curang.

Silahkan dieksplorasi cara2 utk INSiDE OUT semua fitrah2 baik yg ada dalam diri anak kita....

3. Fitrah Bakat
Fitrah bakat yang dimaksud adalah potensi keunikan terkait personality yang merupakan bawaan lahir. Orang menyebutnya bakat, talent, strength, grit dll. Setiap bayi adalah unik, dan keunikannya adalah keistimewaannya yang bila dikembangkan akan menjadi peran peradabannya, misi spesifiknya sbg khalifah. Tidak ada bayi yang lahir tanpa bakat dan keunikan. Inilah sesungguhnya panggilan hidup yang sudah Allah rancang. Nampak pada sifat2 dominannya sejak kecil misalnya suka memimpin, suka mengatur, suka guyub, suka meneliti, suka berfikir, suka mengait2kan, suka curigaan atau waspada dll. Maka amatilah, catatlah, fokus dan konsisten menumbuhkannya.

4. Fitrah Perkembangan terkait dengan tahapan usia. 
Ada cara dan metode yang berbeda untuk tiap tahap usia dan tiap jenis fitrah.
Dasar pemahaman adanya fitrah perkembangan :
- Bahwa segala sesuatu di muka bumi dan di alam semesta memiliki sunnatullah perkembangan terkait waktu dan tahapan. Fitrah adalah ibarat benih, maka punya tahapan merawat dan menumbuhkannya.
- Bahwa fitrah perkembangan punya tahun2 perkembangan manusia, yang sepenuhnya mengambil dari tahun2 yang disebut dalam alQuran maupun alHadits, yaitu 2,7,10 dan 14-15. Dimana 14-15 adalah batas antara anak dan bukan anak, antara bukan mukalaf dan mukalaf, antara tidak wajib memikul beban syariah dan wajib memikul beban syariah, antara pedagogi dan andragogi
- Bahwa semua tahapan adalah Golden Age dalam pandangan Islam, asal memahami pada tahapan apa, fitrah apa, akan mengalami puncaknya dengan cara bagaimana.

Tanya-Jawab:

1⃣ bunda Prita-Jaksel
Assalamu'alaikum Wr Wb,
Ini pertanyaannya ya, maaf agak panjang, ada pengantar dl spy lbh jelas, terima kasih
Teman anak saya disekolah - kelas 5 sd baru mendapat hukuman skors dari sekolah karena membawa rokok elektrik ke sekolah dan mempengaruhi beberapa teman dikelas. Sudah cukup lama anak ini #sorry to say# bisa diberi label trouble maker lah. 
   Apa yang bisa kita lakukan atau minimal pihak wali kelas lakukan-untuk merespon hal ini? Karena tentu saja anak bermasalah - pertama kali adalah melakukan introspeksi diri bagi ortunya dlm mendidik anak selama ini-dan ini sebuah peer besar masing2 keluarga tentunya. Sebagai 'pihak luar' lah istilahnya ustadz, apa yang bisa kita lakukan (selain nasihat yang pasti sudah terlalu sering diberikan)
Jazakallah khairan katsir

Harry Santosa: 
1⃣bunda Prita yang baik,
Dalam banyak kasus kenakalan remaja, seringkali kita hanya melihat di permukaan, kemudian mencoba menyelesaikan masalah dari kacamata kita. Walhasil, malah semakin memperburuk keadaan. Apalagi ada stigma yang disematkan seperti "the trouble maker" dsbnya. Anak yang dianggap demikian oleh sekolah dan guru, akan semakin mengokohkan dirinya. Orangtuanya tentu juga bukan akan semakin baik mendidiknya karena tekanan berbagai pihak. Kita juga kadang hanya mendengar dari sepihak lalu ikut ikutan mengecamnya.
Saya membaca banyak masalah kenakalan remaja bisa selesai dengan hal hal yang sederhana.
1. Sekolah dan komunitas berhenti memberi stigma, ini melukai konsep diri dan fitrahnya. Bayangkan jika ini terjadi pada anak kita, dan ingat bahwa tiada anak yang berdoa agar dilahirkan jahat.
2. Ada tim yang ditunjuk untuk menggali masalahnya lebih dalam, terus begitu sampai ketemu akar masalahnya. Galilah dengan emphaty termasuk apa yang dirasakan, apa yang dicita2kan dll.
3. Carilah idea2 yang berpusat pada kebutuhan (needs) anak itu yang digali dari no,2, bukan pada nafsu membereskan, mengatasi, mengendalikan dsbnya anak itu.
Contoh, teman saya Genne Netto, seorang mualaf pernah bercerita ketika praktek mengajar di Australia, ada anak yang disebut "trouble maker", semua ortu dan guru nampaknya bersepakat memberi stigma ini dan tidak ada upaya menggali masalah. Semua guru malas masuk kelasnya karena pasti ada saja keonaran yang dibuat. Skor adalah langganan sehari2. Menasehati tentu tidak cukup menyelesaikan masalah. Akhirnya Genne, mengajaknya bicara dari hati ke hati, tanpa menggurui, tanpa menasehati, hanya emphaty 1000%. Menanyakan masalahnya, cita citanya dll. Awalnya anak ini curiga dan tidak mau bicara, dia merasa semua orang memusuhi dan mengecapnya nakal. Akhirnya, setelah merasa dekat anak itu mau bicara, dia mengatakan ayahnya suka memukul dan cita2nya ingin jadi pilot. Oleh Genne, kemudian diajak jalan2 ke temannya seorang pilot. Mereka mempelajari dengan menyenangkan dunia pilot di bandara. Hanya dalam waktu 2 pekan, anak itu berubah drastis dan fokus pada cita2nya untuk menjadi pilot, rasa percaya dirinya tumbuh, yakin pada masa depannya, sibuk dengan cahayanya.
Referensi kisah lengkapnya silahkan di https://www.facebook.com/groups/millennial/permalink/557297064351893/ ✅

2⃣ Bunda Riny
Assalamu'alaikum Alhamdulillah akhirnya bisa jg bertanya...kamrin2 bayk nyimak saya...soalnya pertanyaan teman2 sdh bisa mwakili jg..
Alhamdulillah ank2 sejak usia 5tahun udah bisa sholat 5wktu...skrg mrk udah usia 9 dan 7tahun..dan sholat tdk lagi jadi beban buat merka..tnpa dsuruh asal dgr adzan lgsung sholat..cuma subuh yg kadang masih dbangunin.
Nah diusia mrk yg sekarng ini yg lagi senangnya main..berteman..kdng yg susah dkontrol um...ank kami satu laki satu cewk..dan karakter mrk jauuh berbeda...yg laki lbih byk main tapi tdk mninggalkan sholatnya..teman2nya bayk um..walaupun sambil ngaji atau belajarpun teman2nya pada datng kerumah memanggil tuk main..akhirnya konsentrasinya buyar...dan kami tdk ingin mnyinggung ank2...soalnya kami smua tetangaan dekat.. gimana cara mngatasi hal trsebut
Dan apakah ank laki diumur bgtu bakatnya udah bisa klihatan?? 
Jazaakallah ustd Harry
Afwan🙏🙏

Harry Santosa: 
2⃣bunda Riny yang baik,
Berikanlah hak anak untuk bersosial dan bermain. Sesungguhnya bermain adalah proses belajar yang dilakukan dengan menyenangkan dan tidak terasa. Belajar bukan hanya tentang matematika dan ipa, atau ips dan bahasa, tetapi juga kecakapan hidup melalui interaksi dengan teman juga bagian dari menumbuhkan fitrah termasuk fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah sosialnya.
Yang perlu bunda ingatkan dan latih adalah self organize, bagaimana ananda mengatur dirinya dengan baik, tentu diberi kepercayaan, diberi kesempatan untuk memilih dan mengambil keputusan serta mempertanggungjawabkan kesalahannya, dll. Jangan banyak menekan apalagi iming2 reward & ancaman punishment. Bangunlah kesadarannya akan tanggungjawab, lewat tugas tugas yang sesuai bakatnya. Ini sekaligus mengenali dan menguji apakah itu bakatnya. Misalnya jika sifatnya suka mengatur atau memimpin, jadikanlah pimpro untuk program beres2 rumah. Kalau nanti terlihat bosan dan nampak tidak nyaman berarti bukan bakatnya. 
Bakat dalam arti sifat misalnya suka mengatur, suka kebersihan, suka sensitif, suka berfikir, suka waspada, suka peduli dll biasanya terlihat sejak kecil, walau beberapa anak sulit terlihat. 
Di usia 7-10 biasanya sifat ini akan jadi aktifitas, maka perbanyaklah aktifitas yang relevan, karena tidak semua aktifitas yg relevan dengan sifat disukai. Jika sifatnya suka mengatur, maka aktifitasnya bisa beragam, misalnya suka mengatur mesin, mengatur ruangan, mengatur orang, mengatur file dll. Maka sibukan energinya dengan potensinya itu, fasilitasi dengan banyak aktifitas relevan, jangan terlalu fokus pada akademis semata dan kemudian amati mana aktifitas yg paling disukai.. Nanti di usia 10 keatas barulah dikembangkan menjadi peran. Bisa jadi peran ini tdk ada hari ini, hanya ada di zamannya kelak. Yang penting konsisten dan disiplin dengan kesadaran✅

3⃣ Assalamualaikum  sy Syamsul dari Mataram, titip pertanyaan:                1. Usia 14-15 tahun dikatakan dalam sebagai usia remaja: labil dan masa pencarian jati diri?
2. Saya gunakan sticker dan aneka reward dalam usaha pembiasaan ibadah sholat dan baca Al-Qur'an....tapi kemudian ada pendapat yg katakan bahwa aneka bentuk reward ada dampak negatifnya juga. Jadi bagaimana sebenarnya upaya ortu dlm hal ini, dalam pandangan agama?

Harry Santosa: 
3⃣ayah Syamsul yang baik dari Mataram,
1. Istilah remaja atau adolescene atau teenagers, tidak pernah dikenal dalam Islam, maupun agama Yahudi dan suku2 bangsa di dunia sampai abad 20. Remaja adalah ciptaan revolusi industri untuk melambatkan arus supply tenaga kerja dan penciptaan kelas konsumtif. Masa ini sengaja dibuat labil sehingga pilihannya hanya 2, yaitu menjadi robot atau bekerja asal kerja, kuliah asal kuliah atau menjadi sampah.
Bakat dan akhlak sama sekali tidak pernah disiapkan untuk menjemput aqilbaligh. Maka lahirlah generasi galau dan kacau, lalai dan alai karena mereka sama sekali tdk dipersiapkan untuk dewasa dan bahagia menjadi dirinya sendiri, hanya digegas dan dicetak dan diseragamkan di sekolah agar diserap ke kampus kampus dan pabrik pabrik tanpa bisa memilih mereka mau menjadi apa, kecuali dorongan materi dan ekonomi. 
Maka bantulah generasi "galau" ini untuk mandiri dan mampu memikul beban syariah dengan akhlak dan fitrah bakatnya serta fitrah lainnya. Bukan salah mereka, ini salah kita yang terus membocahkan mereka sampai usia 25 tahun.
2. Goody for Good, memang buruk, sama seperti hukuman karena anak akan berhenti berbuat good kalau tidak ada lagi goody. Berhenti berbuat baik kalau tidak ada hukuman. Ingat bahwa kita sedang mendidik, sedang membangun kesadaran yang tinggi bukan manipulasi motivasi.
Dalam Islam ada pahala dan dosa, ada hukuman dan hadiah, itu benar, tetapi itu bukan dalam proses pendidikan, utk memaksa atau mengintervensi agar anak mau berbuat atau beramal. Ancaman pahala dan dosa buat orang dewasa yang masih lalai. Anak anak sejak kecil dalam berbuat dan beramal harus dilandasi kesadaran, keridhaan dan kecintaan pada Allah sehingga akan berlangsung abadi bukan selama hanya ada hadiah dan ada hukuman saja✅

4⃣ Anak sy tahun ini memasuki tahap 7/8-10 th.
Belum sy ajari calistung (termasuk hijaiyah) krn sy melihat blm ada minat krn sempat sy paksa bljr membaca di usia dini & agak trauma, blm semangat ke masjid krn sering dicap trouble maker krn berisik di masjid.
Mohon saran bagaimana recovery imaji-nya ustadz..
Syukron..

4⃣bunda/ayah ....
Usia 7 tahun, memang harus bersiap untuk menerima perintah sholat sebagai sesuatu yang menyenangkan. Sama halnya dengan fitrah belajar juga akan mengalami puncaknya di usia 7-10 tahun. 
Maka bunda tidak perlu panik, framework yang dibuat adalah framework ideal, jadi yang penting sesuai dengan kondisi anak, tidak terlalu cepat namun juga tidak terlalu lambat. 
Dari cerita bunda, nampak ananda mengalami dua trauma (mungkin tidak berat), yaitu malas ke masjid karena dianggap trouble maker dan malas belajar karena terlalu dipaksa.
Saran saya bunda kenali keunikannya dan minatnya, misalnya dia suka memasak atau suka memancing, mulailah dari apa yang dia suka sepanjang aktifitas produktif ya. Ajak dia kepada apa yang dia suka, namun sebelumnya bunda jangan malu untuk memeluk dan meminta maaf. katakan dengan tulus bunda akan membantunya belajar seru dan mengenal Allah dengan seru. Selama menemani aktifitas yang dia suka, coba bunda bangkitkan imaji2 positifnya ttg Allah, sampaikan betapa baiknya Allah dstnya. Juga bunda beri inspirasi dan idea menantang untuk belajar yang relevan dengan minatnya. Ingat kungfu panda kan? Ya belajar kungfu menggunakan bakpao, kesukaannya Po😊.

🌻🌻🌻🌻🌻

0 comments:

Post a Comment