Resume Kulwap Grup Matrikulasi 1
Materi Pokok 10: Teknik Pendidikan Aqil Baligh 15 thn >
4 Mei 2016 pukul 19.30 -21.00 WIB
PROLOG
Tema aktivitas anak-anak di usia 15 th > ini adalah KAYA KEGIATAN. Perbanyak aktivitas anak-anak yg mereka bener-bener merasa enjoy. Di usia ini anak-anak diajarkan unt tuntas melakukan pilihan kegiatannya. Apa yg sdh dipilih harus diselesaikan. Tidak boleh setengah-setengah. Perkara nanti mau ganti aktivitas yg lain silakan, syaratnya yg pertama harus selesai. It's nice to do what you love, but the secret of life is to love what you do.
Dari sisi visi dan misi hidup, anak-anak aqil baligh sudah menemukan potensi dirinya dan mampu mengembangkan potensi diri, potensi alam dan potensi zaman. Uruan Iman, Adab, Akhlak dan Bicara sudah tidak di mulai dari awal. Anak-anak yang sudah masuk aqil baligh ini tinggal mengimplementasikan ke 4 hal tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Karena anak-anak aqil baligh ini sudah harus mengusung visi peradaban. Anak aqil baligh ini sudah harus melatih kemampuan mengadabkan manusia, mampu mengadabkan alam, zaman, dan memiliki akhlak mulia. Karena misi kehidupan para aqil baligh tidak akan jauh dari misi hidup Rasulullah yaitu menyempurnakan akhlak manusia. Maka mereka akan memiliki peran peradaban:
1. Sebagai khalifah fil Ardh
2. Mampu memikul kewajiban syar’i secara individu dan social
3. Menjadi muzakki
Di usia aqil baligh para alim ulama sepakat bahwa apabila kita masih menyediakan segala keperluan pribadi anak, termasuk kebuthan dasarnya, maka sifatnya bukan wajib melainkan sedekah. Anak-anak sering diajak melihat case case kehidupan di sekitarnya, kemudian menjadi problem solving. Contohnya: kemacetan di Bandung, challenge: andaikan kamu yang pegang Bandung, apa yang akan kamu lakukan? Kemudian di break down dengan langkah kecil ang bias dia lakukan sekarang. Lama-lama anak akan jadi project based talent leader.
Di titik ini anak sudah dibekali ilmu ikhtiar dan rizqi, sehingga saat 15 tahun ke atas anak paham bahwa bukan tugas kita mengkhawatirkan rizqi, melainkan menyiapkan jawaban “dari mana” dan “untuk apa” atas tiap karunia. Ikhtiar itu bagian dari ibadah, sedangkan rizqi itu urusan Allah. Ikhtiar itu laku perbuatan yang harus dilakukan sungguh-sungguh, rizqi itu kejutan dari-Nya.
Semakin dini kita persiapkan pendidikan berbasis potensi dan akhlak kepada anak-anak kita, maka semakin cepat anak-anak “terpanggil” dalam menunaikan ibadah syar’I termasuk diantaranya haji dan nikah di usia muda. Karena prinsipnya bukan orang yang “mampu” yang akan dipanggil oleh Allah SWT, melainkan Allah akan “memampukan” orang yang terpanggil.
➡🙋SESI TANYABJAWAB DAN DISKUSI🙋⬅
1⃣
1. Dalam konsep HE pembangkitan semua fitrah sudah harus tuntas di usia 15 th. Lalu bagaimana sekarang banyak anak sudah baligh di usia kurang dari 15th?
2. Bagaimana pendampingan pada anak2 yg sudah baligh namun blm aqil. Seperti yg banyak sy jumpai anak2 usia SMP saat ini yg kesadaran untuk sholat blm tumbuh. Gairah belajarnya pun tidak ada? (Posisi sy bukan ortu nanum saudara)
Jazakumulloh
Yani Wonosobo
1⃣bunda Yani yang baik di Wonosobo,
1. Usia 15 adalah usia ideal rata rata tercapai aqil dan baligh. Lebih ideal lagi adalah ketika baligh (dewasa biologis) di usia 10-11 maka pada saat yang sama juga aqil (dewasa spiritual, sosial, finansial dstny), Masalah pemuda adalah karena terlalu lamanya transisi dari masa anak ke masa pemuda. Masa transisi inilah yang disebut remaja, sebuah masa dimana sudah baligh namun belum aqil. Maka upaya kita, adalah agar anak jangan terlalu cepat baligh (biasanya karena over gizi dan rangsangan film/gadget) dan jangan terlalu lambat aqil (karena sistem pendidikan yang membocahkan). Masa transisi berkepanjangan atau remaja inilah yang tidak pernah dikenal dunia maupun syariat Islam kecuali di abad 21 sebagai rekayasa sistem modernisme dan persekolahan modern yang memperlambat kedewasaan aqil.
2. Cara terbaik adalah jangan ikuti sistem, jangan berfikir anak anak kita akan jadi pemuda atau aqil dengan ukuran2 yg tidak semestinya. misalnya disebut dewasa kalau sudah selesai sarjana, sudah bekerja dstnya.
Ukuran dewasa dalam Islam adalah ketika baligh dan aqil dicapai bersamaan. Pandnglah dan perlakukanlah anak anak kita yang sudah berusia di atas14 tahun sebagai pemuda, atau bukan anak anak lagi..
Beri mereka peran peran orang dewasa dalam pentas sosial, berhenti menyebut mereka anak anak, fasilitasi bakatnya dengan sungguh2 agar mereka merasa eksis dan punya karya manfaat. Anak anak remaja yang tidak disibukkan dengan bakatnya dan akhlaknya di sosial akan rentan terkena berbagai penyakit fisik dan sosial. ✅
2⃣ Bagaimana penyadaran utk kasus demikian banyak siswa di sekolah swasta unggulan di kota kecil. Mayoritas siswa tidak tuntas pendidikan fitrahnya, sehingga banyak yg terjangkit virus pornografi, seks bebas, narkoba, juga tidak kenal jati diri. Apakah mungkin bs dilakukan pelatihan bertahap? Atau hrs konseling satu persatu? Kebanyakan juga org tuanya krg kesadaran makna pendidikan. Sekolah ini levelnya SMP.
Bunda Qonita, Sangatta
2⃣bunda Qonita yang baik di Sangatta,
Anak anak yang terpapar pornografi maupun narkoba maupun LGBT atau penyimpangan fitrah lainnya, maka pertama harus diklasifikasi menurut derajat kerusakan dan jenis fitrah yang menyimpang apa saja.
Yang kedua jika derajat kerusakannya parah, maka harus ada terapi holistik baik agama, sosial maupun perawatan. Istilahnya dinormalisasi dahulu.
Tetapi jika derajat kerusakannya biasa, maka proses pndidikan fitrah harus diulang kembali sesuai framework pendidikan berbasis fitrah secara konsisten.
Kalau sudah "normal" kembali maka baru bisa fokus menguatkan dan menumbuhkan kembali firahnya baik mentoring maupun coaching dsbnya✅
3⃣ Salam peradaban ustad Harry...
Pertanyaan dari saya adalah bagaimana jika anak yang sudah baligh belum terpacu untuk ikhtiar mencari rezeqi, belum mampu memikul beban syar'i secara individu dan social..
Sebagai orangtua pada saat anak seperti itu sudah bolehkan kami melepas anak untuk berguru pada maestro atau "mempesantrenkan" anak tersebut...
Matur thankq Ustad Harry atas jawabannya🙏
Bunda Noni, Tangerang
3⃣bunda Noni di Tangerang yang baik,
Diantara syarat mutlak melepas anak dari rumah adalah jika anak sudah ready for "aqilbaligh". Jika sudah baligh (dewasa biologis) tetapi ternyata belum aqil (belum punya tanggungjawab sosial, finansial, seksual dan spiritual), maka berarti belum aqilbaligh readiness. Dalam kondisi seperti itu maka melepasnya sama juga membuatnya semakin menyimpang.
Maka saran saya buatlah crass program, dalam setahun untuk upgrade semua fitrahnya, misalnya memberinya keteladanan yang lebih baik untuk fitrah imannya, memfasilitasi terlibat dalam komunitas anak muda yang mandiri dalam berbisnis, yang relevan dengan fitrah bakatnya dstnya.
Boleh juga diantarkan ke maestro namun pastikan maestronya bisa memberikan semua yang dibutuhkan anak untuk mendewasakan dirinya. ✅
4⃣ Asslkm, ingin bertny ttg materi FBE ke 10
Bagaimana cara menyadarkan anak yg sdh hampir baligh (12 th) , tp belum menyadari eksistensi dan tanggung jwbnya sbg pemuda. Jangan kan berpikir mengusung visi peradaban, menyadari kebthan pribadi dan mengemukakan pemikirannya sendiri pun masih kesulitan. Tp alhamdulillah sholat sdh 5 waktu ( kdg di ingatkan jg), walo ngajinya jarang sekali. Anak laki2 tsbut normal dan sehat, IQ bagus. Tp mental dan nalarnya sptnya tdk terkelola optimal oleh ortunya. Ibu anak tersebut sdh menyadari dan siap utk melakukan perbaikan, namun si ayah sebaliknya, defensif dan berkata bhw itu masih wajar.
1. Bagaimana memperbaiki keadaan rumit ini ustad? krn ada 2 org yg hrs disadarkan, ayah nya dan anaknya.
2. Dan tahapannya apa saja? Ayah dulu atau anak dulu.
Fulan, Kota xyz
Ini pertanyaannya mirip juga
Kl anak laki usia 15 th alhamdulillah sholat 5 waktu terjg sll dimasjid,,tp kadang masih suka "semau gue"...yg kadang kl ada mslh blm bs/ tau cara ngadepinnya... Penerapan disiplin yg bagaimana utk anak usia baligh...trmksh
Dari bunda Aji Semarang
4⃣Fulan yang baik di kota xyz
Yang pertama, Tentu visi peradaban ini dimulai dari sang ayah, dan sudah dipaparkan (istilah fatheringnya dinarasikan dengan baik) oleh ayahnya jauh sebelum anak mencapai aqilbaligh, misalnya ketika pertama disampaikan perintah sholat di usia 7 tahun. Visi peradaban sang ayah ini secara narasi disampaikan terus menerus dan ditunjukkan dalam perencanaan pendidikan. Fungsi ayah adalah find the way, lead the way dan show the way. Tiap hari mengkomunikasikan the way ini pada anak dan istrinya.
Jadi tidak adil jika menyalahkan anaknya. Ini juga menjadi hikmah bagi kita, bahwa visi dan misi serta nilai yang diusung keluarga dalam kaitannya dengan peran peradaban harus ditemukan, direncanakan dan disuarakan sejak lama lalu diturunkan dalam program mendidik anak anak di rumah. Jadi ayah dulu ya yang dirubah paradigmanya. Banyak ayah juga yang menganggap kedewasaan akan datang sendiri jika sudah selesai kuliah, jadi didiknya nanti2 saja.
Yang kedua, usia 12 tahun ini masuk dalam tahap pendidikan pre aqilbaligh tahap akhir, sebelum mencapai aqilbaligh di usia 14-15 tahun, begitu idealnya. Di tahap usia ini, anak anak sesungguhnya sudah hampir bukan anak anak lagi, mereka nyaris dewasa. Cirinya sangat tidak suka diatur, mulai semau gue menunjukkan eksistensi galaunya, mulai lebih sering nongkrong dengan teman2nya dstnya.
Itu semua sesungguhnya wajar, karena tidak ada orang dewasa yang suka diatur, semua orang dewasa mau dihargai dan eksis, semua orang dewasa punya "geng" yang menjadi identitas kebanggaannya.
Coba mulai pandang dari sisi kewajaran ini sebelum menjudgment anak kita tidak mau disiplin, susah diatur, dll
Yang ketiga, rancanglah pendidikan aqilbaligh untuk anak anak kita yang sudah berusia antara 11-17 tahun, dengan baik dan sungguh sungguh, disamping berdoa untuk kebaikannya tanpa bosan tentunya, karena semua atas izin dan perkenan Allah. Fasilitasi fitrah bakatnya dengan banyak magang yang relevan hingga punya karya, fasilitasi fitrah imannya dengan banyak aktif pada kegiatan dakwah hingga gairahnya imannya menjadi akhlak mulia, temani fitrah seksualitasnya agar makhir menjalani peran kelelakian dan keayahan yang utuh bagi anak lelaki, sebaliknya juga bagi anak perempuan dstnya.
Ketahuilah bahwa jika kita fokus pada cahaya anak anak kita untuk dikembangkan maka semua yang kita sebut dengan moralitas seperti disiplin, tekun, dll akan datang sendiri.
4⃣Jika ayah diam saja, tentu harus di takeover oleh kakek atau pamannya. Jika tidak ada, maka ibunya dan komunitas ✅
5⃣ Assalamu'alaikum ..., Bunda ... Saya ikut nimbrung untuk pertanyaan yaa ...
Bagaimanakah tentang kasus penanganan bagi anak yang sejak dini belum mendapatkan bekal-bekal fitrah dari orang tuanya. Adakah pemadatan yang bisa dilakukan, untuk kemudian anak tersebut bisa mengikuti alur pembekalan dari nol, sehingga kesadaran akan fitrahnya sebenar menjadikan manfaat. Kira-kira langkahnya bisa dimulai dari mana, supaya tidak terjadi pemberontakan.
Terima kasih.
Wahyu Indah_ Kendal.
5⃣bunda Wahyu Indah yang baik di Kendal,
Prosesnya diulang namun lebih intens, istilahnya bukan pemadatan tetapi penyadaran dan pembangkitan kembali fitrah yang menyimpang atau tertutupi. Untuk di atas 10 tahun, prosesnya diulang dengan peran2 keteladanan yang lebih banyak dari luar rumah. Jadilah beberapa peran sekaligus, baik sebagai fasilitator, guide, mentor maupun coach dan untuk di atas 14 tahun jadilah juga partner baginya. ✅
_______________😀😄________________😄😊_____________
Semoga Bermanfaat...
Selamat menjadi bagian dari arsitek peradaban😊😊






0 comments:
Post a Comment