Resume Kulwapp Materi Pokok 9
Grup HebAT Matrikulasi 1
Selasa, 26 April 2016
Konsep Pendidikan Aqil Baligh 15 thn>
Penulis Materi : Septi Peni W
SME : Harry Santosa
Host : Zahara NMH
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱
Tema aktivitas anak-anak di usia 15 th > ini adalah KAYA KEGIATAN
Perbanyak aktivitas anak-anak yg mereka bener-bener merasa enjoy. Di usia ini anak-anak diajarkan untuk tuntas melakukan pilihan kegiatannya. Apa yg sdh dipilih harus diselesaikan. Tidak boleh setengah-setengah. Perkara nanti mau ganti aktivitas yg lain silakan, syaratnya yg pertama harus selesai. It's nice to do what you love, but the secret of life is to love what you do.
Kalimat itu yg sering kami (saya dan suami) sampaikan ke anak2 yg sdh usia 15 th>. Kemudian untuk fitrah keimanan, anak2 usia 15 th> sudah menjalankan perannya sbg khalifah fil ardl. Mereka sudah mampu memikul kewajiban syariah secara individual dan sosial (masa taklif). Penanaman iman-akhlak-adab dan bicara sudah harus matang tertanam di diri anak-anak.
Bagaimana dengan fitrah belajarnya? Anak-anak usia 15 th> sudah harus bisa mengimplementasikan ilmu yg dia dapat untuk kemaslahatan dirinya, keluarga dan umat. Sehingga bekal ilmu yg bermanfaat akan makin dia cari dengan motivasi internal, bukan lagi eksternal motivation.
Perkuat terus Intellectual Curiosity, Creative Imagination, Art of discovery and invention, Noble Attitude (I CAN)
Fitrah Bakat
Anak-anak di usia 15 th> seharusnya sudah menemukan passionnya, mereka akan mengembangkañ diri + passionnya bersama dengan para mentor / chaperon sesuai dengan bidang keahliannya. Anak2 di usia ini sdh memiliki "ayah dan ibu" yang banyak disamping kita sbg ayah ibu biologisnya. Sehingga aktivitas anak2 sdh masuk ranah enjoy, easy, excellent dan earn.
Fitrah Perkembangan
Anak-anak sudah tumbuh dengan berbagai aktivitas fisik (kl mungkin yg disunahkan Rasul). Menjaga tubuhnya ala Rasul (makan cara rasul, tidur cara rasul, pengobatan cara rasul)
==================================================================================
Wa'alaykumusalaamwrwb, alhamdulillah, apakabar bunda Zahara dan teman teman ayahbunda HEbAT? 😊🙏 sungguh keistimewaan untuk belajar bersama ayahbunda malam ini, semoga Allah berikan keberkahan dan kekuatan untuk menerima kebenaran dan dimudahkan menjalaninya.
Sebagai pengantar saya hanya ingin menyampaikan sedikit, bahwa anak usia di atas 14-15 tahun, sesungguhnya bukan anak anak lagi, mereka telah menjadi dewasa sempurna apabila pendidikannya benar dan tepat. Menjadi baligh (dewasa biologis) adalah keniscayaan, tetapi menjadi aqil (dewasa psikologis, spiritual, sosial, finansial dll) adalah tergantung pendidikan. Dan Syariah meminta kita agar aqil dan baligh tidak terlalu senjang, maka dirangkai menjadi aqilbaligh. Saat itu selesailah masa mendidik anak. Mereka anak anak kita, kini bukan anak, mereka telah setara dengan kita dalam syariah, ibadah, nafkah, jihad dstnya.
Barangkali kini anak kita masih kecil, kita kurang tertarik mengikuti kuliahnya, tetapi inilah akhir pendidikan kita, kita harus punya pandangan akhir seperti apa kelak anak anak kita menjadi. Kita harus punya big picture, gambar besar dimana anak anak kita akan menjalani perannya kelak sebagai hasil pendidikan. Problematika yang terjadi pada masa dewasa, adalah akubat kelalaian pada masa sebelumnya. Karenanya mari Start from the End. Jangan selalu disibukkan di masa kini sehingga tidak punya wawasan masa depan. Mendidik anak bukanlah menyiapkan mereka jadi sarjana, lalu bekerja dan menikah, tetapi bagaimana fitrah mereka tumbuh paripurna dan menjadi peran peradaban terbaik dengan akhlak mulia ketika aqilbaligh ✅
Tanya Jawab
1⃣ Rahmat, Bekasi
Assalamu 'alaikum. Saya guru SMK. Usia siswa rata2 sdh diatas 15 th. Banyak ditemukan yg malas belajar. Lemah konsep dirinya. Masuk jurusan yg tdk sesuai dg keinginannya tp ga ada pilihan selain menjalankannya. seadanya aja mereka belajar, tanpa passion. Mungkin ini buah dari ortunya yg kurang ilmu. Bagaimana pendekatan yg tepat harus dilakukan kpd siswa spt itu dg keterbataaan waktu pertemuan yg hanya dikelas saja. Terima kasih.
1⃣ayah Rahmat yang baik,
Kasus demikian umum terjadi dan sangat mengkhawatirkan. Penyebabnya adalah sistem pendidikan sesungguhnya sangat sedikit memperhatikan aspek fitrah, terutama fitrah bakat maupun fitrah perkembangan. Banyak sekolah yang hanya punya "wacana prestasi akademis" untuk menggegas dan memacu siswanya untuk pandai segala hal. Kenyataannya anak yang diharuskan menguasai segala ternyata tidak menguasai banyak hal bahkan fitrahnya damage, menjadi malas belajar, dan bahkan tidak kenal dirinya (tidak punya konsep diri). Konsep diri yang dikenalkan sekolah cuma dua, yaitu pandai dan bodoh,. atau patuh dan nakal.
Saran saya silahkan terapkan fitrah based education, terutama untuk fitrah bakatnya, karena di usia SMP dan SMA seharusnya fitrah bakat berada pada puncak keemasannya untuk dikembangkan.
Yang harus dilakukan
1. Rubah cara pandang bahwa ada manusia pandai dan bodoh, ada manusia patuh dan nakal, menjadi positif, bahwa semua manusia diciptakan oleh Allah istimewa dengan fitrah keunikannya masing masing.
.2. Petakan bakat tiap anak, gunakan tools untuk membantu. Silahkan menggunakan tes online freewww.temubakat.com gratis. Pulihkan kepercayaan diri mereka, tidak ada manusia yang tidak punya peran istimewa
3. Rancang program afterschool, untuk fokus pada pengembangan bakat dan akhlak. Libatkan jaringan komunitas/klub untuk berbagi dan pemagangan siswa sesuai bakatnya dsbnya.✅
2⃣ Bunda Dita - semarang
Agar anak bs menjadi khalifah fil ardhl di usianya ke 15, apa yg harus orang tua bekali sblm usianya 15?
Kalau dengan menjejalinya dengan hapalan quran dan hadist di sela aktifitasnya apa itu bs mewujudkan itu ? Mohon pencerahannya. Jazaakillah..
2 bunda Dita yang baik di Semarang.
Menjadi Khalifah adalah tujuan penciptaan (the purpose of life), sama dengan Ibadah kepada Allah. Namun untuk mencapai tujuan penciptaan tsb maka seseorang harus memiliki PERAN yang spesifik dan jelas. Peran yang spesifik dan jelas ini secara umum harus memberi manfaat bagi manusia dan rahmat bagi semesta alam. Secara spesifik harus ditemukan dalam fitrah bakat. Tiap manusia pada fitrahnya sudah punya tugas masing masing, itu terinstal dalam fitrah, khususnya fitrah bakat.
Bakat adalah personality productive seseorang, nampak dari sifat2 dominan yang ada dalam dirinya, misalnya suka memimpin, suka mengatur, suka berimajinasi, suka merancang, suka memasak dll.
Jadi tidak bisa dijejalkan semau orangtuanya atau bahkan tidak boleh dimanipulasi untuk kepentingan yang tidak relevan. Fitrah bakat inipun harus dikembangkan paralel dengan fitrah keimanan dan dipandu dengan Kitabullah.
Jika punya bakat hebat dalam menghafal maka fasilitasi agar menjadi hafizh dan jika ditambah bakat keren di analisa dan mengkait2kan informasi maka fasilitasi serius agar menjadi ulama besar. Tetapi jika bakatnya bukan itu, misalnya dagang, sains, dll maka jangan dipaksa. Allah menginginkan anak kita mengenal dirinya dan mencintai Allah, RasulNya dan Kitabullah, lalu menjalani peran spesifik terbaik dengan akhlak termulia.
Menghafal alQuran adalah akhlak mulia, namun menjadi hafizh memerlukan bakat khusus✅
3⃣ Feby-semarang
Bagaimana jika ortu baru sadar akan fitrah2 yang ada sekarang, Lalu sudah kesasar mendidik dan mengarahkan anak ribuan kilometer. Hingga anak aqil baligh nya seperti orang asing di rumah. Apa yang harus dilakukan? Mulai dari mana?
3⃣bunda Feby yang baik di Semarang,
Doakanlah sungguh sungguh agar kembali ke fitrahnya dan ulangi prosesnya. Mengulang proses pernah dibahas di group Jabar✅
Ini jawaban lengkapnya
Framework yang kami buat adalah framework ideal, dalam prakteknya tentu tidak selalu sesuai harapan, baik karena kondisi ekonomi atau lainnya. Setiap jalan baik tentu ada ujiannya masing masing, maka yang dibutuhkan adalah keyakinan dan optimisme yang kuat bagi yang memulainya dan juga bagi yang mengulang prosesnya apabila terlewat. Perbanyaklah doa dan mohonkan bantuan Allah setiap saat, karena pada galibnya Allah memudahkan setiap tugas yang diberikan sampai manusia mengubah dan mempersulitnya karena ketidakyakinan.
Bukankah Rasulullah SAW miskin, yatim dstnya, tetapi Allah sediakan semua jalannya sampai diangkat menjadi Nabi SAW, dan lihat disepanjang jalan ada ujian yang akan membedakan mana yang sungguh sungguh memenuhi panggilan dan mana yang tidak.
Jadi saran saya, secara teknis, prosesnya sebaiknya diulang namun dengan intensitas yang lebih dalam. Bagaimana mengulang prosesnya, mohon perhatikan framwork pendidikan berbasis fitrah ya
Para praktisi dan psikolog menyarankan prosesnya diulang, yaitu sama seperti proses ketika anak anak masih kecil namun lebih intens.
Tentu sebaiknya memahami proses merawat dan menumbuhkan fitrah utk tiap tahap usia.(lihat framwork)
Misalnya sholat, ini terkait dengan fitrah keimanan. Caranya adalah dengan membangkitkan kembali gairah cintanya pda Allah, Rasulnya, dan semua amal kebaikan. Metodenya adalah dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan yang berkesan.
Prakteknya untuk usia pre aqilbaligh adalah diberikan lingkungan di luar rumah yang lebih memberikan keteladanan dan suasana yg berkesan dalam keshalihan. Homestay di keluarga yang shalih dianjurkan oleh Rasulullah SAW termasuk momen ruhiyah yg berkesan mendalam, misalnya pesantren kilat, umroh dll.
Kalau gairah belajar, ini terkait fitrah belajar, metodenya dengan memberi insiprasi dan idea menantang sesuai minatnya. Untuk usia pre aqilbaligh, perlu diberi lingkungan yang seru dan asik dalam belajar dan bernalar sesuai minatnya dan bakatnya.
Kalau bakatnya susah dikenali, maka ini terkait dengan fitrah bakat, bisa jadi egonya ketika kecil belum terpuaskan. Maka prosesnya diulang dg diantarkan kepada aktifitas yang relevan dengan sifat2 dominannya shg kembali bisa mengenali bakatnya. Jika sdh ketemu bakatnya, berikan Maestro sesuai bakatnya, inshaAllah perlahan juga akhlaknya akan membaik bersamaan dengan percaya diri dan eksistensinya. Beri peran2 sosial yg relevan dengan bakatnya agar sibuk dengan aktifitas yg manfaat dan semakin eksis di sosialnya.
Anak anak yg cahaya dirinya melebar karena sibuk dengan sinarnya, tidak akan sempat memberi jalan bagi kegelapan.
Semoga membantu✅
4⃣ Noni, Tangerang
Assalamu'alaikum wr wb...
Apakah anak yang sudah bisa memilih dan menentukan cita2 atau masa depannya mau jadi seperti apa yang diinginkannya berarti anak sudah bisa dibilang faham dengan fitrah bakatnya... bagaimana mempersiapkan "mental" anak jika ternyata tujuan anak tidak tercapai...
Padahal apa yang dikerjakan sekarang sudah menjurus untuk keperluan cita2nya atau masa depannya..
4 bunda Noni yang baik di Tanggerang,
Bakat adalah misi hidup atau peran, dan cita cita adalah visi hidup. Visi hidup adalah bagaimana seseorang melihat apa yang akan dicapainya dalam waktu2 tertentu di depan ketika menjalani perannya.
Jika perannya misalnya menjadi ahli kecantikan maka cita cita adalah misalnya pada tahun sekian belajar kecantikan pada maestro A, tahun berikutnya membuat 2 outlet, 5 tahun kemudian membuat 100 outlet dengan memproduksi alat kosmetik sendiri dstnya.
Jadi cita2 harus selaras dengan peran yang dijalani. Maka jadi salah kaprah kalau cita2 adalah peran, misalnya ingin jadi pilot, jadi ahli kecantikan dll, karena bisa jadi peran anak kita kelak belum ada hari ini, mereka yang menciptakan sendiri perannya.
Jadi sebaiknya anak jangan langsung menuju peran, tetapi lebih baik menyebut aktifitas yang disukai misalnya "saya suka memperbaiki pesawat terbang", "saya suka merias wajah orang orang jadi lebih baik" dll.
Anak anak yang bercita2 ingin menjadi sesuatu peran, belum tentu paham bakat dirinya apa dan belum tentu tahu peran yang dicita2kan itu apa. ✅
5⃣ Nita, Bintaro
Assalamu'alaikum ust harry
Bagaimana tips u ortu dalam mendidik anak remaja, yg kadang suka pengen coba2 sesuatu yg membuat ortu bisa deg deg an... Mungkin mereka hanya pengen coba aja sih, dan kebetulan ortunya yg pengennya anaknya tetap di jalan islam. Gimana caranya y ust, supaya gak sering bentrok, Wassalam
5⃣bunda Nita yang baik di Bintaro,
Pahami bahwa anak remaja adalah pemuda yang hampir dewasa. Sebagai orang yang ha pir dewasa, tentu, yang pertama tidak mau diatur, karena tidak ada satu oramg dewasapun yang mau diatur. Yang kedua, suka ngeluyur dan ngumpul dengan teman2nya, karena sebagai orang yang hampir dewasa, mereka sedang mulai mencari kehidupannya sendiri. Yang ketiga, suka tantangan, karena sebagai orang yang hampir dewasa mereka ingin eksis dalam sosialnya, ingin menunjukkan "siape gue" .
Itu semua wajar dan normal, maka
1. Berhenti menganggap mereka anak anak, rubah cara pandang kita, cara dialog kita dan cara memperlakukan mereka
2. Bangun kedekatan lebih hebat dari sebelumnya, jadilah teman curhat terbaik bagi mereka. Di usia remaja 11-14 tahun, sebaiknya anak lelaki didekatkan ke ibunya, dan anak perempuan di dekatkan ke ayahnya. Jadilah teman setianya yang mau mendengar serius, bukan banyak mengomel.
3. Kenali bakat mereka, dan bantu mengembangkannya agar mereka eksis dan percaya diri. Sibukkan mereka dengan cahayanya. Kegelapan hanya ada ketika tidak ada cahaya.
4. Beri mereka peran2 di sosialnya, misalnya ajak bisnis, ajak jadi pemuda masjid, ajak jadi relawan kemanusiaan, bukakan rekening, kursuskan kemampuan sederhana keuangan dsbnya.
5. Berikan mereka pendamping akhlak dan pendamping bakat yg hebat dan relevan dengan bakatnya
6. Serahkan hasil akhir pada Allah SWT, tetap tenang dan optimis.✅
6⃣Rita, Jabar Raya
Ustadz pernah menyinggung pola komunikasi yg berbeda dg fase sebelumnya. Dari paedagogik mjd adragogik. Mohon penjelasannya untuk hal tersebut Ustadz. Terimakasih.
6⃣bunda Rita yang baik di Jabar Raya,
Sebelum aqil baligh, peran orangtua adalah sebagai fasilitator di usia 3=6, kemudian Guide di usia 7-10. kemudian sebagai Coach/Mentor di usia 11-14 dan ketika anak aqilbaligh sempurna maka peran orangtua sebagai Partner, menjadi mitra sejajar, karena pada kenyataannya anaknya bukan anak anak lagi tetapi sudah menjadi orang dewasa✅
7⃣ Yani
Ustadz Harry, bagaimana cara untuk menjadi coach yg baik bagi anak usia >15 th? Keponakan sy usia > 15 th, belum tumbuh fitrah keimanannya, bagaimana cara untuk recoverynya? sedangkan orang tua si anak acuh cuek
7⃣bunda Yani yang baik.
Mohon lihat jawaban no3⃣ dan no 5⃣ ya ✅
8⃣ Noni,
Ustad Harry Punten mau nanya soal kegiatan CBE..
Apabila kita hendak mengadakan kegiatan bersama apakah bentuk kegiatan anak2 itu harus terbagi2.Jika terbagi2 klasifikasinya berdasarkan apa yaa.. umur, minat bakat, gender, atau lainnya kah. Dan dalam kegiatan ber-CBE hal apakah yang harus diutamakan dalam hal mengembangkan Fitrah anak. Apakah tadi misal berdasarkan umur anak2 usia balita dikuatkan fitrah keimanannya dulu.. atau baiknya bagaimana yaa Ustad... terimakasih.Mohon pencerahannya...
8⃣bunda Noni yang baik, pertanyaan yang bagus untuk CBE
Secara usia kegiatan jelas dibagi, tetapi rentangnya multiage. Usia di bawah 6 tahun, usia 7-10 dan di atas 10 tahun. Untuk orangtua, secara khusus tentu ada acaranya sendiri.
Langkah2nya
1. Pemetaan. Sebelum memulai kegiatan tentu ada pemetaan. Ketika membuat perencanaan maka yang harus dipetakan ada 2 hal, yaitu yang pertama adalah obyek kegiatan, misalnya berenang, atau ke museum atau ke planetarium dll. Yang kedua adalah, anaknya masing2 dipetakan.
Memetakan obyek bisa menggunakan mindmapping, misalnya apa yang akan dikunjungi, proses apa yang akan dijalani selama kunjungan, bagaimana logistiknya, bagaimana transportasinya, bagaimana melibatkan anak dalam memetakan dan membuat perencanaan dstnya.
Memetakan anak, adalah memetakan sifat dan ketertarikannya. Untuk usia di bawah 10 tahun bisa menggunakan emphaty map (apa yang disukai, apa yang dirasakan, apa yang dikatakan, apa yang diinginkan dll) terkait obyek yang akan dikunjungi maupun terkait sifat dan kebutuhannya. Untuk di atas 10 tahun, bisa ditambah dengan talents mapping dan fitrah mapping (pemetaan tiap asepk fitrah untuk tiap anak)
2. Definisikan Kebutuhan. Setelah dipetakan maka akan didapat needs. Maka buatlah daftar kebutuhan dengan mengaitkan pemetaan obyek dan pemetaan anak. Anak yang suka ini akan diberikan kegiatan itu dstnya. Bisa digrouping juga.jika kebutuhan anaknya sama.
3. Ideakan kegiatan seru berdasarkan daftar kebutuhan. Buat beragam idea dan kelompokkan idea sejenis. Idea ini adalah kegiatan kegiatan di lapangan sesuai kebutuhan group maupun individu sesuai dengan setting kunjungan yang dipilih. Pilih idea yang paling keren dan memungkinkan
4. Buat Prototipe scenario kunjungan, mana yang dilakukan per girup dan mana yang dilakukan semuanya, Buat form pengamatan yang diisi orangtua pada saat kegiatan. Buar indikator keberhasilan kegiatan secara kualitatif, apakah anak senang, berbinar2, bergairah, antusias dll
5. Susun menjadi rangkaian kegiatan yang bersambungan dari perencanaan sampai kepada evaluasi. Lalu eksekusi ✅
Terimakasih atas waktu dan perhatian ayah bunda dan rekan penyelenggara kulwap malam ini.
Semoga Allah memudahkan langkah kita menghantarkan anak anak kita menuju peran peradaban terbaik dengan akhlak mulia. Jazakumullah. Saya mohon diri. Waswrwb






0 comments:
Post a Comment