Tangguh mengasuh anak usia 6 - 8 tahun
Oleh Kiki Barkiah
A. Kenali apa yang terjadi di tahapan usia 6-8 tahun
Keahlian dan kemampuan
Memiliki keseimbangan dan kendali gerakan yang baik; mulai belajar mengendarai sepeda tanpa roda bantu; dapat menikmati permainan melompat dengan satu kaki atau loncat tali.
Dapat diserahi tanggung jawab untuk mandi dan berpakaian sendiri.
Dapat diberi tanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan rutin di rumah seperti memberi makan binatang peliharaan, membuang sampah, atau menyiapkan meja.
Mempelajari dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung.
Pola pikir dan pemahaman
Menyadari jenis kelamin dirinya; bertanya mengenai fakta-fakta seputar reproduksi.
Mulai memahami konsep uang; dapat mulai diberi uang saku
Kemampuan memilah dan mengelompokkan semakin akurat
Menguasai prinsip matematika; mulai bergeser dari konsep nyata ke konsep abstrak
Perilaku dan kepribadian
Menyukai aktifitas fisik; senang permainan yang "agak kasar"
Hubungan sosial di sekolah menjadi semakin dipentingkan
Perlahan-lahan berkurang sifat egosentris nya; kapasitas untuk memahami emosi yang belum pernah dialaminya perlahan-lahan berkembang.
Peningkatan kendali diri nya terlihat dan menunjukkan rasa tanggung jawab
Hubungan pertemanan didasarkan atas keuntungan bersama; sering berganti2 sahabat
Pertumbuhan Fisik
Rata-rata bertambah tinggi 2-3 inchi per tahun
Bertambah berat sekitar 5 lbs per tahun
Memulai tahapan penyesuaian hormon yang berlangsung sebelum masa pubertas.
Gigi permanen depan mulai muncul, mendapatkan 3-4 gigi permanen per tahun
Tulang muka berkembang dan terlihat merubah bentuk wajah
Jumlah jaringan lemak di bawah kulit semakin berkurang.
B. Kenali tantangan yang mungkin terjadi di tahapan usia 6-8 tahun
1. Penuh rasa ingin tahu sehingga sangat kritis bertanya
2. Kritis terhadap aturan, terutama jika tidak konsisten atau tidak adil
3. Mulai memiliki perhatian terhadap tema seputar reproduksi dan jenis kelamin
4. Sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar, meski komunikasi lebih mudah dibangun dibanding tahapan sebelumnya
5. Penyesuaian dari dunia bermain ke dunia yang lebih teratur belajar
6. Perkelahian atau perselisihan dengan teman
C. Install dalam pikiran kunci tangguh pengasuhan anak usia 6-8 tahun
1. Ingat bahwa kita diperintahkan memelihara DIRI DAN KELUARGA dari api neraka
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)
2. Tahapan ini adalah tahapan secaa serius untuk memberi fondasi dasar agama, ingat bahwa prioritas dakwah kita kepada kerabat terdekat
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”( QS. 26: 214).
3. Jangan salah prioritas dalam menuntut ilmu di usia sekolah ini, ingat bahwa tujuan utama mempelajari ilmu adalah memperdalam agama, memberi peringatan agar dapat menjaga diri
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang muKmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS. 09: 122).
4. 7 Tahun adalah usia pendidikan shalat secara serius harus dimulai, ingat bahwa tanggung jawab pendidikan Shalat ada di orang tua
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaahaa: 132)
“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).
5. Kita dipertintahkan untuk mendorong keluarga untuk berdakwah dan bersabar dalam dakwah
“Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. 31 : 18).
6 Pilih proses pendidikan yang seimbang karena islam memerintahkan adanya keseimbangan Ilmu dunia akhirat
"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia memiliki ilmunya pula; dan barang siapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-keduanya pula." (HR.Bukhari dan Muslim)
D. Ilmu Tangguh Pengasuhan Anak usia 6-8 Tahun
1. Di tahapan ini, anak sudah mulai dibekali dengan pendidikan agama yang lebih sistematis dan komperhensif sebagai bekal kehidupan mereka
2. Budaya membaca dan halaqoh agama keluarga sudah harus terbentuk dan sudah dapat meminta komitmen anak-anak dalam partisipasinya
3. Mulai lebih sistematis dan rutin dalam mempelajari Al-quran
4. Jika sejak awal terbiasa dengan kegiatan membaca keluarga, di usia ini kita sudah mulai dapat memetik hasilnya, anak memiliki keinginan kuat untuk membaca buku sendiri, sehingga pemuasan jawaban dari setiap pertanyaan anak-anak dapat diarahkan lebih komperhensif dengan besumber dari buku-buku atau internet. Anak sudah mulai dapat dilibatkan untuk menggali informasi secara aktif
5. Komunikasi harus lebih intens di bangun, waktu yang disediakan pun harus lebih banyak, karena di usia kritis ini anak-anak membutuhkan jawaban yang lebih lengkap dan ilmiah
6 Jadikan orang tua sebagai guru utama mereka dan sahabat diskusi yang menyenangkan. Sehingga anak-anak akan mempercayai orang tua sebagai sumber utama dalam memenuhi rasa ingin tahu mereka terutama seputar jenis kelamin dan reproduksi
7. Bonding yang kita bangun sejak awal-awal tahun usia mereka, akan teruji di tahapan ini, ketika mereka sudah mulai banyak melihat lingkungan sekitar. Tetaplah istiqomah menjadi guru dan sahabat terbaik bagi mereka sebagai modal utama penjagaan mereka dari pengaruh buruk lingkungan.
8 Beri batasan yang jelas dalam bermain bersama teman, tentang kegiatan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, lokasi dan jam bermain. Konsistenlah dalam menegakkannya
9. Bangun hubungan baik dengan teman-teman anak-anak kita, anggaplah mereka sebagai anak-anak kita. Sehingga kita pun memiliki tanggung jawab dakwah kepada mereka
10. Ciptakan arus bermain yang positif dalam lingkungan sekitar, sehingga dapat meminimalisir pengaruh buruk lingkungan bagi anak-anak kita
11. Pilih sekolah yang memiliki lingkungan yang baik. Memasukkan mereka dalam lingkungan berpenyakit sama dengan merusak fitrah mereka secara perlahan. Sistem imunitas yang kita bangun melalui, kasih sayang dan pensisikan rumah akan mulai teruji di usia ini. Pastikan kita mengenalkan sedikit demi sedikit penyakit yang ada di lingkungan agar imunitas mereka semakin meningkat, tetapi jangan langsung menceburkan mereka didalamnya
12. Bersabarlah dalam proses belajar anak, setiap anak memiliki perkembangan dan waktu berkembangnya masing-masing. Kenali gaya belajarnya sehingga kita dapat lebih tetap memilihkan metode pendidikan bagi mereka. Terkadang kita membutuhkan sedikit penundaan untuk menanti waktu kematangan mereka sehingga pada akhirnya mereka bisa sama seperti anak-anak seusianya pada umumnya
13. Bimbing anak-anak untuk menyelesaikan perselisihan dengan teman dengan cara yang bijaksana, tetapi jangan mengambil alih penyelesaian masalahnya. Hargai kesalahan mereka sebagai proses pembelajaran dalam kehidupan. Alih-alih ingin meluruskan kesalahan anak, para orag tua sering merusak hubungan kedekatan mereka dengan anak, sehingga kedepanya anak menjadi enggan bercerita terhadap permasalahan yang ia alamai terutama di lingkungan yang bterjadi diluar pengawasan kita.
14. Ingat bahwa komunikasi yang sehat serta hubungan yang harmonis adalah investasi yang berharga di masa depan, terutama saat anak-anak harus benar-benar mendengar pesan kita.
Referensi
Al-Quranul Karim
Tafsir.web.id
The Good Housekeeping Book of Child Care: Including Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004
Good Behavior; Stephen W. Garber, Marianne Daniels Garber, Ph.D., Robyn Freedman Spizman; St. Martin's Press, Oct 15, 1993






0 comments:
Post a Comment