Thursday, May 12, 2016

Resume Konsep Pendidikan Aqil Baligh 15 thn>

Resume Kulwapp Materi Pokok 9

Grup HebAT Matrikulasi 1

Selasa, 26 April 2016

 

Konsep Pendidikan Aqil Baligh 15 thn>

Penulis Materi : Septi Peni W

SME : Harry Santosa

Host : Zahara NMH

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Tema aktivitas anak-anak di usia 15 th > ini adalah KAYA KEGIATAN

Perbanyak aktivitas anak-anak yg mereka bener-bener merasa enjoy. Di usia ini anak-anak diajarkan untuk tuntas melakukan pilihan kegiatannya. Apa yg sdh dipilih harus diselesaikan. Tidak boleh setengah-setengah. Perkara nanti mau ganti aktivitas yg lain silakan, syaratnya yg pertama harus selesai.  It's nice to do what you love, but the secret of life is to love what you do.

Kalimat itu yg sering kami (saya dan suami) sampaikan ke anak2 yg sdh usia 15 th>. Kemudian untuk fitrah keimanan, anak2 usia 15 th> sudah menjalankan perannya sbg khalifah fil ardl. Mereka sudah mampu memikul kewajiban syariah secara individual dan sosial (masa taklif). Penanaman iman-akhlak-adab dan bicara sudah harus matang tertanam di diri anak-anak.

Bagaimana dengan fitrah belajarnya? Anak-anak usia 15 th> sudah harus bisa mengimplementasikan ilmu yg dia dapat untuk kemaslahatan dirinya, keluarga dan umat. Sehingga bekal ilmu yg bermanfaat akan makin dia cari dengan motivasi internal, bukan lagi eksternal motivation.

Perkuat terus Intellectual Curiosity, Creative Imagination, Art of discovery and invention, Noble Attitude (I CAN)

Fitrah Bakat

Anak-anak di usia 15 th> seharusnya sudah menemukan passionnya, mereka akan mengembangkañ diri + passionnya bersama dengan para mentor / chaperon sesuai dengan bidang keahliannya. Anak2 di usia ini sdh memiliki "ayah dan ibu" yang banyak disamping kita sbg ayah ibu biologisnya. Sehingga aktivitas anak2 sdh masuk ranah enjoy, easy, excellent dan earn.

Fitrah Perkembangan

Anak-anak sudah tumbuh dengan berbagai aktivitas fisik (kl mungkin yg disunahkan Rasul). Menjaga tubuhnya ala Rasul (makan cara rasul, tidur cara rasul, pengobatan cara rasul)

==================================================================================

Wa'alaykumusalaamwrwb, alhamdulillah, apakabar bunda Zahara dan teman teman ayahbunda HEbAT? 😊🙏 sungguh keistimewaan untuk belajar bersama ayahbunda malam ini, semoga Allah berikan keberkahan dan kekuatan untuk menerima kebenaran dan dimudahkan menjalaninya.

Sebagai pengantar saya hanya ingin menyampaikan sedikit, bahwa anak usia di atas 14-15  tahun, sesungguhnya bukan anak anak lagi, mereka telah menjadi dewasa sempurna apabila pendidikannya benar dan tepat. Menjadi baligh (dewasa biologis) adalah keniscayaan, tetapi menjadi aqil (dewasa psikologis, spiritual, sosial, finansial dll) adalah tergantung pendidikan. Dan Syariah meminta kita agar aqil dan baligh tidak terlalu senjang, maka dirangkai menjadi aqilbaligh. Saat itu selesailah masa mendidik anak. Mereka anak anak kita, kini bukan anak, mereka telah setara dengan kita dalam syariah, ibadah, nafkah, jihad dstnya.

Barangkali kini anak kita masih kecil, kita kurang tertarik mengikuti kuliahnya, tetapi inilah akhir pendidikan kita, kita harus punya pandangan akhir seperti apa kelak anak anak kita menjadi. Kita harus punya big picture, gambar besar dimana anak anak kita akan menjalani perannya kelak sebagai hasil pendidikan. Problematika yang terjadi pada masa dewasa, adalah akubat kelalaian pada masa sebelumnya. Karenanya mari Start from the End. Jangan selalu disibukkan di masa kini sehingga tidak punya wawasan masa depan. Mendidik anak bukanlah menyiapkan mereka jadi sarjana, lalu bekerja dan menikah, tetapi bagaimana fitrah mereka tumbuh paripurna dan menjadi peran peradaban terbaik dengan akhlak mulia ketika aqilbaligh ✅

Tanya Jawab

1⃣ Rahmat, Bekasi

Assalamu 'alaikum. Saya guru SMK. Usia siswa rata2 sdh diatas 15 th. Banyak ditemukan yg malas belajar. Lemah konsep dirinya. Masuk jurusan yg tdk sesuai dg keinginannya tp ga ada pilihan selain menjalankannya. seadanya aja mereka belajar, tanpa passion. Mungkin ini buah dari ortunya yg kurang ilmu. Bagaimana pendekatan yg tepat harus dilakukan kpd siswa spt itu dg keterbataaan waktu pertemuan yg hanya dikelas saja. Terima kasih.

1⃣ayah Rahmat yang baik,

Kasus demikian umum terjadi dan sangat mengkhawatirkan. Penyebabnya adalah sistem pendidikan sesungguhnya sangat sedikit memperhatikan aspek fitrah, terutama fitrah bakat maupun fitrah perkembangan. Banyak sekolah yang hanya punya "wacana prestasi akademis" untuk menggegas dan memacu siswanya untuk pandai segala hal. Kenyataannya anak yang diharuskan menguasai segala ternyata tidak menguasai banyak hal bahkan fitrahnya damage, menjadi malas belajar, dan bahkan tidak kenal dirinya (tidak punya konsep diri). Konsep diri yang dikenalkan sekolah cuma dua, yaitu pandai dan bodoh,. atau patuh dan nakal.

Saran saya silahkan terapkan fitrah based education, terutama untuk fitrah bakatnya, karena di usia SMP dan SMA seharusnya fitrah bakat berada pada puncak keemasannya untuk dikembangkan.

Yang harus dilakukan

1. Rubah cara pandang bahwa ada manusia pandai dan bodoh, ada manusia patuh dan nakal, menjadi positif, bahwa semua manusia diciptakan oleh Allah istimewa dengan fitrah keunikannya masing masing.

.2. Petakan bakat tiap anak, gunakan tools untuk membantu. Silahkan menggunakan tes online freewww.temubakat.com gratis. Pulihkan kepercayaan diri mereka, tidak ada manusia yang tidak punya peran istimewa

3. Rancang program afterschool, untuk fokus pada pengembangan bakat dan akhlak. Libatkan jaringan komunitas/klub untuk berbagi dan pemagangan siswa sesuai bakatnya dsbnya.✅

2⃣ Bunda Dita - semarang

Agar anak bs menjadi khalifah fil ardhl di usianya ke 15, apa yg harus orang tua bekali sblm usianya 15?

Kalau dengan menjejalinya dengan hapalan quran dan hadist di sela aktifitasnya apa itu bs mewujudkan itu ? Mohon pencerahannya. Jazaakillah..

2 bunda Dita yang baik di Semarang.

Menjadi Khalifah adalah tujuan penciptaan (the purpose of life), sama dengan Ibadah kepada Allah. Namun untuk mencapai tujuan penciptaan tsb maka seseorang harus memiliki PERAN yang spesifik dan jelas. Peran yang spesifik dan jelas ini secara umum harus memberi manfaat bagi manusia dan rahmat bagi semesta alam. Secara spesifik harus ditemukan dalam fitrah bakat. Tiap manusia pada fitrahnya sudah punya tugas masing masing, itu terinstal dalam fitrah, khususnya fitrah bakat.

Bakat adalah personality productive seseorang, nampak dari sifat2 dominan yang ada dalam dirinya, misalnya suka memimpin, suka mengatur, suka berimajinasi, suka merancang, suka memasak dll.

Jadi tidak bisa dijejalkan semau orangtuanya atau bahkan tidak boleh dimanipulasi untuk kepentingan yang tidak relevan. Fitrah bakat inipun harus dikembangkan paralel dengan fitrah keimanan dan dipandu dengan Kitabullah.

Jika punya bakat hebat dalam menghafal maka fasilitasi agar menjadi hafizh dan jika ditambah bakat keren di analisa dan mengkait2kan informasi maka fasilitasi serius agar menjadi ulama besar. Tetapi jika bakatnya bukan itu, misalnya dagang, sains, dll maka  jangan dipaksa. Allah menginginkan anak kita mengenal dirinya dan mencintai Allah, RasulNya dan Kitabullah, lalu menjalani peran spesifik terbaik dengan akhlak termulia.

Menghafal alQuran adalah akhlak mulia, namun menjadi hafizh memerlukan bakat khusus✅

3⃣ Feby-semarang

Bagaimana jika ortu baru sadar akan fitrah2 yang ada sekarang, Lalu sudah kesasar mendidik dan mengarahkan anak ribuan kilometer. Hingga anak aqil baligh nya seperti orang asing di rumah. Apa yang harus dilakukan? Mulai dari mana?

3⃣bunda Feby yang baik di Semarang,

Doakanlah sungguh sungguh agar kembali ke fitrahnya dan ulangi prosesnya. Mengulang proses pernah dibahas di group Jabar✅

Ini jawaban lengkapnya

Framework yang kami buat adalah framework ideal, dalam prakteknya tentu tidak selalu sesuai harapan, baik karena kondisi ekonomi atau lainnya. Setiap jalan baik tentu ada ujiannya masing masing, maka yang dibutuhkan adalah keyakinan dan optimisme yang kuat bagi yang memulainya dan juga bagi yang mengulang prosesnya apabila terlewat. Perbanyaklah doa dan mohonkan bantuan Allah setiap saat, karena pada galibnya Allah memudahkan setiap tugas yang diberikan sampai manusia mengubah dan mempersulitnya karena ketidakyakinan.

Bukankah Rasulullah SAW miskin, yatim dstnya, tetapi Allah sediakan semua jalannya sampai diangkat menjadi Nabi SAW, dan lihat disepanjang jalan ada ujian yang akan membedakan mana yang sungguh sungguh memenuhi panggilan dan mana yang tidak.

Jadi saran saya, secara teknis, prosesnya sebaiknya diulang namun dengan intensitas yang lebih dalam. Bagaimana mengulang prosesnya, mohon perhatikan framwork pendidikan berbasis fitrah ya

Para praktisi dan psikolog menyarankan prosesnya diulang, yaitu sama seperti proses ketika anak anak masih kecil namun lebih intens.

Tentu sebaiknya memahami proses merawat dan menumbuhkan fitrah utk tiap tahap usia.(lihat framwork)

Misalnya sholat, ini terkait dengan fitrah keimanan. Caranya adalah dengan membangkitkan kembali gairah cintanya pda Allah, Rasulnya, dan semua amal kebaikan. Metodenya adalah dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan yang berkesan.

Prakteknya untuk usia pre aqilbaligh adalah diberikan lingkungan di luar rumah yang lebih memberikan keteladanan dan suasana yg berkesan dalam keshalihan. Homestay di keluarga yang shalih dianjurkan oleh Rasulullah SAW termasuk momen ruhiyah yg berkesan mendalam, misalnya pesantren kilat, umroh dll.

Kalau gairah belajar, ini terkait fitrah belajar, metodenya dengan memberi insiprasi dan idea menantang sesuai minatnya. Untuk usia pre aqilbaligh, perlu diberi lingkungan yang seru dan asik dalam belajar dan bernalar sesuai minatnya dan bakatnya.

Kalau bakatnya susah dikenali, maka ini terkait dengan fitrah bakat, bisa jadi egonya ketika kecil belum terpuaskan. Maka prosesnya diulang dg diantarkan kepada aktifitas yang relevan dengan sifat2 dominannya shg kembali bisa mengenali bakatnya. Jika sdh ketemu bakatnya, berikan Maestro sesuai bakatnya, inshaAllah perlahan juga akhlaknya akan membaik bersamaan dengan percaya diri dan eksistensinya. Beri peran2 sosial yg relevan dengan bakatnya agar sibuk dengan aktifitas yg manfaat dan semakin eksis di sosialnya.

Anak anak yg cahaya dirinya melebar karena sibuk dengan sinarnya, tidak akan sempat memberi jalan bagi kegelapan.

Semoga membantu✅

4⃣ Noni, Tangerang

Assalamu'alaikum wr wb...

Apakah anak yang sudah bisa memilih dan menentukan cita2 atau masa depannya mau jadi seperti apa yang diinginkannya berarti anak sudah bisa dibilang faham dengan fitrah bakatnya... bagaimana mempersiapkan "mental" anak jika ternyata tujuan anak tidak tercapai...

Padahal apa yang dikerjakan sekarang sudah menjurus untuk keperluan cita2nya atau masa depannya..

4 bunda Noni yang baik di Tanggerang,

Bakat adalah misi hidup atau peran, dan cita cita adalah visi hidup. Visi hidup adalah bagaimana seseorang melihat apa yang akan dicapainya dalam waktu2 tertentu di depan ketika menjalani perannya.

Jika perannya misalnya menjadi ahli kecantikan  maka cita cita adalah misalnya pada tahun sekian belajar kecantikan pada maestro A, tahun berikutnya membuat 2 outlet, 5 tahun kemudian membuat 100 outlet dengan memproduksi alat kosmetik sendiri dstnya.

Jadi cita2 harus selaras dengan peran yang dijalani. Maka jadi salah kaprah kalau cita2 adalah peran, misalnya ingin jadi pilot, jadi ahli kecantikan dll, karena bisa jadi peran anak kita kelak belum ada hari ini, mereka yang menciptakan sendiri perannya.

Jadi sebaiknya anak jangan langsung menuju peran, tetapi lebih baik menyebut aktifitas yang disukai misalnya "saya suka memperbaiki pesawat terbang", "saya suka merias wajah orang orang jadi lebih baik" dll.

Anak anak yang bercita2 ingin menjadi sesuatu peran, belum tentu paham bakat dirinya apa dan belum tentu tahu peran  yang dicita2kan itu apa. ✅

5⃣ Nita, Bintaro

Assalamu'alaikum ust harry

Bagaimana tips u ortu dalam mendidik anak remaja, yg kadang suka pengen coba2 sesuatu yg membuat ortu bisa deg deg an... Mungkin mereka hanya pengen coba aja sih,  dan kebetulan ortunya yg pengennya anaknya tetap di jalan islam. Gimana caranya y ust,  supaya gak sering bentrok, Wassalam

5⃣bunda Nita yang baik di Bintaro,

Pahami bahwa anak remaja adalah pemuda yang hampir dewasa. Sebagai orang yang ha pir dewasa, tentu, yang pertama tidak mau diatur, karena tidak ada satu oramg dewasapun yang mau diatur. Yang kedua, suka ngeluyur dan ngumpul dengan teman2nya, karena sebagai orang yang hampir dewasa, mereka sedang mulai mencari kehidupannya sendiri. Yang ketiga, suka tantangan, karena sebagai orang yang hampir dewasa mereka ingin eksis dalam sosialnya, ingin menunjukkan "siape gue" .

Itu semua wajar dan normal, maka

1. Berhenti menganggap mereka anak anak, rubah cara pandang kita, cara dialog kita dan cara memperlakukan mereka

2. Bangun kedekatan lebih hebat dari sebelumnya, jadilah teman curhat terbaik bagi mereka. Di usia remaja 11-14 tahun, sebaiknya anak lelaki didekatkan ke ibunya, dan anak perempuan di dekatkan ke ayahnya. Jadilah teman setianya yang mau mendengar serius, bukan banyak mengomel.

3. Kenali bakat mereka, dan bantu mengembangkannya agar mereka eksis dan percaya diri. Sibukkan mereka dengan cahayanya. Kegelapan hanya ada ketika tidak ada cahaya.

4. Beri mereka peran2 di sosialnya, misalnya ajak bisnis, ajak jadi pemuda masjid, ajak jadi relawan kemanusiaan, bukakan rekening, kursuskan kemampuan sederhana keuangan dsbnya.

5. Berikan mereka pendamping akhlak dan pendamping bakat yg hebat dan relevan dengan bakatnya

6. Serahkan hasil akhir pada Allah SWT, tetap tenang dan optimis.✅

6⃣Rita, Jabar Raya

Ustadz pernah menyinggung pola komunikasi yg berbeda dg fase sebelumnya. Dari paedagogik mjd adragogik. Mohon penjelasannya untuk hal tersebut Ustadz. Terimakasih.

6⃣bunda Rita yang baik di Jabar Raya,

Sebelum aqil baligh, peran orangtua adalah sebagai fasilitator di usia 3=6, kemudian Guide di usia 7-10. kemudian sebagai Coach/Mentor di usia 11-14 dan ketika anak aqilbaligh sempurna maka peran orangtua sebagai Partner, menjadi mitra sejajar, karena pada kenyataannya anaknya bukan anak anak lagi tetapi sudah menjadi orang dewasa✅

7⃣ Yani

Ustadz Harry, bagaimana cara untuk menjadi coach yg baik bagi anak usia >15 th? Keponakan sy usia > 15 th, belum tumbuh fitrah keimanannya, bagaimana cara untuk recoverynya? sedangkan orang tua si anak acuh cuek

7⃣bunda Yani yang baik.

Mohon lihat jawaban no3⃣ dan no 5⃣ ya ✅

8⃣ Noni,  

Ustad Harry Punten mau nanya soal kegiatan CBE..

Apabila kita hendak mengadakan kegiatan bersama apakah bentuk kegiatan anak2 itu harus terbagi2.Jika terbagi2 klasifikasinya berdasarkan apa yaa.. umur, minat bakat, gender, atau lainnya kah. Dan dalam kegiatan ber-CBE hal apakah yang harus diutamakan dalam hal mengembangkan Fitrah anak. Apakah tadi misal berdasarkan umur anak2 usia balita dikuatkan fitrah keimanannya dulu.. atau baiknya bagaimana yaa Ustad... terimakasih.Mohon pencerahannya...

8⃣bunda Noni yang baik, pertanyaan yang bagus untuk CBE

Secara usia kegiatan jelas dibagi, tetapi rentangnya multiage. Usia di bawah 6 tahun, usia 7-10 dan di atas 10 tahun. Untuk orangtua, secara khusus tentu ada acaranya sendiri.

Langkah2nya

1. Pemetaan. Sebelum memulai kegiatan tentu ada pemetaan. Ketika membuat perencanaan maka yang harus dipetakan ada 2 hal, yaitu yang pertama adalah obyek kegiatan, misalnya berenang, atau ke museum atau ke planetarium dll. Yang kedua adalah, anaknya masing2 dipetakan.

Memetakan obyek bisa menggunakan mindmapping, misalnya apa yang akan dikunjungi, proses apa yang akan dijalani selama kunjungan, bagaimana logistiknya, bagaimana transportasinya, bagaimana melibatkan anak dalam memetakan dan membuat perencanaan dstnya.

Memetakan anak, adalah memetakan sifat dan ketertarikannya. Untuk usia di bawah 10 tahun bisa menggunakan emphaty map (apa yang disukai, apa yang dirasakan, apa yang dikatakan, apa yang diinginkan dll) terkait obyek yang akan dikunjungi maupun terkait sifat dan kebutuhannya. Untuk di atas 10 tahun, bisa ditambah dengan talents mapping dan fitrah mapping (pemetaan tiap asepk fitrah untuk tiap anak)

2. Definisikan Kebutuhan. Setelah dipetakan maka akan didapat needs. Maka buatlah daftar kebutuhan dengan mengaitkan pemetaan obyek dan pemetaan anak. Anak yang suka ini akan diberikan kegiatan itu dstnya. Bisa digrouping juga.jika kebutuhan anaknya sama.

3. Ideakan kegiatan seru berdasarkan daftar kebutuhan. Buat beragam idea dan kelompokkan idea sejenis. Idea ini adalah kegiatan kegiatan di lapangan sesuai kebutuhan group maupun individu sesuai dengan setting kunjungan yang dipilih. Pilih idea yang paling keren dan memungkinkan

4. Buat Prototipe scenario kunjungan, mana yang dilakukan per girup dan mana yang dilakukan semuanya, Buat form pengamatan yang diisi orangtua pada saat kegiatan. Buar indikator keberhasilan kegiatan secara kualitatif, apakah anak senang, berbinar2, bergairah, antusias dll

5. Susun menjadi rangkaian kegiatan yang bersambungan dari perencanaan sampai kepada evaluasi. Lalu eksekusi ✅

Terimakasih atas waktu dan perhatian ayah bunda dan rekan penyelenggara kulwap malam ini.

Semoga Allah memudahkan langkah kita menghantarkan anak anak kita menuju peran peradaban terbaik dengan akhlak mulia. Jazakumullah. Saya mohon diri. Waswrwb

Resume Teknis Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 Thn

Resume Kulwapps Grup Matrikulasi HEbAT 1
5 April 2016


✨✨✨✨✨✨
Materi Pokok 6
Teknis Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 Thn

🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀

Pemateri: Ustad.Harry Santosa
(Praktisi HE dan Founder grup MLC)

==========================

Menurut pak Prof Daniel Rosyid, inti berumah tangga kan hanya 2, mendidik generasi dan membangun kepemimpinan berbasis potensi atau enterpreneurship bersama (berdakwah, berkomunitas, bersosial bisnis etc). Tanpa dua fungsi sejati itu hidup akan kehilangan gairah. Namun, tidak perlu juga menjadi panik dan tergesa2 atau membuat pacuan kuda. Ustadz saya, ust Adriano menganjurkan Optimistic Parenting. Esensinya mendidik anak perlu rileks namun konsisten, Ithminan namun istiqomah. Sebagaimana sunnatullah, semua ada waktu dan tahapan.

Saya melihat ada periode kritis di usia 8-10. Yg pertama, bhw usia 7 tahun sholat mulai diperintah, dan usia 10 tahun boleh dipukul. Apa maknanya? Ada waktu 2-3 tahun, agar anak berlatih dan membangun kesaadaran shg tdk perlu dipukul krn meninggalkan shalat. Bagaimana membimbing anak-anak untuk dapat mencapai fitrah-fitrah baiknya dalam fase ini?

1. Fitrah Keimanan
Keteladanan dan Membangun Kesadaran

Walau kewajiban Syar'i jatuh ketika aqil baligh, latihan dan pembiasaan dgn cara keteladanan dan membangun kesadaran mesti dimulai sejak 7 tahun, dan 10 adalah titik kritis.

Bila tahap ini gagal, dgn berbagai alasan misalnya dgn pemaksaan, trauma atau pendidikan tdk berhasil membuat terbangun kesadarannya, maka fase berikutnya akan sulit recoverynya. Masa 7/8 - 10 adalah masa transisi awal dari masa ego sentris sebagai anak di usia 0-6, kpd kesadaran awal sbg makhluk Tuhan dan makhluk sosial.

Nah, kembali ke tahap 8-10. Jika imaji ttg sholat dan ibadah2 lainnya sdh "negatif" di usia 0-6 tahun, di usia 7 tahun batas utk memulai kesadaran kembali. Ada waktu 8-10 utk kembali membangun kesadaran positifnya ttg kebenaran. Jadi jangan sampai dipukul. Seingat saya tidak ada satu hadits pun yg menceritakan Rasulullah SAW pernah memukul anak. Nah, sholat adalah contoh. Ada begitu banyak nilai2 kebenaran yg bersemayam dalam fitrah keimanan anak2 kita yg sebaiknya disadarkan.

2. Fitrah Belajar.
Intelektual Curiosity
Intelektual Curiousity adalah salah satu cara utk membangkitkan fitrah belajar. Yg paling efektif adalah experiental learning atau project based learning atau biasa disebut menggali hikmah bersama peristiwa sehari2, atau dari sejarah atau yg ada di alam semesta.

Tidak ada yg kebetulan dari peristiwa sehari2. Beternak kelinci misalnya, bukan hanya fitrah belajarnya yg digali, tetapi fitrah2 lainnya. Misalnya ketika ada kelinci yg wafat, kita bisa menemukan hikmah2 dibalik kematian kelinci dan musibah lalu bagaimana menyikapinya. Bagaimana imaji postif dibangun dari peristiwa itu bukan sebalikanya. Jangan remehkan peristiwa2 dan imaji2 di masa anak2. Banyak orang dewasa yg bersikap negatif thd musibah, menjadi terpuruk, depresi dstnya. Itu karena ada imaji negatif, yg membuat luka persepsi lalu melahirkan pensikapan yg buruk ketika dewasa.

Salah satu yg kita dapat gali dari Siroh Nabawiyah ketika Nabi saw berusia 8-10 tahun adalah melakukan perjalanan jauh berdagang ke Syam bersama Pamannya. Dunia luar membuka cakrawala.... Nabi saw menyaksikan beragam suku bangsa bertemu di Syam, melihat bagaimana nasib pedangan yg jujur dan pedangang yg curang.

Silahkan dieksplorasi cara2 utk INSiDE OUT semua fitrah2 baik yg ada dalam diri anak kita....

3. Fitrah Bakat
Fitrah bakat yang dimaksud adalah potensi keunikan terkait personality yang merupakan bawaan lahir. Orang menyebutnya bakat, talent, strength, grit dll. Setiap bayi adalah unik, dan keunikannya adalah keistimewaannya yang bila dikembangkan akan menjadi peran peradabannya, misi spesifiknya sbg khalifah. Tidak ada bayi yang lahir tanpa bakat dan keunikan. Inilah sesungguhnya panggilan hidup yang sudah Allah rancang. Nampak pada sifat2 dominannya sejak kecil misalnya suka memimpin, suka mengatur, suka guyub, suka meneliti, suka berfikir, suka mengait2kan, suka curigaan atau waspada dll. Maka amatilah, catatlah, fokus dan konsisten menumbuhkannya.

4. Fitrah Perkembangan terkait dengan tahapan usia. 
Ada cara dan metode yang berbeda untuk tiap tahap usia dan tiap jenis fitrah.
Dasar pemahaman adanya fitrah perkembangan :
- Bahwa segala sesuatu di muka bumi dan di alam semesta memiliki sunnatullah perkembangan terkait waktu dan tahapan. Fitrah adalah ibarat benih, maka punya tahapan merawat dan menumbuhkannya.
- Bahwa fitrah perkembangan punya tahun2 perkembangan manusia, yang sepenuhnya mengambil dari tahun2 yang disebut dalam alQuran maupun alHadits, yaitu 2,7,10 dan 14-15. Dimana 14-15 adalah batas antara anak dan bukan anak, antara bukan mukalaf dan mukalaf, antara tidak wajib memikul beban syariah dan wajib memikul beban syariah, antara pedagogi dan andragogi
- Bahwa semua tahapan adalah Golden Age dalam pandangan Islam, asal memahami pada tahapan apa, fitrah apa, akan mengalami puncaknya dengan cara bagaimana.

Tanya-Jawab:

1⃣ bunda Prita-Jaksel
Assalamu'alaikum Wr Wb,
Ini pertanyaannya ya, maaf agak panjang, ada pengantar dl spy lbh jelas, terima kasih
Teman anak saya disekolah - kelas 5 sd baru mendapat hukuman skors dari sekolah karena membawa rokok elektrik ke sekolah dan mempengaruhi beberapa teman dikelas. Sudah cukup lama anak ini #sorry to say# bisa diberi label trouble maker lah. 
   Apa yang bisa kita lakukan atau minimal pihak wali kelas lakukan-untuk merespon hal ini? Karena tentu saja anak bermasalah - pertama kali adalah melakukan introspeksi diri bagi ortunya dlm mendidik anak selama ini-dan ini sebuah peer besar masing2 keluarga tentunya. Sebagai 'pihak luar' lah istilahnya ustadz, apa yang bisa kita lakukan (selain nasihat yang pasti sudah terlalu sering diberikan)
Jazakallah khairan katsir

Harry Santosa: 
1⃣bunda Prita yang baik,
Dalam banyak kasus kenakalan remaja, seringkali kita hanya melihat di permukaan, kemudian mencoba menyelesaikan masalah dari kacamata kita. Walhasil, malah semakin memperburuk keadaan. Apalagi ada stigma yang disematkan seperti "the trouble maker" dsbnya. Anak yang dianggap demikian oleh sekolah dan guru, akan semakin mengokohkan dirinya. Orangtuanya tentu juga bukan akan semakin baik mendidiknya karena tekanan berbagai pihak. Kita juga kadang hanya mendengar dari sepihak lalu ikut ikutan mengecamnya.
Saya membaca banyak masalah kenakalan remaja bisa selesai dengan hal hal yang sederhana.
1. Sekolah dan komunitas berhenti memberi stigma, ini melukai konsep diri dan fitrahnya. Bayangkan jika ini terjadi pada anak kita, dan ingat bahwa tiada anak yang berdoa agar dilahirkan jahat.
2. Ada tim yang ditunjuk untuk menggali masalahnya lebih dalam, terus begitu sampai ketemu akar masalahnya. Galilah dengan emphaty termasuk apa yang dirasakan, apa yang dicita2kan dll.
3. Carilah idea2 yang berpusat pada kebutuhan (needs) anak itu yang digali dari no,2, bukan pada nafsu membereskan, mengatasi, mengendalikan dsbnya anak itu.
Contoh, teman saya Genne Netto, seorang mualaf pernah bercerita ketika praktek mengajar di Australia, ada anak yang disebut "trouble maker", semua ortu dan guru nampaknya bersepakat memberi stigma ini dan tidak ada upaya menggali masalah. Semua guru malas masuk kelasnya karena pasti ada saja keonaran yang dibuat. Skor adalah langganan sehari2. Menasehati tentu tidak cukup menyelesaikan masalah. Akhirnya Genne, mengajaknya bicara dari hati ke hati, tanpa menggurui, tanpa menasehati, hanya emphaty 1000%. Menanyakan masalahnya, cita citanya dll. Awalnya anak ini curiga dan tidak mau bicara, dia merasa semua orang memusuhi dan mengecapnya nakal. Akhirnya, setelah merasa dekat anak itu mau bicara, dia mengatakan ayahnya suka memukul dan cita2nya ingin jadi pilot. Oleh Genne, kemudian diajak jalan2 ke temannya seorang pilot. Mereka mempelajari dengan menyenangkan dunia pilot di bandara. Hanya dalam waktu 2 pekan, anak itu berubah drastis dan fokus pada cita2nya untuk menjadi pilot, rasa percaya dirinya tumbuh, yakin pada masa depannya, sibuk dengan cahayanya.
Referensi kisah lengkapnya silahkan di https://www.facebook.com/groups/millennial/permalink/557297064351893/ ✅

2⃣ Bunda Riny
Assalamu'alaikum Alhamdulillah akhirnya bisa jg bertanya...kamrin2 bayk nyimak saya...soalnya pertanyaan teman2 sdh bisa mwakili jg..
Alhamdulillah ank2 sejak usia 5tahun udah bisa sholat 5wktu...skrg mrk udah usia 9 dan 7tahun..dan sholat tdk lagi jadi beban buat merka..tnpa dsuruh asal dgr adzan lgsung sholat..cuma subuh yg kadang masih dbangunin.
Nah diusia mrk yg sekarng ini yg lagi senangnya main..berteman..kdng yg susah dkontrol um...ank kami satu laki satu cewk..dan karakter mrk jauuh berbeda...yg laki lbih byk main tapi tdk mninggalkan sholatnya..teman2nya bayk um..walaupun sambil ngaji atau belajarpun teman2nya pada datng kerumah memanggil tuk main..akhirnya konsentrasinya buyar...dan kami tdk ingin mnyinggung ank2...soalnya kami smua tetangaan dekat.. gimana cara mngatasi hal trsebut
Dan apakah ank laki diumur bgtu bakatnya udah bisa klihatan?? 
Jazaakallah ustd Harry
Afwan🙏🙏

Harry Santosa: 
2⃣bunda Riny yang baik,
Berikanlah hak anak untuk bersosial dan bermain. Sesungguhnya bermain adalah proses belajar yang dilakukan dengan menyenangkan dan tidak terasa. Belajar bukan hanya tentang matematika dan ipa, atau ips dan bahasa, tetapi juga kecakapan hidup melalui interaksi dengan teman juga bagian dari menumbuhkan fitrah termasuk fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah sosialnya.
Yang perlu bunda ingatkan dan latih adalah self organize, bagaimana ananda mengatur dirinya dengan baik, tentu diberi kepercayaan, diberi kesempatan untuk memilih dan mengambil keputusan serta mempertanggungjawabkan kesalahannya, dll. Jangan banyak menekan apalagi iming2 reward & ancaman punishment. Bangunlah kesadarannya akan tanggungjawab, lewat tugas tugas yang sesuai bakatnya. Ini sekaligus mengenali dan menguji apakah itu bakatnya. Misalnya jika sifatnya suka mengatur atau memimpin, jadikanlah pimpro untuk program beres2 rumah. Kalau nanti terlihat bosan dan nampak tidak nyaman berarti bukan bakatnya. 
Bakat dalam arti sifat misalnya suka mengatur, suka kebersihan, suka sensitif, suka berfikir, suka waspada, suka peduli dll biasanya terlihat sejak kecil, walau beberapa anak sulit terlihat. 
Di usia 7-10 biasanya sifat ini akan jadi aktifitas, maka perbanyaklah aktifitas yang relevan, karena tidak semua aktifitas yg relevan dengan sifat disukai. Jika sifatnya suka mengatur, maka aktifitasnya bisa beragam, misalnya suka mengatur mesin, mengatur ruangan, mengatur orang, mengatur file dll. Maka sibukan energinya dengan potensinya itu, fasilitasi dengan banyak aktifitas relevan, jangan terlalu fokus pada akademis semata dan kemudian amati mana aktifitas yg paling disukai.. Nanti di usia 10 keatas barulah dikembangkan menjadi peran. Bisa jadi peran ini tdk ada hari ini, hanya ada di zamannya kelak. Yang penting konsisten dan disiplin dengan kesadaran✅

3⃣ Assalamualaikum  sy Syamsul dari Mataram, titip pertanyaan:                1. Usia 14-15 tahun dikatakan dalam sebagai usia remaja: labil dan masa pencarian jati diri?
2. Saya gunakan sticker dan aneka reward dalam usaha pembiasaan ibadah sholat dan baca Al-Qur'an....tapi kemudian ada pendapat yg katakan bahwa aneka bentuk reward ada dampak negatifnya juga. Jadi bagaimana sebenarnya upaya ortu dlm hal ini, dalam pandangan agama?

Harry Santosa: 
3⃣ayah Syamsul yang baik dari Mataram,
1. Istilah remaja atau adolescene atau teenagers, tidak pernah dikenal dalam Islam, maupun agama Yahudi dan suku2 bangsa di dunia sampai abad 20. Remaja adalah ciptaan revolusi industri untuk melambatkan arus supply tenaga kerja dan penciptaan kelas konsumtif. Masa ini sengaja dibuat labil sehingga pilihannya hanya 2, yaitu menjadi robot atau bekerja asal kerja, kuliah asal kuliah atau menjadi sampah.
Bakat dan akhlak sama sekali tidak pernah disiapkan untuk menjemput aqilbaligh. Maka lahirlah generasi galau dan kacau, lalai dan alai karena mereka sama sekali tdk dipersiapkan untuk dewasa dan bahagia menjadi dirinya sendiri, hanya digegas dan dicetak dan diseragamkan di sekolah agar diserap ke kampus kampus dan pabrik pabrik tanpa bisa memilih mereka mau menjadi apa, kecuali dorongan materi dan ekonomi. 
Maka bantulah generasi "galau" ini untuk mandiri dan mampu memikul beban syariah dengan akhlak dan fitrah bakatnya serta fitrah lainnya. Bukan salah mereka, ini salah kita yang terus membocahkan mereka sampai usia 25 tahun.
2. Goody for Good, memang buruk, sama seperti hukuman karena anak akan berhenti berbuat good kalau tidak ada lagi goody. Berhenti berbuat baik kalau tidak ada hukuman. Ingat bahwa kita sedang mendidik, sedang membangun kesadaran yang tinggi bukan manipulasi motivasi.
Dalam Islam ada pahala dan dosa, ada hukuman dan hadiah, itu benar, tetapi itu bukan dalam proses pendidikan, utk memaksa atau mengintervensi agar anak mau berbuat atau beramal. Ancaman pahala dan dosa buat orang dewasa yang masih lalai. Anak anak sejak kecil dalam berbuat dan beramal harus dilandasi kesadaran, keridhaan dan kecintaan pada Allah sehingga akan berlangsung abadi bukan selama hanya ada hadiah dan ada hukuman saja✅

4⃣ Anak sy tahun ini memasuki tahap 7/8-10 th.
Belum sy ajari calistung (termasuk hijaiyah) krn sy melihat blm ada minat krn sempat sy paksa bljr membaca di usia dini & agak trauma, blm semangat ke masjid krn sering dicap trouble maker krn berisik di masjid.
Mohon saran bagaimana recovery imaji-nya ustadz..
Syukron..

4⃣bunda/ayah ....
Usia 7 tahun, memang harus bersiap untuk menerima perintah sholat sebagai sesuatu yang menyenangkan. Sama halnya dengan fitrah belajar juga akan mengalami puncaknya di usia 7-10 tahun. 
Maka bunda tidak perlu panik, framework yang dibuat adalah framework ideal, jadi yang penting sesuai dengan kondisi anak, tidak terlalu cepat namun juga tidak terlalu lambat. 
Dari cerita bunda, nampak ananda mengalami dua trauma (mungkin tidak berat), yaitu malas ke masjid karena dianggap trouble maker dan malas belajar karena terlalu dipaksa.
Saran saya bunda kenali keunikannya dan minatnya, misalnya dia suka memasak atau suka memancing, mulailah dari apa yang dia suka sepanjang aktifitas produktif ya. Ajak dia kepada apa yang dia suka, namun sebelumnya bunda jangan malu untuk memeluk dan meminta maaf. katakan dengan tulus bunda akan membantunya belajar seru dan mengenal Allah dengan seru. Selama menemani aktifitas yang dia suka, coba bunda bangkitkan imaji2 positifnya ttg Allah, sampaikan betapa baiknya Allah dstnya. Juga bunda beri inspirasi dan idea menantang untuk belajar yang relevan dengan minatnya. Ingat kungfu panda kan? Ya belajar kungfu menggunakan bakpao, kesukaannya Po😊.

🌻🌻🌻🌻🌻

Resume Konsep pre Aqil Baligh 8-10 tahun

RESUME KULWAP

Materi Pokok ke 5

Grup HEbAT Matrikulasi 1

Selasa, 29 Maret 2016

Pukul: 19.30- 21.00

Host: Rita R

🏹Konsep pre Aqil Baligh 8-10 tahun

Narasumber : Ust. Harry Santosa

Malam ini kita akan membahas konsep pendidikan berbasis potensi fitrah dan akhlak, untuk periode pre aqil baligh (usia 8-10 tahun). Tentu tahap 8-10 ini akan lebih mudah kita jalani apabila tahap 0-7, pertumbuhan fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar anak anak kita berkembang secara utuh. Baik teori psikologi perkembangan anak, maupun perjalanan sirah Nabawiyah, melihat usia 8-10 atau ada juga yg menulis 7-10 merupakan penentu kesiapan tahap latih di usia 11-14 menuju aqil baligh.

Secara syariah, fitrah keimanan, ditandai dengan perintah sholat yg dimulai ketika usia 7 tahun, dan batas penyadarannya sampai di usia 10 tahun. 
Bila di usia 10 tahun masih belum tumbuh fitrah keimanannya dgn sholat sbg wujud simbolnya maka boleh dipukul. Fase keimanan Rububiyatullah (kholiqon, roziqon, malikan), bergeser meningkat ke Mulkiyatullah (waliyan dan hakiman). Wujudnya adalah perintah sholat. Ketika ego sentrisnya terpuaskan di usia 0-6 tahun, maka di usia 7 tahun mulai melebar kepada sosial dan tanggungjawab moral. Maka di saat yg sama, anak2 harus dibangkitkan fitrah keimanannya pd aspek ketaatan pd hukum (hakiman) dan ketaatan/kecintaan tunggal (waliyan). 
Secara fitrah perkembangan, usia 7 tahun, anak2 mulai mengenal nilai2 sosial di sekitarnya. Maka mereka mulai mengenal Allah sebagai pembuat hukum dan Zat yg harus ditaati secara totalitas. Di saat yg sama, pada usia 7 tahun, fitrah belajar dan fitrah bakat juga mulai dibangkitkan dengan beragam aktifitas yg menjadi minat dan passionnya. Pada tahap ini perbanyak aktifitas belajar di masyarakat dan aktifitas yg sesuai kepribadiannya.  Agar di usia 10 tahun, ketiga fitrah ini (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat) sudah matang untuk dilatih secara serius. 

Usia 10 adalah batas evaluasi apakah sdh kenal Allah dengan baik (sholat dgn kesadaran) dan kenal diri dengan baik (kutahu yg kumau). Para Pelatih FIFA, juga menjadikan usia 10 tahun sebagai batas dari latihan "bermain main saja walau berbakat" menjadi latihan "teknik dan muscle memory".

Di Jerman penjurusan sekolah dimulai ketika kelas 4 SD, atau sekitar usia 10 tahun. Rasulullah SAW, mulai magang berdagang bersama pamannya ke Syams sekitar usia 10  atau 11 tahun. Abu Bakar ra, mengatakan ada dua hal yang paling utama untuk dikenal, yaitu kenal Allah dan kenal diri. Menurut saya kenal Allah (fitrah keimanan) dan kenal diri (fitrah bakat) sebaiknya sudah selesai di usia 10 tahun.

Tanya- Jawab

⁠⁠⁠⁠⁠1⃣ Bunda Fitri, Salatiga
assalamualaikum ...
mhn pencerahannya ustadz..
anak perempuan kami usia hampir 10 th,mempunyai 3 adik dg jarak dekat, dulu msh saya didik dg cara outside in, usia pra latih dan pre baligh I  tidak terselesaikan dg baik, skr kadang emosi msh labil, potensi menulis sdh terlihat tp blm terlatih.
Sudah terlambatkah kami?
Apa yang harus kamilakukan agar potensi dan fitrah nya bs berkembang optimal..?
terimakasih ustadz...

1⃣ bunda Fitri yang baik,
Sesungguhnya tidak ada istilah terlambat, tetapi ibarat menanam pohon jika ada yang terlewat untuk tumbuh, baik krn kelalaian atau karena terlalu cepat menggegas, maka recovery nya akan cukup perlu effort. Tetapi ananda masih muda 10 tahun, framework yang kami buat adalah framework ideal, jadi tidak perlu risau dan panik. Tetap tenang namun mulailah dengan banyak meminta maaf dan memeluk, mulailah kenali dan mengamati lebih mendalam semua aspek fitrah anak anak, ajak anak untuk memahami perubahan yang akan bunda dan suami lakukan untuk memulai kehidupan  dan masa depan yang lebih baik bersama2, dan bantu anak untuk menggali perasaan (sifat), gagasan2 (fikiran) yang terpendam, aktifitas yang diimpikan dll. Kenali mengapa emosinya labil dengan proses menggali tadi. Petakan semuanya lalu rancanglah program untuk mensyukuri semua karunia Allah yang baik yang ada pada dirinya. Jangan sibuk dengan keterbatasan (kita sering menganggap sisi keburukan), tetapi sibuklah dengan sisi kebaikannya atau sisi kekuatan atau sisi positifnya. Akhlak yang baik akan tumbuh bersamaan dengan penghargaan atas sisi positifnya. Bantu dengan keteladanan di luar rumah baik personal maupun komunal, dalam aktifitas yang dia sukai maupun keshalihan yang menginspirasi ✅

2⃣ Bunda Yani, Pacitan
Ustadz Harry anak saya berusia 11 th, laki-laki, dari keempat fitrah yg harus ditumbuhkan, fitrah bakatnya yg belum bisa kami temukan. Anaknya multi talenta, sehingga kami kesulitan untuk mencari mana bakatnya yg paling dominan. Apa yg harus kami lakukan untuk anak yg multi talenta, dan apakah kamu sudah terlambat?

2⃣ bunda Yani yang baik,
Bakat dalam makna aktifitas yang disukai bisa beragam, namun sifat dominan biasanya hanya beberapa (versi Gallup ada 5 dari 34 tema sifat). Misalnya sifatnya suka melihat orang lain maju (developer), suka merancang (designer) dll. Aktifitas nya bisa mengajar, memberi, membagi pengetahuan, merawat manusia, merancang dll. Nanti dari aktifitas akan mengerucut beberapa saja dan menjadi peran. Pilih saja 3 sampai 5 aktifitas yang disukai untuk didalami dan dikembangkan dengan magang, kursus dll 

3⃣ Bunda Roby
Saya punya anak 5 tahun, laki2, saya minta dia utk sholat, sy bilang ayo sholat biar disayang Allah.. Nah kebetulan sy sedang haid, akhirnya dia nanya ke saya, fatih disuruh sholat supaya disayang Allah, knp umi ga sholat? Nah bagaimana menjelaskan ke anak usia 5 tahun ini ya Ustadz?

3⃣bunda Roby yang baik, apa yang bunda lakukan cukup baik, "agar disayang Allah", tapi lebih baik lagi jika inside out, "karena Allah sayang sama kita". Intinya anak di bawah usia 7 tahun yang terpenting bukan tertib gerakannya, tetapi suka dan bergairah walau terlihat berantakan. 
Ketika sedang haidh saya kira bunda bisa sekedar simulasi saja, pakai mukena dan meniru gerakan sholat namun bukan sholat, tetapi upaya menginspirasi anak untuk bergairah sholat. Menyebut nama anak ketika sujud dalam doa2 yang baik, akan sangat baik utk konsep diri dan fitrah iman anak.

4⃣bunda Irene
bgmn membantu anak agar tdk sering diganggu/dibully. tipe anaknya memang gak kuat dan mudah menangis pdhl anak laki"...

4⃣bunda Irene yang baik,
Jika anak "berhasil di Bully" itu ada tiga kemungkinan, 
1. Anaknya secara internal dan kecerdasan sosial memadai namun lingkungannya sangat keras sehingga anak tidak mampu bertahan, atau 
2. Anak tidak memiliki kecerdasan sosial untuk beradaptasi positif pada lingkungan atau 
3. Anak secara internal punya sifat sifat yang memang "mudah dibully", "mudah diperas" dll.

Solusinya berbeda2, pada kasus pertama, yaitu lingkungan yang memang berat, maka solusinya harus banyak pihak.yang terlibat, ini sudah perkara sistem. Bisa jadi ada budaya kuat di lingkungan tsb untuk saling membully seperti rimba.
Pada kasus kedua, perlu diteliti penyebab tidak memiliki kecerdasan sosial, misalnya pernah trauma sehingga sangat takut bersosial. Bisa juga karena sering diproteksi sejak kecil sehingga tidak memiliki mental driver, jadi mudah dibully atau dikendalikan orang lain.
Pada kasus ketiga, ini barangkali yang terjadi pada pertanyaan di atas. Bisa jadi ananda punya empati tinggi, tidak suka konflik, suka berbagi, tidak curigaan dll sehingga renatn dibully, diperas, ditipu dll. Untuk kasus ini bantu anak kita untuk menyadari sifat sifat baiknya itu perlu dipertahankan, namun jangan sampai menjadi resiko dan kelemahan. Bantu ananda untuk merancang strategi agar jangan sampai sifat baiknya itu dimanfaatkan orang lain. Latih untuk simulasi menghadapi anak pembully, teknik menjawab dengan cerdas tekanan pembully yang membuat pembully malas atau tidak berselera lagi membully dstnya 
Dalam tiga kasus di atas yang sama dalam membantu adalah tidak diperkenankan menyuruh anak melawan balik apalagi secara fisik. Dalam banyak kasus pembully akan semakin menjadi jadi jika dilawan, karena akan semakin eksis dan tidak menyembuhkan. Mungkin dia berpindah ke lingkungan lain atau menjadi dendam.✅

5⃣ Bu uzi - purwokerto..
a) Bgmna dgn kisah teladan masa kecil para ulama hebat terdahulu..
Usia 7 th sdh pada hafal Al-Qur'an.. 
Kebanyakan adalah anak yatim, lalu oleh Ibunya di "pondokkan" ke ulama yg lebih senior.. 
Apa itu gak berlawanan dgn konsep menumbuhkan fitrah Tadz?
Apakah ini juga disebut dgn HE? 

b) pernah dengar cerita dari salah seorang pakar parenting islami di negeri ini.. Bahwa sebenarnya Imam Syafi'i itu lebih tertarik ke bidang x (maaf saya lupa), tp oleh gurunya yg melihat kelebihan beliau di bidang Fiqih, maka gurunya mengarahkan ke hal tsb..
Begitu pula dgn kisah Imam Bukhori yg menuruti arahan gurunya utk mendalami ttg Hadits..
Jadi utk mengarahkan anak soal pendalaman bakatnya, bila berbeda keinginginan & hasil pandangan orangtua (mengacu dari hasil portopolio anak) bgmana sebaiknya?

5⃣ bunda Uzi di Purwokerto yang baik,
a)  Yang pertama, yakinlah bahwa tiap manusia itu diciptakan berbeda, tidak ada yang sama. Tidak semua anak memiliki kemampuan untuk menjadi ulama. Bukankah tidak setiap orangtua juga mampu menjadi ulama? Jangan titipkan cita cita kita pada anak anak kita jika tidak sesuai dengan kemampuan dan bakat mereka,
Jika memang anak sangat mudah menghafal, bisa menghafal 1 halaman hanya beberapa jam, sangat menyukai alQuran lebih dari anak rata rata, ya antarkan mereka pada ahli ahli alQuran berlisensi, untuk menjadi hafizh alQuran bahkan sampai menjadi Ulama dengan karya karya hebat di usia belasan tahun ketika aqilbaligh. Di pondokkan juga boleh sepanjang sosok ayah ibu hadir, bukan diboarding atau diasrama, tetapi homestay di rumah ustadz atau ulama dengan sosok ayah ibu utuh.
Tapi jika anak kita tidak memiliki kemampuan menghafal yang hebat, agak susah hafal tetapi mudah lupa dsbnya kita harus realistis, bahkan ada anak yang cepat menghafal seperti anak autis Asperger Syndrom, dalam hitungan detik bisa menghafal 1 halaman, tetapi tidak menyukai pekerjaan menghafal, lebih suka kepada sains dan teknik. Ini juga harus diperhatikan. Bagaimnana juga dengan anak yang lebih tertarik pada perdagangan, seni dll. Inipun harus menjadi perhatian. Jadi ingat bahwa tiap anak itu unik tidak bisa diseragamkan. Tidak setiap manusia harus mampu dan menjadi seperti Ulama. Ada banyak peran peran yang dibutuhkan peradaban Islam.
Yang kedua perlu diingat tahapan. Anak di bawah usia 7 tahun, berikanlah haknya untuk bermain, fleksibelkan interaksinya dengan alQuran bukan dengan target2 yang berat, nanti alih alih menjadi hafidz malah membenci alQuran. Dahulukan cinta pada Kitabullah dan akhlaknya sebelum menjalankan syariah termasuk akhlak untuk menghafal dstnya. Menghafal alQuran adalah fardu kifayah dan akhlak mulia, tetapi menjadi hafizh bagi yang berbakat kuat dalam menghafal dan sangat mencintai alQuran, menurut saya bisa menjadi fardu ain.

b) Imam Syafi'i adalah manusia jenius dan setidaknya memiliki bakat INPUT, suka belajar dan CONTEXT - suka mengkontekskan pengetahuan. Dua bakat yang bisa direfelskikan ke berbagai bidang seperti dosen, peneliti, ahli fikih dll. Jadi apapun bidangnya, asal relevan dengan bakatnya, saya yakin tidak ada masalah. Bakat tidak bisa berubah, tetapi bidang bisa diarahkan yang lebih produktif. Jangan keliru antara bakat dan bidang. Bakat adalah sifat atau aktifitas yang dominan dan sangat disukai, sedangkan bidang adalah peran dimana bakat seseorang diimplementasikan. Orangtua boleh mengarahkan kepada bidang yang lebih produktif namun tetap relevan dengan bakat atau sifat dan aktifitas yang disukai anak. Imam Syafi'i memiliki bakat sangat suka belajar, sangat cepat menghafal, sangat hebat dalam mengkontekskan ayat dan hadits, maka bidang yang diarahkan oleh gurunya adalah bidang ahli fiqih atau fuqaha bukan ahli biologi dan lainnya. Walau keduanya produktif namun menjadi ahli fiqih dianggap lebih produktif dan Imam Syafi'i ternyata terbukti sangat produktif karena sesuai juga dengan bakatnya✅

PENUTUP

Jazakumullah ya bunda Rita dan teman teman AyahBunda para arsitek peradaban,. 
Peradaban Islam membutuhkan banyak peran peran peradaban produktif yang dijalani oleh generasi peradaban anak anak kita, tentu dengan semulia mulia akhlak. Tugas Kenabian adalah menyempurnakan akhlak manusia, tugas kita adalah mendidik anak anak kita agar memiliki peran peradaban produkfit sesuai fitrahnya lalu disempurnakan akhlaknya dengan Dienullah. Maka anak anak kita harus mengenal dirinya dan mengenal Allah dengan sebaik baiknya, agar mampu berperan produktif dengan akhlak terbaik. "Hadapkanlah wajahmu pada Agama yang lurus, Tetaplah pada fitrah Allah, yang dengan fitrah itu Allah menciptakan manusia. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang kokoh. Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya".(30:30)
"Katakanlah: "Tiap-tiap orang beramal menurut bawaannya." (17:84).

Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Tetap semangat dan istiqomah, yakin dan syukur, tenang dan optimis pada Rahmat Allah dalam mendidik potensi fitrah dan akhlak anak anak kita ya

Tuesday, May 10, 2016

Resume Teknis HE pre aqil baligh 0-7 thn

Resume Kulwapp Grup Matrikulasi HEbAT 1
🌰🌾🌾🌾🌾🌾
Materi 4
Teknis HE pre aqil baligh 0-7 thn
Oleh: Septi Peni Wulandani

Assalamu'alaikum..
Insya Allah malam hari ini kita akan diskusi ttg tehnik mendampingi anak-anak di usia 0-7 th. Usia 0-2 th ini adalah masa anak-anak mengikat bonding fisik dan psikis dg kedua orangtuanya, terutama ibu yg menyusui. Kita boleh menganggap anak-anak sebagai seorang bayi "hanya" di usia ini (0-2 th). Mengapa saya tekankan "hanya" krn banyak diantara kita memperlakukan anak-anak di bawah 5 th(balita) sbg bayi, contohnya : semua serba dibantu. Usia 0-2 th hak anak adalah mendapatkan makanan terbaik untuk fisiknya yaitu ASI, maka penuhilah scr tuntas. Sambil menyusui selalu masukkan harapan anda dari lubuk hati yg terdalam. 
Ayah jangan lewat moment ini, ikutlah berpartisipasi aktif bermain dg anak-anak usia 0-2 th. Berikan sentuhan kasih sayang ke anak, ajaklah mereka bicara menjelang tidur, tanamkan value keluarga anda kepada anak-anak sedini mungkin. Apalagi kl ternyata kita memiliki dua anak yg sama-sama berusia antara 0-2 th, maka berbagilah tugas, ibu  menyusui sang adik, kemudian memberikannya ke ayah stlh selesai menyusui. Kmd ibu fokus bermain dengan si sulung agar tdk terjadi kecemburuan. Memasuki usia 2-7 th (thufulah) saatnya kita menanamkan ketauhidan dengan sangat kuat. Di usia inilah (2-7th) anak-anak sedang membangun pola, maka jangan sampai salah. Berikan teladan yang benar. Hati-hati jangan sampai anak-anak gagap value di usia ini. Antara apa yg anda katakan dg apa yg mereka lihat.
Bagaimana mengembangkan fitrah anak di usia 0-7 th ini? :
a. Tema utama adalah Kaya Wawasan, ajak anak untuk melihat seluruh alam dan seisinya ini.
b. Fitrah keimanan : mulailah mengenal Allah s.w.t dan menikmati segala kebesarannya
c. Fitrah Belajar : kuatkanlah bahasa ibu anak-anak serta explored isi alam ini dg kegiatan bermain bersama di alam
d. Fitrah Bakat : tour de talent, gunakan waktu anda unt melihat segala macam bakat yg diberikan Allah ke setiap orang,    shg fitur unik ini digunakan unt menjalankan misi hidup. Explore bakat anak
e. Fitrah Perkembangan: Gunakanlah pola rasul dlm menguatkan fisik anak, mulai pola makan, pola tidur, pola OR dll.

Sesi Tanya Jawab
1⃣ Ayah Rahmat, Bekasi,
Saya ingin tau contoh2 bahasa komunikasi dg anak agak ke-4 fitrah itu tumbuh dg imaji2 positif?
Bisa buatkan kasusnya? Misal,fitrah bakat:apa komentar kita saat anak berhasih membangun lego secara simetris.


1⃣ Ayah Rahmat, biasanya saya menggunakan transfer of feelings. contoh :

"Wow keren banget nak, bagaimana perasaanmu bisa menyelesaikan lego ini?" 

Setelah itu "listen" not just "hear". Listen itu pakai hati, hear itu hanya pakai telinga.✅

2⃣ assalamualaikum sy Farah di Purbalingga.
pertanyaan saya adalah: 
untuk menumbuhkan fitrah iman kpd anak 0-7 th adl dg cara keteladanan dan atmosfir kesalihan agar anak py imagi positif ttg Allah, Rasul dan Alam.

selanjutnya, bagaimana cara menumbuhkan fitrah-fitrah yg lainnya pak? fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan? Mohon di jelaskan contoh dan aplikasinya terutama untuk anak usia batita, serta bagaimanakah agar semua fitrah itu dpt berjalan beriringan, selaras dan seimbang?
mohon penjelasannya bu Septi.. 😊


2⃣ Wa'alaykumsalam bunda farah, saya berikan apa yg sdh kami kerjakan ya di diagram ini 👇🏻
ini yg saya lakukan ke anak-anak, semoga memberikan referensi bunda untuk mengerjakan yg lebih variatif

3⃣ Bunda Nola, Tangerang
Utk mengembangkan fitrah belajarnya yaitu dg bermain bersama di alam, itu seperti apa ya?
apakah harus selalu di alam terbuka spt taman?
kalau utk anak usia 2-3 bgmn bu Septi?


3⃣ Bunda Nola, BBA itu tidak hanya bermain di alam saja pemaknaannya tetapi lebih dari itu, anak-anak belajar meng alami, belajar dengan sebanyak-banyak "pengalaman". Maka bunda ajak anak-anak usia 2-3 th untuk mengenal ciptaan Allah secara real, tidak lewat dunia maya saja. Di tahap ini anak-anak belajar Learning by Doing, 7 th ke atas mereka sdh learning by teaching ✅

4⃣ bunda Risani, Dhania (10) masih suka bicara sendiri terutama di kamar mandi. Maaf ini sepenuhnya salah saya krn saya hanya di dekat anak bukan bersama anak dan dhania sekolahnya terlalu cepat. Sd usia 5,9 thn, skr sudah kelas 5. Fitrah belajarnya seperti sudah 'cedera'. Yg jd pertanyaan skr si adik, usia 5thn ikutan bicara sendiri juga dan tantrum. Saya harus bagaimana untuk kakak dan adik krn sudah bersalah terhadap fitrah belajar anak.


4⃣ Bunda Risani, kalau boleh tahu apa yg sering dhania dan adiknya bicarakan di kamar mandi? Mengakui kita salah, itu sudah point tersendiri. Untuk itu bunda mulailah menghadirkan hati, dengarkan anak-anak dan mulailah memahami ilmu apa yg menjadi ketertarikan anak-anak. ikuti saja. Mendidik itu seperti menemani pohon tumbuh, perlu cinta dan keikhlasan✅

5⃣ bunda Tri Mar'ah, Salatiga
1.bagaimana untuk memulai HE yang perlu disiapkan apa saja?
2. Untuk HE dengan anak yang berbeda usia (3 tahun 4 bulan dan 1 tahun 4 bulan) teknisnya seperti apa?apakah perlu dibedakan ataukah sama saja?


5⃣ Bunda Tri, waah tetanggaan kita. mulainya dengan "bismillah" bunda. karena sejatinya kita sdg melakukan aktivitas yg wajib kita lakukan bukan pilihan.Carilah hal-hal yang "semestinya" kita lakukan.
HE itu mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi prosesnya, maka nikmatilah dg variasi anak dan usia, krn kita tdk sdg memindahkan sekolah ke rumah ✅

6⃣ Bunda Yani, Wonosobo
Assalamualaikum,
anak sy 2 cowok semua. Usia 3,5 th dan 1,5th. 
Yg sulung saat ini kami titipkan di PAUD+TPA karna kondisi sy harus bekerja. Akhir2 ini gaya bicaranya ketus, suka marah, dan juga suka nyubit. Apalagi kalo lagi diperingatkan tentang sesuatu yg tidak boleh. Dia langsung marah..
Apakah fitrah perkembanganya sudah ternodai? Dan Bagaimana langkah untuk memperbaiki hal tersebut?
Jazakumulloh .

6⃣ Wa'alaykumsalam wr.wb  Bunda yani,  bahasa protes anak-anak yg emosinya tidak teralirkan dg sempurna biasanya ditandai dg  perubahan emosi dan perilaku.Maka mulailah menginvestasikan waktu untuk mereka, cutilah untuk urusan dunia akherat ini. Mulailah transfer of feelings,  alirkan rasa. penuhi kekosongan hatinya akan kasih sayang ayah bundanya. Jangan risau akan rizqi, karena rizqi itu pasti, kemuliaan hiduplah yg harus dicari ✅

7⃣ Bunda Dian, Bekasi
1. Sy prnh dpt info,anak usia 0-7 th adlh masa dilayani,disenangkn & dipenuhi kebutuhannya,lalu bgm cara melatih kemandirian mereka tanpa merusak fitrahnya?

2. Kadang2 usia 0-7 th sangat menguras emosi orgtua & kdg2 orgtua lepas kendali dlm mengatasi hal ini. Apa yg hrs dilakukan orgtua pd saat emosi spt itu & bgm kalau sdh terlanjur bersikap tdk baik k anak?


7⃣ Bunda Dian, kalau ada istilah usia 0-7 th jadikanlah anak-anak sebagai raja, menurut pemahaman yg sudah saya lakukan ke anak-anak, tidak memaknai untuk selalu dilayani, disenangkan dan dipenuhi kebutuhannya. Saya dan suami memaknainya sebagai berikut : Raja itu berhak mendapatkan kualitas no 1. Maka berikan waktu, hati, fisik, perhatian dan pikiran kita ke anak-anak dengan kualitas no 1, bukan di nomor duakan. Bersungguh-sungguh dalam melatih anak karena usia ini merupakan pondasi pertama peradaban ditancapkan untuk bisa menapaki pijakan-pijakan peradaban berikutnya✅

2.  kalau sdh terlanjur sgr istighfar dan berubah. jadilah teman bermain anak, pasti bunda akan mendapatkan suasana emosi yg terindah✅

8⃣ bunda Mery, Bekasi.
Selamat malam ,saya mau bertanya,sebenarnya apa saja yg sering orang tua lakukan namun byk yg tidak disadari bahwa yg d lakukannya merusak fitrah anak saat anak berusia 0-2 tahun?kadang saya sebagai orang tua bingung saat melakukan sesuatu takut nya ini merusak fitrah anak saya.
Terimakasih

8⃣ Bunda mery, bagaimana kita tahu sesuatu itu salah atau tidak kalau tidak pernah dilakukan? maka kuncinya cari iilmu dan swgera praktekkan. kemudian evaluasi diri scr harian agar ada perubahan ke arah yg lebih baik pada hari beeikutnya. Jangan takut. How to qonquer the fear? face the fear✅

9⃣ bunda Roby, Bekasi

Mengenai istilah "bukan apa anak mampu, tapi apa anak perlu", benarkah atau mohon koreksinya, sepemikiran saya, di sekolah formal banyak sekali materi pelajaran yg dikategorikan "apakah anak perlu". Saya sbgai orang tua yg juga guru di sekolah formal, bagaimana menyikapinya ustadz?
Satu lagi, sy punya anak didik terbiasa main fisik, tangan dan kakinya tterbiasa pukul dan tendang, skrg sdng sy arahkan ke ekskul silat. Bagaimana menurut ustadz? 
Terima kasih.

9⃣ Bunda Roby perlu dipahami bahwa kebanyakan anak-anak di sekolah itu belajar berdasarkan kurikulum yg sdh disiapkan dan diseragamkan. Tidak pernah anak-anak itu ditanya, Apa yg ingin kamu ketahui hari ini? kemudiian guru memfasilitasi anak untuk memenuhi proses rasa ingin tahunya. Yang ada anak dijejalkan. (outside in). Sehinga kata ilmu  "perlu" itu kadang bukan datang dari anak melainkan datang dr orang dewasa, dan anak pasrah mengikutinya. Sehingga membuat anak BISA itu hal mudah tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan. Nah SUKA ini muncul karena sebuah kebutuhan yg muncul dari dalam diri anak. 

Pertanyaan kedua:
Suka aktivitas bermain fisik diajak ke pencak silat, sudah selaras.✅

Resume Apa itu Home Education?

Resume Kulwap Grup Matrikulasi 

🗓 Selasa 1 Maret 2016 

⏰ Pukul                  : 19.30- 21.00 

👩🏻 Host                    : Tissa 

✍🏻 Notulen            : Siwi dan Lala

Narasumber    : Harry Santosa 

 

 

 

💖 Apa itu Home Education? 💖  

 

 

Ass.wr.wb  

Ayah bunda apa kabar, tetap semangat ya 😊🙏 

 

 

Ayah Bunda yg baik,  

 

 

Home Education atau home based education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yg tak tergantikan oleh siapapun dan tdk bisa didelegasikan kpd siapapun. 

 

HE bukanlah memindahkan persekolahan ke rumah, bukan pula menjejalkan (outside in) berbagai hal kpd anak2 kita  namun membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) potensi fitrah2 dalam diri kita dan anak2 kita agar mencapai peran sejati peradabannya dengan semulia2 akhlak. 

 

Rumah2 kita adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah2 baik bisa ditumbuhsuburkan dan dimuliakan di dalam rumah2 kita maka secara kolektif menjadi baik dan mulialah peradaban. 

 

Setiap anak kita setidaknya memiliki 4 potensi fitrah sejak dilahirkan: 

 

1. Potensi fitrah keimanan, setiap bayi yg lahir pernah bersaksi bhw Allah sbg Robb. Maka setiap bayi yg lahir pd galibnya mengenal dan merindukan sosok Robb. 

2. Potensi fitrah belajar, setiap bayi yg lahir adalah pembelajar tangguh sejati 

3. Potensi fitrah bakat, setiap bayi yg lahir adalah unik, memiliki sifat bawaan yg kelak akan menjadi panggilan hidup dan peran spesifik nya di muka bumi 

4. Potensi fitrah perkembangan, setiap bayi sampai aqilbaligh dan sesudahnya, memiliki tahap2 perkembangan yg harus diikuti. Tdk berlaku kaidah makin cepat makin baik. 

 

Ke 4 potensi fitrah ini sebaiknya simultan, seimbang dan terpadu. Kurang salah satunya akan memberikan hasil yang tidak paripurna. Jika pendidikannya benar dan tepat, maka resultansi dari ke 4 fitrah ini adalah insan kamil yang memiliki peran peradaban. 

 

Fitrah bakat tanpa fitrah keimanan akan melahirkan talented professional yang berakhlak buruk, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah bakat akan melahirkan orang2 beriman yg paham agama namun sedikit bermanfaat.  

 

Lihatlah mereka yang berbakat menjadi pemimpin tanpa akhlak maka akan menjadi diktator. Begitupula mereka yang bertauhid tanpa bakat, akan sangat sedikit memberi manfaat. 

 

Fitrah belajar tanpa fitrah keimanan akan melahirkan para sciencetist dan innovator yang berbuat kerusakan di muka bumi, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah belajar akan melahirkan generasi agamis namun mandul dan tidak kreatif.  

 

Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan pembelajar yang tidak relevan dengan jatidirinya, begitu pula sebaliknya, fitrah bakat tanpa fitrah belajar akan melahirkan orang berbakat yang tidak innovatif. Berapa banyak kita lihat orang yang bakatnya hanya berhenti sebagai hobby semata. 

 

Semua fitrah personal itu jika tidak ditumbuhkan sesuai fitrah perkembangannya akan membuat generasi yang tidak matang dan tidak utuh menjadi dirinya.  

 

Fitrah belajar dan fitrah bakat yang tumbuh bersamaan dengan fitrah keimanan melahirkan generasi yg inovatif, produktif dan berakhlak mulia. ✅ 

 

 

 

Tanya- Jawab: 

 

 

1⃣ Bunda Rina, Salatiga dan Bunda Mahrita, Banjarmasin 

 

Apakah home education sama dengan home schooling? Atau beda? Jika berbeda, apa perbedaan keduanya?  Bgmn kurikulum HE? Apakah sama dg sekolah biasa? 

 

 

Jawaban: 

 

1⃣bunda Rina yg baik, 

Home based Education atau Home Education bisa sama dengan Home Schooling (HS) jika para pelaku HS tidak memindahkan sekolah ke rumah. HE adalah prinsip dan kewajiban bukan pilihan krn kewajiban orangtua mendidik anak anaknya sudah ada sejak zaman Nabi Adam A.S.  

Sementara HS baru ada sejak tahun 1970an akibat berbagai riset lapangan yg menyatakan sistem persekolahan modern salah arah dan menghambat perkembangan anak. Tokohnya adalah John Holt, Ivan Illich dengan gerakan unschooling society dsbnya. 

 

HS awalnya adalah diniatkan utk freedom learning, agar anak bebas belajar sesuai minatnya, namun hari ini banyak pelaku HS yang membawa kurikulum sekolah ke rumah shg anak2 akhirnya kembali tdk merdeka dalam belajar. 

HE bukan saja "membebaskan" fitrah belajar utk tumbuh indah paripurna, namun juga fitrah iman, fitrah bakat, fitrah sosial, fitrah seksualitas, fitrah estetika dll. HE fokus pada inside out (pembangkitan), bukan outside in (pengisian). Jika ada HS yang demikian maka sejalanlah dengan HE ✅. 

 

Kurikulum sekolah bisa saja jadi referensi, namun HE lebih banyak menemani, memfasilitasi dll daripada mengajarkan ✅ 

 

https://drive.google.com/file/d/0BzY0Dw3yPYGALTBYYXFFVS00UWlOODJHSUlyWmlNSmRIOUpr/view?usp=sharing 

 

 

2⃣ Bunda Husnul, Samarinda 

 

1. Apakah mengajarkan kemandirian/disiplin kepada balita termasuk HE? 

 

2. Apakah anak balita di perbolehkan untuk bermain bersama anak seumurannya di luar rmh 

Lalu bagaimana cara kita sbg ortu menjaga fitrah anak supaya tidak terkontaminasi oleh temannya tsb krn perbedaan pola asuh atau anak seusia itu msh blm perlu untuk sosialisasi dg lingkungan sekitar rmh? 

 

Jawaban: 

 

2⃣bunda Husnul yg baik, 

1. Tentu saja, namun bertahap sesuai fitrah perkembangan usia dengan cara yang tdk menciderai fitrah dan sesuai keunikan fitrah masing masing anak. Dalam konsep dan praktek HE, tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, segala sesuatu akan indah bila tepat saatnya. Kami bahkan mendorong agar anak anak kita mandiri ketika mencapai aqilbaligh. Itu akan tercapai jika fitrah2 semuanya tumbuh terpadu sesuai tahapannya  

 

2. Tahap usia 0-7 tahun memang masa emas untuk membangkitkan fitrah keimanan, dengan metode keteladanan dan atmosfir keshalihan, hasilnya dalam wujud kelekatan pd orangtua serta kecintaan dan keridhaan kpd Allah, Rasul, Kitabullah dstnya. Namun disisi lain usia ini juga rentan terpapar baik penyakit fisik maupun penyakit moral lingkungan. Hal2 yg bisa kita kendalikan spt TV dll sebaiknya dihindari sama sekali, namun mengurungnya sama sekali agar tdk terpapar juga tidak bijak. Sepanjang lingkungan di luar rumah tdk parah betul, terpapar ringan sesekali tidak mengapa, agar anak imun thd kebathilan. Imunisasi lebih baik dari sterilisasi. Terlalu steril juga tdk sehat. 

Misalnya tiba tiba pulang membawa ucapan buruk, meniru temannya. Nah ini kesempatan kita utk memperbaikinya dengan modal kelekatan selama ini, yakinlah anak yg lekat dengan ayahbunda nya akan lebih percaya sama ucapan ayahbundanya. Bacakan atau dongengkan kisah2 keteladanan yg inspiratif dan berkesan mendalam bagi anak anak. 

Ibarat main hujan2an, bolehlah sesekali anak anak main hujan2an sepanjang bukan hujan besar, agar mereka imun dari penyakit ✅ 

 

 

3⃣ Bunda Fitri, Salatiga 

 

adakah keterkaitan antara HE dengan ibu yg bekerja, bila ada sejauh mana pengaruh nya, apabila mmg terpaksa ibu harus bekerja ,adakah solusi agar HE tetap menjadi prinsip dalam mengasuh anak... terimakasih.. 

 

Jawaban: 

 

3⃣bunda Fitri yang baik, 

Konsep dan praktek HE yang kita usung adalah bukan memindahkan sekolah ke rumah dengan kurikulum rigid dan rumit. Namun fokus pada membangkitkan fitrah yg sudah Allah instal dalam diri anak kita dan anak anak kita. Dialektika ttg pendidikan bagi pelaku HE, bukanlah ttg menanyakan PR, tugas sekolah, nilai yg buruk, perilaku buruk di kelas dll tetapi lebih kpd upaya memberi idea menantang dan inspirasi hebat, ajakan merancang project based laerning/activities misalnya ekpedisi ke Ujung Kulon ketika liburan, belajar mandiri secara bersama dengan eksplorasi dunia nyata maupun dunia maya, mengunjungi panti asuhan dan terlibat aktifitas sosial keagamaan dsbnya. Kita bisa gunakan skype utk video chat dsbnya. Memang bagi ibu dan ayah yg banyak di luar rumah akan tdk sebaik yg full di rumah, namun bisa lebih efektif ketimbang banyak mengajar atau mengirim les private tanpa perencanaan. Anak yg fitrah belajarnya tumbuh akan belajar sepanjang hayatnya dan melahirkan inovasi melestarikan alamnya, anak yg fitrah imannya tumbuh akan ridha dan cinta pada kebenaran dan berakhlak mulia sepanjang hayatnya, anak yg fitrah bakatnya tumbuh maka akan punya peran peradaban hebat kelak ketika aqilbaligh  anak yg fitrah seksualitasnya tumbuh sehat akan menjadi lelaki dan ayah sejati atau wanita dan ibu sejati kelak ketika dewasa dstnya. Inilah point HE berbasis fitrah ✅ 

 

4⃣ Bunda Widya, Slawi-Tegal 

 

1. Bagaimana memulai untuk bisa menumbuhkan keempat fitrah tsb? 

 

2. Langkah2 nya? 

 

3. Untuk bisa spt di atas apa msh di sekolahkan atau model hs? 

 

Jawaban: 

 

4⃣bunda Widya yg baik, 

1. Semua pendidikan yg sejati mensyaratkan agar pendidik memulainya dengan pensucian diri (tazkiyatunnafs) , yaitu banyak mendekat kpdAllah shg diberikan kebersihan jiwa,  kebersyukuran atas semua pemberian Allah shg melahirkan jiwa yg yakin, tenang, rileks dan optimis dalam mendidik. Bhw tdk ada anak yg diciptakan tanpa maksud penciptaan yg baik, tak mungkin ada anak yg dilahirkan tanpa peran istimewa yg sdh Allab tentukan untuknya dstnya. Kedekatan pd Allah SWT akan memunculkan qoulan sadidia, yaitu ucapan dan tutur yg indah berbobot, idea dan gagasan yg inspiratif dan keren, sikap dan perilaku yg mulia shg layak diteladani. 

 

2. Langkah teknisnya adalah paham dan yakini konsep fitrah, pahami dan detailkan framework pendidikan berbasis fitrah menjadi personal kurikulum sesuai tahap perkembangan dan fitrah keunikan anak masing2. Lalu eksekusi dan konsisten serta monitor progressnya. Jalankan dengan tenang dan rileks, yakin, bahagia dan optimis. Framework akan dibahas perlahan dalam kuliah. 

3. Bagi HE , sekolah adalah opsi saja, syaratnya harus sejalan dan mendukung dengan program pendidikan fitrah yg telah kita rancang dan jalani utk tiap anak anak kita. ✅ 

 

5⃣ Bunda Yana, Bekasi 

 

Assalamu'alaykum ust. Harry, 

HE merupakan pendidikan yg jd kewajiban setiap org pd anak yg tdk dpt dialihkan pd org lain/pihak lain & pelaksanaannya pun bukan dg menjejalkan (outside in) namun dg menumbuhkan fitrah (inside out)... 

 

1. Bagaimana kita tahu apa fitrah kita, fitrah pasangan kita & fitrah anak kita, lalu bagaimana cara menumbuhkan fitrah tersebut secara bersamaan agar seiring sejalan? 

 

2. Bagaimana menyikapi pasangan (suami/istri), keluarga besar & lingkungan yg blm paham ttg menerapkan HE dlm rumahtangga? 

 

( ttg pendidikan dg cara menumbuhkan fitrah & bukan dg cara menjejalkan) 

Krn menurut saya (silakan dikoreksi bila saya salah) sebagian besar proses pendidikan pd anak saat ini justru sesuatu yg wajar bahkan harus dilimpahkan pd org lain/pihak lain yg dianggap lbh kompeten drpd ortunya. 

 

3. Utk bergabung dg grup ini jg bersama dg pasangan, tp bgmn menyikapinya bila pasangan tdk ingin byk teori/ingin praktisnya saja/bahkan ada yg menyerahkan proses "mikir"nya pd pasangan & dia bantu pelaksanaannya saja? 

 

Jawaban: 

 

5⃣bunda Yana di Bekasi yang baik, 

1. Fitrah itu meliputi fitrah bakat, fitrah iman, fitrah belajar, fitrah seksualitas dll. Mungkin yg dimaksud "bsgaimana kita tahu fitrah kita" adalah fitrah bakat. 

Fitrah bakat ini sesungguhnya adalah secara mendasar adalah cara merasa, cara berfikir dan cara bersikap dari seseorang yg unik, yg kelak akan menjadi misi hidup atau peran spesifiknya di muka bumi. Fitrah bakat ini memang harus digali dan ditemukan shg kombinasi fitrah bakat ayah ibu menjadi core mission keluarga dan  menjadi landasan pembuatan kurikulum pendidikan anak2 di rumah yang disesuaikan dengan semua potensi fitrah anak anaknya sehingga menjadi seiring sejalan. 

 

2. Mensikapi yang belum paham adalah ya diberikan keteladanan bhw pilihan HE memberikan perkembangan fitrah anak anak yg lebih baik. Di awal2 HE tentu sulit memberikan hal ini krn baru memulai krn orang lain akan meminta bukti hasil, pdhl HE bukan berorientasi hasil yg segera, misalnya anak yg bisa baca hitung sejak dini belum tentu suka baca dan berlogika, anak yg bisa banyak doa dan hafalan ayat belum tentu cinta alQuran dstnya. Jadi jalani saja dengan konsisten sampai kemudian keluarga besar melihat bahwa anak anak kita tumbuh lebih bahagia, dengan gairah belajar yg meluap2 (pertanda fitrah belajarnya tumbuh sehat), dengan gairah cinta pd Allah dan Rasul serta kebenaran yg besar (pertanda fitrah imannya tumbuh sehat), dengan gairah beraktifitas yg keren sesuai passionnya (pertanda fitrah bakatnya tumbuh sehat) dstnya. 

Melimpahkan pengajaran skill dan knowledge bisa saja dgn pihak lain jika diperlukan sbg pendukung, tetapi keseluruhan HE tidak menyuruh kita banyak mengajar tetapi menemani anak dalam membangkitkan gairah fitrah belajar sehingga mereka akan belajar mandiri sepanjang hayatnya, begitupula dengan fitrah2 lainnya. Pada tahap tertentu anak membutuhkan Maestro yg sesuai dengan fitrah bakatnya utk pengembangan perannya. 

 

3. Sejujurnya kita berhadapan dengan sistem pendidikan dan masyarakat yg sdh seratus tahun lebih memberhalakan kecerdasan akademis semata. Padahal mereka tahu bhw sistem ini buruk, namun tdk punya pilihan lain. Jika pasangan ingin praktis, ya jalankan saja yg praktis tapi jangan instan dan merusak fitrah. 

Kita butuh pemahaman konsep yg kuat dan mendalam, krn praktek tanpa landasan konsep yg kuat akan membuat kita bagai "bunglon", mudah merubah orientasi krn pengaruh kiri dan kanan, bukan krn kebutuhan hakiki fitrah anak anak kita dan orientasi peran peradaban yg baik kelak. ✅ 

 

6⃣ Bunda Yani, Wonosobo  

 

1. Apakah konsep HE mengharuskan ibu di rumah (tidak bekerja)? 

 

2. Bagaimana menerapkan konsep HE jika ibu bekerja? 

 

Jazakumulloh. 

 

Jawaban: 

 

6⃣ bunda Yani Wonosobo yg baik, 

1. HE adalah kewajiban bukan pilihan. HE juga dianjurkan tidak banyak mengajar (outside in) dengan kurikulum rigid dan rumit, tetapi fokus pada membangkitkan dan membebaskan fitrah secara alamiah dengan panduan kurkulum berbasis fitrah. Dengan demikian waktu2 mendidik dengan anak anak baik fitrah belajar, fitrah iman dll adalah waktu2 yg membangkitkan gairah, kebersamaan, eksplorasi dan pengamatab menyenangkan juga proyek2 belajar maupun aktifitas yg seru ketika weekend maupun ketika diskusi online. HE juga bukan belajar di rumah, tetapi di universitas kehidupan dan pengalaman nyata. Ibu dan ayah bekerja, lebih efektif menjalankan HE daripada menyekolahkan anak2nya jika paham caranya. 

 

2. Rancanglah personal kurikulum utk tiap anak2 kita, pastikan kitalah yg merawatnya dan menjamin everything "right on place". Jika bekerja atau berkarir maka tantangannya adalah membuat kurikukum yg efisien dalam pelaksanaan program dan manajemen komunikasi yg efektif. ✅ 

 

7⃣  Bunda Prita, JakSel 

 

Tujuan kami bergabung dgn grup ini adalah tentunya berikhtiar u/mencari pola pendidikan yg jauh lbh baik dr sistem yg ada bagi anak/keluarga kami, yg tampaknya sudah pasti membutuhkan peran serta kedua ortu yg lbh aktif. 

 

Pertanyaan: bagaimana dgn anak2 yg nasibnya tdk seberuntung kami, di panti asuhan misalnya, apakah mrk jg bs mendapat kesempatan (yg wlpn tdk akan bs sama persis) u/mendapat model pendidikan sesuai prinsip HE ini?  

Terima ksh 

 

Jawaban: 

 

7⃣bunda Prita yg baik, 

HE pun pada tahap tertentu memerlukan komunitas untuk bersama sama dalam mendidik, misalnya outing bersama, magang pd maestro, homestay pd keluarga shalih dll. It takes a village to raise a child. Butuh orang sekampung utk membesarkan anak. Program mendidik bareng ini kami sebut CBE, community based education, sebagai lanjutan HE. 

Maka anak anak maupun lembaga darimanapun termasuk panti asuhan, anak dhuafa, nak jalanan dll dapat disertakan dalam program program CBE ini di tiap kota ✅ 

 

8⃣ Bunda Ika, Tegal 

 

Jk sesuai fitrah usia brp kira2 yg pas ngajari anak membaca,menulis dan berhitung ya? Makasih sblmnya 

 

Jawaban: 

 

8⃣ bunda Ika yg baik, 

Pertanyaan fitri utk tiap tahap adalah "apakah anak perlu", bukan "apakah anak mampu". Anak yang bisa membaca terlalu dini juga belum bisa mengikat makna pd usia itu, disamping otak kirinya belum siap utk belajar merangkai simbol. 

Banyak pakar maupun psikolog muslim yg keberatan calistung diajarkan saat usia di bawah 7 tahun. Selain golden age 5 tahun pertama ternyata bukan di aspek kognitif, tetapi aspek imajinasi abstraksi dan justru golden age bagi fitrah keimanan, bahasa ibu, senso motorik, kisah2 inspiratif, kelekatan ayahbunda dll yg memerlukan effort yg cukup banyak dibanding calistung. 

Hati2 bhw anak2 yg bisa membaca terlalu dini belum tentu suka membaca, anak2 yg bisa berhitung usia dini belum tentu suka berlogika dan bernalar dstnya. Maka utamakan dulu cinta buku sebelum membaca buku, cinta bernalar sebelum berhitung dstnya. Jika ingin anak bisa membaca alQuran maka lakukanlah dulu gairah mencintai alQuran dan reciting (dibacakan/dilantunkan) bukan reading (membaca) ✅ 

 

9⃣Bunda Iing, jogja 

 

Pak harry, saya sepakat, idealnya memang setiap keluarga bisa menerapkan HE untuk generasi yg lebih berkualitas.  

 

Akan tetapi riilnya, tidak setiap keluarga mampu menjalankannya, entah karena pemahaman, urusan ekonomi, atau yg lainnya (misal single parent).  

 

Saya&teman-teman yg sedang menggiatkan program edukasi dan pemberdayaan keluarga di Jogja, ingin merintis CBE. Sayangnya, sebagian orang tua yg berminat bergabung belum menerapkan HE diantaranya memiliki hambatan yg saya sebutkan tadi. 

 

Pertanyaan saya: 

1. Apa yg sebaiknya saya&teman komunitas lakukan untuk menjembatani dua hal tsb?  

2. Langkah-langkah sistematis apa sajakah yg perlu kami siapkan? 

Terima kasih 🙏🏼 

 

Jawaban: 

 

9⃣bunda Iing yg baik, 

Ini pertanyaan advance.👍 

1. Ideally CBE adalah lanjutan HE. Namun ketika saya di SA Ciganjur pertama kali CBE diterapkan pada kondisi orangtua tidak sama pemahamannya dan pelaksanaannya. Dimulai saja forum forum utk Ortu offline (kopdar) yang membahas bersama problem maupun program. Memang harus ada inner circle yang menggodok program sebelum difloorkan, lalu presentasikan dan minta masukkan serta kontribusi peserta dalam bentuk apapun. Bangun kesadaran bhw mendidik adalah kewajiban ortu dan akan sangat efektif jika berjamaah. 

Program tidak harus ribet dan rumit, misalnya outing ke museum, planetarium, wisata terdekat atau sekedar olahraga bersama yg tdk formal dll. Bekali ortu dengan worksheet utk pengamatan anak dan games berupa WWP - work with parent dll. Seru dan rileks. Perlahan keinginan HE juga tumbuh bersamaan kesadaran ttg amanah merawat fitrah anak, kebersamaan dalam mendidik, menciptakan lingkungan yg sehat dan ramah anak bukan cuma defense thd yg buruk dll 

 

2. Secara sistematis, background process nya adalah 

a. Mapping resources. Petakan kekuatan dan sumberdaya komunitas. Petakan stakeholder yg terlibat siapa saja jika ada pihak lain yg terlibat misalnya lembaga, yayasan, koperasi, donatur dll. 

Buat lingkaran2, tim inti, pendukung dan penggembira, utk memahami dinamika komunitas dan pemanfaatan sumberdaya 

 

b. Program plan. Rancang program yang benar (do the right thing) dengan cara yang benar (do the thing right). Sesuai kemampuan dan kebutuhan. CBE ini meliputi program utk ortu, untuk anak di bawah 10 dan untuk anak di atas 10 tahun. 

 

c. Beri panggung kontribusi utk semua. Libatkan setiap sumberdaya dalam proses mendidik. Siapapun dalam komunitas bisa berkontribusi apapun misalnya berbagi ilmu (utk ortu maupun anak), donors, info2 jaringan program spt tanam pohon, csr, ngo pendidikan, taman bacaan dll, juga bisnis bersama yg relevan utk revenue komunitas maupun wahana belajar, dsbnya. 

 

d. Buat AD/ART agar mencegah konflik kepentingan yg mengatur hak dan wewenang serta kewajiban masing. 

 

e. Mulai saja, jangan ragu. inshaAllah "akan lahir banyak idea dan pengikut". Setiap yang baik dan sesuai fitrah, maka manusia seharusnya lebih cenderung kepadanya. ✅ 

 

1⃣1⃣ Bunda Rina, Salatiga 

 

Apa contoh kegiatan untuk menumbuhkan (inside out) ke-4 fitrah tersebut dalam diri anak usia 5 th? 

 

*utk fitrah keimanan insyaAllah saya sudah faham. Namun utk fitrah belajar, bakat, dan perkembangan belum begitu yakin.😊 terimakasih 

 

Jawaban: 

 

1⃣0⃣bunda Rina yang baik, 

Fitrah belajar dibangkitkan dengan idea menantang dan inspirasi berkesan sesuai tahapannya (fitrah perkembangan).  

Jika anak di usia 5 tahun, maka fitrah belajarnya tumbuh dengan banyak menginteraksikan senso motoriknya (muscle memory) di alam, spt menyentuh, memegang, mengendus, mencium dll. Riset membuktikan volume otak anak berkembang dengan banyak bermain baik di alam maupun dengan orangtua. 

 

Manfaatkan momen apapun spt jalan jalan, ada momen menarik, bahkan ada musibah dll utk membangkitkan gairah belajarnya, pancing agar anak kita mengajukan pertanyaan2 5W, 3H. Apa ya? Kapan ya? Darimana tuh? Kok begitu ya? Bagaimana jika? Buka ensiklopedia, buka alQuran dsbnya. 

 

Riset juga membuktikan anak akan memiliki fitrah belajar dan sosial yang sehat jika para ayah banyak bermain dan bercerita dengan anak anaknya pada usia ini, bahkan sampai usia 10 tahun, agar imaji2 ttg kehidupan, ttg diri, ttg Allah dll terbangun oleh ayahnya.  

 

Executive functioning sebagai bagian dari pembentukan fitrah kepemimpinan dapat ditumbuhkan dengan memelihara hewan dan tumbuhan yang disukai. Beri tanggungjawab memberi makan dll. 

Fitrah belajar dari sisi bunda, banyak ditumbuhkan "dengan bahasa ibu" yang utuh lewat banyak dialog dan membacakan buku2 bersastra cukup baik, tidak berat tapi juga jangan terlalu ringan. 

 

Di usia ini anak masih ego sentris, dirinya masih sebagai pusat semesta, maka puaskan egonya agar utuh menjadi identitas dirinya, baik secara seksualitas (jelas cowo atau cewe sejak usia 3 tahun) maupun fitrah bakat (sifat2 unik).✅ 

 

1⃣1⃣ Bunda Purdayanti 

 

1. Home education mulai diluncurkan kapan? 

 

2. Stimulan untuk ke 4 fitrah tersebut apa saja?mohon penjelasannya.Makasih 

 

Jawaban: 

 

1⃣1⃣ bunda Purdayanti yang baik, 

1. HE ada sejak zaman Nabi Adam AS sudah ada, jauh sebelum persekolahan modern ada dan sebelum HS ada tahun 1970an. 

 

2. Stimulan dalam terminologi kita adalah difasilitasi dan ditemani dalam menumbuhkan dan membangkitkan (inside out) fitrahnya. 

Fitrah iman ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan. 

Fitrah belajar ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan idea menantang dan inspirasi hebat. 

Fitrah bakat ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan konsistensi dan disiplin pada aktifitas dan kegiatan yg diminati/disukai. Walau berubah2 amati saja dan akan mulai konsisten di usia 10 tahun. 

Fitrah seksualitas ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan kelekatan ayah dan bunda. 

Fitrah perkembangan adalah tahapan pertumbuhan utk tiap fitrah, sejak 0-2, 3-6, 7-10, 11-14, >15 tahun. Tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, tetapi segalanya akan indah pada saat yang tepat. ✅ 

 

1⃣2⃣ Bunda Adis, Samarinda dan Bunda Siti Mukamimah, Kendal 

 

Apakah hobby dari setiap anak itu pasti sebuah bakat ? Jika ada perbedaannya bagaimana orang tua membedakan antar hobby anak dan bakat anak .. dan mana yang harus lebih dominan untuj di support ? Hobby atau bakat ? Makasih 

 

Jawaban: 

 

1⃣2⃣ bunda Adis dan Bunda Siti Mukamimah, Kendal 

yang baik, 

Hobby adalah bakat yang biasanya hanya sekedar sambilan. Hobby jika dilakukan dengan semangat, ditunggu2, dilakukan dengan asik seolah waktu berhenti, lalu diakhiri tanpa mengatakan "akhirnya kelar juga" , diulang2 tdk bosan maka itulah bakat. Jika diseriuskan maka bakat akan menjadi peran peradaban atau misi kehidupan anak kita yg kelak memberi manfaat bagi dirinya dan orang banyak. Mohon dicatat, bahwa hebat belum tentu bakat, apabila diulang2 membosankan anak. ✅ 

 

1⃣3⃣Bunda kiki, Jogja 

 

Pak harry yg baik, mohon penjelasan ttg fitrah perkembangan yg harus dilalui setiap manusia. Meliputi perkembangan apa saja dan apa maksudnya tdk berlaku kaidah makin cepat makin baik? Jazakallahu khayran 

 

Jawaban: 

 

1⃣3⃣bunda Kiki yg baik, 

Fitrah perkembangan ini adalah sunnatullah pertumbuhan. Setiap segala seuatu di alam semesta memiliki tahapan pertumbuhan sesuai karakeristik/fitrahnya/kodrat masing masing, begitupula manusia. Kitabullah dengan jelas menyebut angka pada usia 0, 2, 7, 10, pre aqilbaligh, aqilbaligh, postaqilbaligh dstnya. Dalam pendidikan anak maka semua tahap masuk dalam tahap sebelum aqilbaligh (pedagogi) dan paska anak anak disebut aqilbaligh (pemuda/andragogi). Islam bahkan dunia tdk mengenal istilah remaja.  

Maka kami membagi tahapan rincinya menjadi 0-2 karena ada menyusui, 3-7 karena ada pentah sholat di usia 7, lalu 7-10 krn ada pemisahan kamar pada usia 10 dan boleh dipukul jika meninggalkan sholat (sbg warning) lalu ada 11-14 yaitu persiapan aqilbaligh utk mandiri dan memikul beban syariah yg umumnya dicapai pd usia 14-15 tahun.  

Fitrah ibarat benih dan kitalah petaninya. Ibarat menanam benih maka segala sesuatu akan indah pada waktunya, tdk bijak terlalu lebay obsesif, juga tidak bersyukur jika lalai pesimis ✅ 

 

1⃣4⃣ Bunda No name 

 

1. Apa bedanya anak patuh karena "menurut" pada orang tua.. dengan " takut" kepada ortu. Karena kadang saya merasa serba salah.. anak2 suka bilang saya galak/ suka marah.. padahal saya hanya berusaha tegas..  

 

2. Bagaimana memetakan bakat untuk anak laki2 yg sudah 10 tahun? Apakah ada tes nya? 

 

Demikian. Terimakasih 

 

Jawaban: 

 

1⃣4⃣ bunda Noname yg baik, 

1. Patuh adalah bentuk kesadaran, takut adalah bentuk keterpaksaan. Anak anak akan patuh jika dilibatkan dalam proses dan kesadaran utk melakukan sesuatu tanpa ada kita atau tidak, tetapi takut hanya akan dilakukan jika ada kita saja. Jika ketegasan kita melukai jiwa anak kita maka mereka merasa kita galak, krn galak tdk disukai oleh siapapun. Jika ketegasan kita membangun kesadaran maka mereka akan merasa kita bermakna dan berwibawa.  

Coba bunda definisikan dan review kembali apakah ketegasan kita selama ini melukai perasaan anak anak kita, misalnya memaki atau mengkritik terlalu keras atau terlalu panjang/tdk efektif instruksinya bercampur marah shg tdk dipahami. 

2. Ya ada alatnya, free. www.temubakat.com . Namun itu hanya tools saja, yang terbaik adalah pengamatan dengan penuh empati thd momen atau aktifitas yg anak kita sangat sukai (gue banget) selama setahun terakhir. ✅ 

 

1⃣5⃣Bunda Reni, Cilegon 

 

Setiap anak terlahir dengan fitrah dan salah satu nya fitrah kelembutan, namun bagaimana menghadirkan kembali fitrah kelembutan pada anak yang suka berteriak dan terkadang berkata kasar kepada yang lebih tua. 

 

Jawaban: 

 

1⃣5⃣ bunda Reni yg baik di Cilegon, fitrah kelembutan ini dalam buku saya masuk dalam fitrah estetika, bahwa tiap manusia menyukai keharmonian dan keindahan. Kekasaran lahir karena anak barangkali berada pada lingkungan yg kasar dan sering diperlakukan kasar. Cara mengembalikannya adalah dengan membawa kepada lingkungan yg penuh kehalusan dan kelembutan, misalnya didekatkan dengan sosok ibu yg lembut, diajak bercocok tanam tanaman hias atau memelihara ikan hias, berikan syair2 atau bacaan yg menghaluskan jiwanya atau jika bakatnya di suara/musik ajak kpd bacaan alQuran yg lembut, musik yg lembut dstnya. Sesuaikan dengan bakat anak  krn tiap anak akan merespon berbeda sesuai keunikannya. ✅ 

 

1⃣6⃣Bunda Achi Jogja,, 

 

Bagaimana bentuk HE kalau anak harus tinggal berjauhan dg orangtua? Apa ada tips HE untuk LDR?? 

 

Jawaban: 

 

1⃣6⃣bunda Achi yg baik, 

Strateginya sebenarnya mirip jika ortunya bekerja penuh waktu, yaitu rancang program pendidikan berbasis fitrah, manfaatkan teknologi informasi utk bukan hanya berkomunikasi biasa namun menjalani proyek2 aktifitas bersama, memcari sosok pengganti yg setara ayah ibu jika pertemuannya kurang dari sepekan sekali.✅ 

 

1⃣7⃣ Bunda Noni, Tangerang 

 

Setiap anak setidaknya memiliki 4 potensi fitrah sejak dilahirkan : 

1. Potensi Fitrah Keimanan 

2. Potensi Fitrah Belajar 

3. Potensi Fitrah Bakat 

4. Potensi Fitrah Perkembangan 

 

Keturunan, lingkungan, pergaulan, pengalaman, kesulitan hidup yang dihadapi, cara berfikir... hal ini membentuk pandangan hidup seseorang termasuk dalam mendidik putra putrinya 

 

Maka bagaimanakah baiknya kita sebagai orangtua bersikap  supaya tidak melemahkan pribadi anak atau melemahkan 4 potensi fitrah anak... Tapi justru menguatkan pribadi anak dan ke4 potensi fitrah anak kita..?? 

 

Terimakasih Ustad Harry... 

 

Jawaban: 

 

1⃣7⃣ bunda Noni yang baik, 

Orangtua yang mendidik fitrah anak anaknya dengan sungguh sungguh maka tanpa sadar pasti akan membaik fitrahnya, akan muncul gairah belajarnya demi anaknya, akan muncul lagi kesadaran bakatnya krn memahami pentingnya misi hidup terkait fitrah bakat, akan jadi sering mendekat xan curhat pada Allah agar jangan sampai karakternya merusak fitrah anak anak nya dstnya. Karenanya ada pepatah "raise your child, raise your self" , maka jangan ragu mendidik fitrah krn fitrah kitapun akan membaik jika sungguh2. "Allah tdk akan memanggil mereka yg mampu, tetapi memampukan mereka yg terpanggil" ✅ 

 

1⃣8⃣ Bun Ria, Pontianak 

 

Mengenai potensi fitrah keimanan. Sebagai orangtua apa yang sebaiknya kami lakukan agar potensi fitrah keimanan dalam diri anak bisa muncul secara alami? Dan seperti apa bentuk pengaplikasiannya? Saat ini anak kami berusia 2 tahun. Yang kami lakukan selain membacakan cerita, masih sebatas membiasakannya untuk ikut ibadah bersama seperti berdoa juga sholat walaupun seringnya hanya bertahan satu rakaat saja setelah itu mukenahnya dilepas dan meninggalkan sajadah. 

 

Jawaban: 

 

1⃣8⃣bunda Ria yg baik, 

Upayakan keteladanan dan atmosfir keshalihan di rumah  maka secara alami fitrah keimanan anak dalam hal ini fitrah rubbubiyatullah akan semakin kokoh tanpa perlu doktrinasi dan effort yg tdk perlu. Jangan terburu ingin lihat anak shalih, krn shalih adalah amal shalih bukan status shalih, jadi utamakan proses bukan hasil. Jangan memaksakan target yg bisa merusak fitrah imannya. 

 

Perintah sholat baru di usia 7 tahun, Allah tdk mengatakan perintahkan anakmu shalat sejak dini, tetapi ketika berusia 7 tahun. Apakah Allah lalai? Maha Suci Allah. Tetapi Allah Maha Tahu bahwa tdk anak di bawah 7 tahun yg suka gerakan sholat, krn sholat adalah gerakan formal utk 7 tahun ke atas. Maka target sholat di bawah usia 7 tahun, bukan tertib dan jumlah rakaatnya, tetapi imaji2 indah ttg sholat, upayakan sholat menjadi sesuatu yg keren banget dan mengasyikkan di matanya. Karenanya Rasulullah SAW membiarkan cucunya bermain kuda2an sampai puas ketika beliau sujud. Ini semata2 agar cucunya punya imaji indah ttg sholat. 

 

Maka janganlah keinginan kita utk terburu2 melihat anak shalih malah membuat fitrah imannya malah rusak. Bayangkan apa jadinya jika imaji anak kita ttg sholat adalah sesuatu yg menakutkan, membebani bahkan traumatik. Jadi rileks dan optimis saja, utamakan cinta kebenaran sebelum mengamalkan kebenaran. Jika anak anak sdh cinta pd Allah, pd Rasul dan alHaq maka mereka akan mencari dan menjalani serta membela kebenaran sepanjang hayatnya. Membacakan kisah2 keteladanan inspiratif sangat bagus, hindari kisah2 yg menyeramkan atau peperangan yg menakutkan ya. Utamakan kisah2 yg menampilkan keindahan pd kebaikan dan amal2 shalih ✅ 

 

1⃣9⃣Pak Haris, Bekasi 

 

Bagaimana memetakan bakat, untuk anak anak yg sudah kadung lewat usia 14 thn...secara kasus mereka potensinya bagus... 

 

Jawaban: 

 

1⃣9⃣pak Haris yg baik, 

Saran saya gunakan tools talent mapping atau ke psikolog utk didalami. Karena hebat pd satu bidang juga belum tentu bakat. Ada kasus atlit yg sejak kecil usia 6 tahjn hebat dalam renang, dan selalu mendapat medali. Lalu di usia 19 tahun sakit parah, ternyata selama hidupnya dia membenci renang  hanya krn didorong lingkungan dan orangtua saja ✅ 

 

2⃣0⃣Assalamu'alaikum ust sy bunda yanti dr purbalingga yg mau sy tanyakan: 

 

Anak sy berumur 10 th,saat ini klu dia sedang sedih,malu,atau krn jatuh kmdn sakit, yg muncul kok rasa marah tadz,jd dia marah kmdn mengajukan permintaan yg mnrt dia sy ga akan memenuhi,dn itu jd alasan bagi dia untk tambah marah...biasanya sy akan menyampaikan bahwa itu sebenarnya rasa sedih jd tdk perlu marah,tp sepertinya tdk digubris tadz,dn dia tipenya komando,ke adiknya sering nyuruh2,walaupun cara nyuruhnya baik dg kt minta tlg,dn adiknya seneng2 aja bantuin kakaknya..dan 1 lg tadz,klu dia mendpt sesuatu yg membuat dia tdk nyaman mekanisme pembelaannya menarik diri....apa yg hrs sy lakukan atau untk memperbaiki perilakunya itu...terima kasih ustadz 

 

Jawaban: 

 

2⃣0⃣⃣bunda Yanti yg baik, 

Anak memiliki sifat unik yang merupakan potensi yang akan menjadi perannya kelak, namun memperlakukan sifat anak ini hati hati, jangan sampai otoritas kita sbg orangtua jadi berkurang. Sepertinya anak bunda tidak suka konflik, tetapi kemudian memanipulasinya untuk "memeras" bunda.  Barangkali awalnya tidak sengaja, tetapi setiap mengambek selalu dipenuhi keinginannya akhirnya menjadi alat memanipulasi. Saran saya sibukkanlah diri kita mendidik sifat positifnya dan abaikan manipulasinya ✅ 

 

2⃣1⃣    Bunda Rina, Jepara 

 

1. Sejak usia berapa kita bisa menentukan bakat anak? 

 

2. Bagaimana memastikan bakat atau sekedar coba2? 

 

Jawaban: 

 

2⃣1⃣  bunda Rina yang baik 

1. Bakat diamati sejak lahir dengan banyak wawasan dan aktifitas, lalu dipastikan idealnya di usia 10 tahun. 

 

2. Dengan pengamatan, tools talents mapping atau ke psikolog. Bedakan bakat dalam aspek sifat, aktifitas dan peran.✅ 

 

2⃣2⃣ Bunda Robi, Bekasi. 

 

Tanya : Kita skrg belajar HE, menjelajahi materi demi materi, kemudian paham mengenai fitrah dan insyaAllah menjalankan terutama untk anak dan keluarga. Tapi untuk kami para orng tua yg sudah terlanjur tua ini apa msh bs mengejar fitrah kita? Karna bimbingan ayah ibu kita yg dlu tidak faham fitrah. Contohnya fitrah bakat. Terima kasih.. 😊 

 

Jawaban: 

 

2⃣2⃣ bunda Robi yg baik, 

Percayalah dengan kaidah bahwa memberi adalah menerima. Raise your child, raise your self. Mendidik fitrah anak dgn sungguh2, akan secara tdk langsung memperbaiki fitrah kita yg banyak tersimpangkan atau terkubur ✅ silahkan lihat juga jawaban No. 1⃣7⃣  

 

2⃣3⃣Bunda Resty_Bontang  

 

Assalamu'alaikum.. Sy baru di dunia HBE ini. Terus terang banyak istilah-istilah baru yg sy masih bingung untuk memahami nya. Misal konsep menjejalkan (outside in) dan kebalikannya inside out itu seperti apa ya? Sy ibu dari 2 orang anak 3y & 1y. Saat ini sy menjalankan preschool at home ala kadar nya dirumah. Belum konsisten dan masih mengacu pada kurikulum & standar kompetensi paud. Sy bingung harus memulai dari mana & bagaimana cara membangun konsep belajar inside out itu tadi. 

 

Jawaban: 

 

2⃣3⃣bunda Resty yg baik, 

Anak anak Indonesia dikenal pandai menjawab tetapi tidak pandai bertanya. Padahal ciri fitrah belajar dan bernalar yg baik adalah pandai mengemukakan gagasan dan pendapat kreatif. Kita lihat betapa alQuran mendorong ummat Islam untuk banyak merenung, refleksi dan bertanya, terutama Why, untuk menemukan hikmah2 terpendam dari ilmu Allah shg menjadi baiklah peradaban ini dengan penemuan2 yg bermanfaat dan menebar rahmat. 

 

Nah, inilah inside out yg dimaksud, yg berangkat bhw manusia lahir bukan kosong tanpa bekal apapun shg perlu diisi banyak2. Anak2 yg terlalu banyak diajarkan akan minta diajarkan sepanjang hidupnya. Fitrah belajar dan bernalar sudah ada sejak lahir maka bangkitkan saja dengan inspirasi dan idea2 menantang,  fasilitasi serunya eksplorasi, jangan terlalu banyak mengajarkan. Begitupula dengan fitrah lainnya. Semoga bisa memahami ✅ 

 

2⃣4⃣Ayah Amir 

 

Tanya : Bismillah.... anak kami perempuan, sdh bisa bikin life plan sendiri, impiannya adalah menjadi Ahli sejarah, tergabung di UNESCO dibidang penelitian sejarah, rencana kuliah di Turki ambil fakultas Sejarah, saat ini masih "magang" kelas 1 MTs di pondok tahfidz ingin menyelesaikan hafalan Al Qur'an, bahasa arab, dan bahasa Inggris sampai kelas 3... Yg masih bingung, saat lulus SMP sampai masuk kuliah kemana ya? Mau magang di mana yg sesuai passionnya? Catt : anak ini sdh dewasa cara pikirnya, terbukti dia lbh nyaman kumpul dengan anak-anak SMA. 

 

Trus yg kami (orangtua) masih bingung, seandainya mimpi anak bi'idznillah jadi kenyataan, berarti anak saya bekerja, apakah ini tdk mengganggu fitrahnya sebagai ibu yg harus mendidik anak2 nya kelak? 

 

Jawaban: 

 

2⃣4⃣Ayah Amir yang baik, 

Subhanallah, berarti fitrah bakatnya sdh tergali dengan baik. Saran saya magang ke pakar sejarah setamat SMP dan mengambil paket C. Atau coba melamar kuliah di LN setamat SMP dengan mengajukan portfolio misalnya karyatulis atau riset ttg sejarah. Atau kombinasikan keduanya, tetapi sebaiknya jangan dimasukkan ke SMA, akan banyak membuang waktu. 

Masalah bekerja, tidak perlu khawatir, hari ini banyak peneliti dan dosen atau penulis yg bekerja online dari rumah ✅ 

 

2⃣5⃣Bunda Yani, Pacitan 

 

Assalamu'alaykum 

Sy Yani. Sy baru belajar HE setelah anak sy berusia 14 th, 11 th dan 8 th. Sepertinya memang banyak fase yg terlewatkan, terutama fase talent mapping. Bagaimana cara mengenal bakat anak dan cara mengarahkan mereka agar mereka bisa menyadari potensi mereka untuk anak pre akil baligh? 

 

Jawaban: 

 

2⃣5⃣ bunda Yani yg baik, 

Fitrah bakat berada pada puncaknya di usia antara 10 - 14, idealnya memang ditemukan pada usia 10 dan dikembangkan dengan serius sehingga menjadi kemandirian dan peran ketika usia 14-15 tahun. Ini idealnya. Tetapi jangan khawatir, banyak orang yg baru tahu bakatnya di usia 50 tahun, lalu menuai sukses krn fokus pd panggilan hidupnya itu.  

 

Saya kira anak bunda masih muda dan masih banyak kesempatan utk mendalami dan mengembangkan bakatnya. Hanya saja, mungkin anak2 yg tdk kenal bakatnya sampai usia 15 tahun, godaan dan kegalauannya bisa mengganggunya. Maka hantarkan ananda ke maestro yg sesuai bakatnya segera dipastikan bakatnya, jangan lupa berikan murobby utk menggembleng akhlaknya secara paralel ✅ 

 

2⃣6⃣Bunda Ahza, Semarang 

 

Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan pembelajar yang tidak relevan dengan jatidirinya, begitu pula sebaliknya, fitrah bakat tanpa fitrah belajar akan melahirkan orang berbakat yang tidak innovatif.(Mohon penjelasannya/ contohnya bgmana sy kog blm faham) syukron jwbannya 

 

Jawaban: 

 

2⃣6⃣  bunda Ahza yg baik, 

Ada manusia yang "learning for learning" belajar hanya utk belajar, tanpa melahirkan karya manfaat apapun sepanjang hidupnya karena tdk memahami peran dan misi atau panggilan hidupnya. Sejatinya "learning for being", belajar adalah untuk mendukung kita agar menjadi sesuatu atau berperan tertentu atau learning to be. Misi, peran dan panggilang hidup itu adalah ujung dari fitrah bakat. 

 

Begitu pula bakat hanya berhenti sebagai bakat jika fitrah belajarnya meredup, dia punya peran namun tdk inovatif krn berhenti belajar. Berapa banyak orang yg berbakat dagang atau guru yg berhenti berinovasi dalam hidupnya, hanya menikmati perannya ✅ 

 

2⃣7⃣ Yana dari Jakarta 

 

1. Contoh sederhana dalam mengembangkan ke 4 fitrah tersebut. Untuk anak usia 11 tahun misalnya 

 

2. Bagaimana sebenarnya memulai Home Education itu. Apa yg harus dilakukan orang tua pertama kali. 

 

Jawaban: 

 

2⃣7⃣bunda Yana yang baik, 

Usia 11 tahun dalam framework kita sudah masuk tahap pre aqilbaligh, tahap latih menuju aqilbaligh utk mampu mandiri dan mampu memikul beban syariah di usia 14-15 tahun. Ini fase terberat dalam hidup seorang anak. 

 

Maka fitrah keimanan tetap ditumbuhkan dengan cara keteladanan dan atmosfir keshalihan, hanya saja di usia 11, anak memerlukan pendamping akhlak di luar rumah juga komunitas orang2 shalih. 

Fitrah belajar dan bernalar tetap ditumbuhkan dengan cara memberikan idea menantang dan inspirasi hebat, namun kali ini tantangannya sudah kpd penelitian yg memberi manfaat dan sesuai minat. 

 

Fitrah bakat tetap ditumbuhkan dengan cara konsisten dan disiplin namun kali ini konsisten dalam melahirkan karya bermanfaat melalui proyek2 real bersama Maestro bakat yg relevan.  

Fitrah perkembangan mengikuti tahapan usia ✅ 

 

2⃣8⃣  Bunda Adis, Samarinda 

 

Pertanyaannya :  

1. Jika anak saya hobby pada suatu hal perlukan dipaksa juga untuk belajar hal lain yg menurut saya sebagai orang tua perlu ? Misalnya anak saya suka sekali menggambar, dan saya memaksa dia untuk belajar berhitung dan hafalan tabel pertambahan, pengurangan, dll .. juga hafalan surah2  ... apakah saya harus memaksanya ?  

Terima kasih  

 

2. Terkadang ada perasaan takut salah mem-push anak pada hal2 yang tidak mereka sukai namun saya anggap perlu .. bagaimana saya harus menyikapinya ? 

 

Jawaban: 

 

2⃣8⃣  bunda Adis yg baik, 

1. Prinsipnya bakat difasilitasi dan akhlak digembleng, yang tdk relevan cukup sekedar tahu saja, tdk perlu dipaksa agar ekselen, justru menggambarnya yg sudah ekselen ditajamkan. Membaca dan menghafal ayat adalah akhlak mulia, harus digembleng, namun tanpa target ekselen jika itu bukan bakatnya. Menghafal alQuran atau alHadits adalah akhlak mulia, namun menjadi penghafal memerlukan bakat khusus. Abu Bakar RA mengatakan bahwa bukan aib bagi seseorang yg tidak mengetahui sesuatu yg tdk relevan dengan dirinya" 

 

2. Anak perlu tahu sesuatu yg mendukung bakat dan akhlaknya, namun sebaiknya tidak ditekan untuk hebat pada sesuatu yg bukan dirinya, cukup sekedar paham. Kata Einstein, jika ikan dinilai dari kemampuannya memanjat pohon, maka ikan akan merasa bodoh selamanya.  

Konsep diri yg rusak akibat pemaksaan inilah yg kita hindari. Bayangkan jika anak kita akhirmya tdk punya bakat atau kesukaan sama sekali krn banyak ditekan utk sesuatu yg bukan dirinya, malah lebih fatal dan malfunction ✅ 

 

2⃣9⃣ Bunda Inayah, Tegal 

 

Assalamu'alaikum... 

Pertanyaan Saya: 

1. Bagaimana Cara mengembangkan ke 4 potensi tsb? 

2. Pd usia berapa bakat seorang anak terlihat? 

3. Seandainta, Anak berbakat di bid. Okay raga dan lemah dlm akademiknya, Apa yg kita prioritaskan? 

Terima kasih. 

 

 

2⃣9⃣ bunda Inayah yg baik, 

1.  Stimulan dalam terminologi kita adalah difasilitasi dan ditemani dalam menumbuhkan dan membangkitkan (inside out) fitrahnya. 

•Fitrah iman, ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan. 

•Fitrah belajar ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan idea menantang dan inspirasi hebat. 

•Fitrah bakat ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan konsistensi dan disiplin pada aktifitas dan kegiatan yg diminati/disukai. Walau berubah2 amati saja dan akan mulai konsisten di usia 10 tahun. 

•Fitrah seksualitas ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan kelekatan ayah dan bunda. 

•Fitrah perkembangan adalah tahapan pertumbuhan utk tiap fitrah, sejak 0-2, 3-6, 7-10, 11-14, >15 tahun.  

  

2. Bakat dalam arti sifat sdh terlihat sejak kecil, namun bakat dalam aktifitas yg disukai baru terlihat jika banyak aktifitas sepanjang 0-10 tahun. Bakat sebagai peran dan karya idealnya teelihat konsisten di usia 11 ke atas, apabila banyak wawasan dan aktifitas 

3. Pastikan kekuatannya, fokus pada kekuatannya. Anak yg hebat olahraga bukan berarti anak yg tdk punya masa depan dan tdk mampu berfikir, hanya saja bidang yg disukainya bukan akademik. Saran saya, fokus pada sisi cahaya anak2 kita, maka keterbatasannya akan tdk relevan ✅ 

 

3⃣0⃣Bunda Widya, Tegal 

 

1. Bunda mau tny lg... jd HE itu kan tdk memindahkan kurikulum sekolah ke rmh... jd kl u HE anak2 diajarkan ap dirmh? 

 

2. Maaf bunda mau tny lg... Apakah membangkitkan fitrah anak bs dimulai dr anak yg sdh berumur 7 th ke atas (pd umur 0-7th saya tdk tahu ttg pendidikan berbasis fitrah) krn mrk sdh bs berargumen & menetapkan pilihan... bagaimana cara memulainya? 

 

3. Anak2 sy perempuan berumur 8 (SDIT) n 6 th... smp hr ini mrk lbh senang bermain praktek jual beli n sekolah2an... smp kdg sy berpikir anak sy sptnya terlalu pny byk wkt u bermain... apakah jika sy bersama dg anak2 membuat jadwal sehari2 (dr bgn tidur smp tidur lg) mrk itu  termasuk menumbuhkan slh satu fitrahnya? 

 

Jawaban: 

 

3⃣0⃣ bunda Widya, 

1. Benar. Bukan tdk diajarkan tetapi tdk perlu banyak diajarkan. Tdk perlu banyak diajarkan bukan berarti tidak belajar, tetapi memfasilitasi, mendorong (encourage - bukan menekan) agar gairah belajarnya selalu menyala sbg ciri tumbuhnya fitrah belajarnya. 

Bukan hanya fitrah belajar saja, ada banyak fitrah yg perlu difasilitasi dan ditumbuhkan serta memerlukan effort yg banyak, spt fitrah keimanan dgn keteladanan dan atmosfir keshalihan, fitrah bakat dengan konsisten pd aktifitas yg relevan dengan bakat dan minatnya, fitrah seksualitas dgn kelekatan dan peran sosial keayahan dan keibuan dstnya. 

 

Ada banyak program utk memfasilitasi cara2 menumbuhkan fitrah di atas, spt bahasa ibu, belajar bersama alam, project based learning/activities, executive functioning dll. 

 

2.Fitrah bisa dibangkitkan pada usia berapapun, namun makin terlalu cepat atau terlalu lambat, maka perlu effort yang lebih banyak. Misalnya anak2 yg fitrah keimanannya (ridha dan cinta suka pd kebenaran) lalai dibangkitkan pd usia di bawah 7 tahun, misalnya krn tiadanya keteladanan, banyak melihat tayangan televisi, sibuk calistung, dipaksa sholat tertib sebelum 7 tahun dll, maka akan nampak pada tahap berikutnya, misalnya malas sholat ketika usia 7 tahun ke atas dll. Nah, perlu strategi dan cara yg tepat utk mengembalikan kesadaran fitrah keimanannya. 

 

Tenang saja, selalu optimis, banyak mendekat pada Allah, doakan anak kita yg banyak di sepertiga malam, agar kita diberi keshabaran utk tdk tergoda merusak fitrah mereka dengan tutur, fikiran dan sikap yg buruk, doa dan minta petunjuk Allah  agar fitrah kita dan fitrah anak anak kita bisa kembali. Ingatlah bahwa pendidikan Fitrah adalah jalan sukses, sunnatullah tahapan dan metode adalah cara sukses, doa ayahibu dan ridha Allah adalah kunci sukses  

 

3. Di bawah usia 10 tahun, yang penting kaya wawasan dan kaya aktifitas, fasilitasi saja apa2 yg menjadi minat dan aktfitas yang disukai. Berikan idea dan inspirasi menantang sesuai kekhasan atau bakat anak. Ingat film kungfu panda kan? Fasilitasi gairah belajar mereka sesuai kekhasannya. Sesekali ajak jualan beneran, interview pedangan, dll kreatiflah agar anak sibuk dengan potensi keunikan dirinya.  

 

Jadwal belajar boleh dibuat, tetapi jangan kaku dan rigid, nanti sama2 stres dan susah konsisten. Rileks, optimis dan kreatiflah membuat program bersama yg menyenangkan dan relevan ✅ 

 

3⃣1⃣ Bunda Nia Alfanzury 

 

tentang fitrah perkembangan, dikatakan bahwa ada tahap2 perkembangan yg dilalui anak2, bagiamana kita sbg org tua dapat memastikan bahwa anak2 qt sdh berkembang sesuai dg tahapannya? terima kasih. 

 

3⃣1⃣ Bunda Nia Alfanzury 

 

Tiap tahap perkembangan punya indikator, namun bukan evaluator yg bikin srtess. Ukurannya adalah kebahagiaan dan gairah atas semua fitrahnya sesuai tahapannya. 

Misalnya indikator fitrah keimanan antara 0-7 adalah bahagia dan ridha pd Allah, RasulNya, bergairah beramal shalih, bukan jumlah dan status shalih. Ketika usia 7 ada perintah sholat maka amati gairahnya untuk mendirikan sholat.  

 

Upayakan jangan sampai dipukul krn meninggalkan sholat di usia 10 tahun, artinya buatlah program dan sub indikator2 agar imannya tetap menyala dan bergirah, dstnya. Di atas 10 tahun, seharusnya sdh menyerukan kebenaran, bukan lagi ridha dan melaksanakan secara individu. 

Ini juga berlaku untuk fitrah belajar dan bernalar, fitrah bakat, fitrah seksualitas dsbnya dengan indikator2 yg berbeda. InshaAllah dibahas pada kuliah berikutnya ✅ 

 

3⃣2⃣ Bunda.. 

 

Mau tanya bagaimana caranya kita bisa mengenali atau menggali potensi (atau mungkin istilahnya fitrah)anak2 kita?kebetulan anak saya usia 1 tahun 2 bulan dan 3 tahun 2 bulan 

 

 

3⃣2⃣ bunda ... 

Fitrah ibarat benih yang Allah tanamkan dalam diri setiap manusia, maka tiap bayi yang lahir dalam keadaan fitrah. Fitrah ini setidaknya meliputi fitrah iman, fitrah bakat, fitrah belajar n nalar, fitrah seksualitas, fitrah sosial, fitrah estetika dstnya. Semua fitrah ini adalah potensi dan harus dibangkitkan, dtumbuhkan dan dirawat. Namun diantara fitrah ini, ada yang disebut fitrah bakat, ini tidak serta merta mudah terlihat seperti fitrah lainnya, kadang memerlukan pengamatan dan penggalian yang mendalam karena terkait peran spesifik, sementara fitrah lainnya sifatnya universal atau general. 

 

Fitrah iman misalnya tidak perlu digali, cukup dibangkitkan begitupula fitrah belajar, fitrah seksualitas dsbnya. Nah fitrah bakat ini, di usia 0-7 akan nampak dalam keistimewaan/keunikan sifat (suka memerintah, suka berfikir, suka meneliti, suka mengatur, suka ramah dll) maupun keistimewaan/keunikan fisik (suka menari, suka memasak, suka olahraga dll). Semua anak tentu nampak suka semuanya, tetapi amati saja mana yang paling suka. 

 

Nanti di usia 7-10, perbanyak dengan wawasan dan aktifitas, sehingga dari suka menjadi aktifitas, misalnya jika sifatnya suka mengatur, maka aktifitasnya mungkin adalah mengatur teman, mengatur barang, mengatur tumbuhan, mengatur ruangan dll.  

Libatkan saja dalam sanggar atau klub yang relevan dan beragam serta ajak tour the talent utk membuka wawasan thd aktifitas lainnya lalu catat dan dokumentasi setiap sesuatu yang nampak istimewa, mudah dilakukan, sangat menyenangkan, ekselen/keren dstnya.  

 

InshaAllah di usia 10 tahun, idealnya akan ketemu bakat sebagai peran yang spesifik, maka pada titik itu rancanglah kurikulum personal untuk mengembangkannya secara serius dengan magang bersama maestro sehingga menjadi kemandirian dan kesiapannya menjadi dewasa. Anak anak yg kenal dirinya dengan baik, lalu sibuk menjalani jalannya itu inshaAllah akan terhindar dari berbagai masalah yang tdk perlu ✅ 

 

3⃣3⃣ Bunda Hastien 

 

klo saya pelajarin he ini memang sangat pas ntuk tujuan kita mendidik anak,,tp saya bingung gmn dengan anak yg sudah terlanjur menggunakan cara yg tidak membangkitkan fitrahnya, 

Sedangkan dengan pengulangan tidak mungkin,,anak sudah usia 7 tahun 

 

Jawaban: 

 

3⃣3⃣ ⃣bunda Hastien yang baik, 

Selalulah yakin dan optimis, tahapan yang ada dibuat dalam kerangka ideal, Sepanjang masih Allah berikan kehidupan maka fitrah ini masih punya banyak kesempatan untuk dibangkitkan kembali. Jika merasa ada yang terlewat, misalnya anak susah disuruh sholat ketika usia di atas 7 tahun, coba ingat ingat apakah kita dahulu terlalu cepat memaksa untuk sholat sebelum anak kita cinta dan ridha pada Allah dan RasulNya? Apakah kita lalai sama sekali tidak mengajaknya uintuk mencintai kebenaran dengan memberi keteladanan dan atmosfir keshalihan? dsbnya. Lalu mintalah maaf pada anak kita dengan tulus, peluklah dan bisikan dengan bahasa cinta yang mendalam, lalu katakan bahwa bunda/ayah ingin kembali memperbaiki apa yang sudah lewat dengan mengulang kembali prosesnya namun lebih intens dan melibatkan keteladanan di luar rumah misalnya homestay di rumah keluarga shalih selama beberapa pekan atau wisata ruhani, mengantarkan kpd komunitas orang2 shalih dsbnya ✅

Alhamdulillah, mohon maaf jika ada ucapan yg tdk berkenan. Mohon maaf juga jika perkuliahan kurang interaktif krn keterbatasan WA sehingga harus digilir. Tetap semangat ya, saling menguatkan dan menasehati dalam membesarkan anak anak kita sesuai fitrahnya dan dipandu Kitabullah secara berjamaah. Jazakumullah kpd ayahbunda dan team kordinator atas effortnya yg luar biasa 🙏😊 waswrwb. 

 

Catatan redaksi : 

Untuk mendapatkan pemahaman yg lebih, ayah-bunda bisa ricek kembali keterkaitan beberapa pertanyaan berikut yg senada 

• 1 23 

• 3 6 16 

• 4 10 11 27 29 30 

• 18 31 

• 5 12 14 19 21 25 26 28 29 30 31 32 33