Tangguh Mengasuh Anak Usia 4 - 6 tahun
A. Kenali apa yang terjadi pada tahapan usia 4-6 tahun
Pertumbuhan fisik
Mencapai 70% tinggi dewasa
Bertumbuh 4-6 lbs per tahun
Gigi geraham permanen mulai muncul; gigi susu depan mulai longgar dan satu atau dua mulai tanggal
Mulai bertanggung jawab dalam menggosok gigi dan menggunakan dental floss seiring meningkatnya koordinasi
Mulai menggunakan mata untuk mencari sesuatu secara sistematis
Pola pikir dan pemahaman
Mengembangkan kesadaran terhadap jenis kelamin; ingin tahu mengenai konsep jenis kelamin
Mampu bercerita dan menceritakan kembali
Mengenali benda yang ditemui sehari-hari di rumah seperti peralatan rumah tangga, makanan, dan uang
Mampu membedakan antara fantasi dan kenyataan
Dapat secara tidak sadar menggigit kuku, menghisap ibu jari, dan mengupil untuk meredakan ketegangan
Kepribadian dan perilaku
Seringkali dapat meninggi atau menurun emosinya secara ekstrem;
Menunjukkan kesukaan yang kuat terhadap orang tua yang berlawanan jenis kelamin
Sangat ingin menyenangkan teman; ingin menjadi seperti mereka
Menikmati bernyanyi, menari, dan bersandiwara
Lebih cenderung untuk menerima peraturan
Keahlian dan kemampuan
Berjalan dengan langkah mengayun; bergerak dengan lebih percaya diri dan dengan kendali
Naik dan turun tangga dengan menggunakan kedua kaki bergantian; Jungkir balik, memanjat, dan melompati sesuatu
Belajar untuk mengikat tali sepatu
Menyalin bentu dan menulis beberapa bentuk huruf; menggambar orang dengan tubuh
Dapat membangun bentuk yang semakin rumit
Berkomunikasi dengan mudah; menggunakan kalimat yang detail dengan 4 atau lebih kata.
Dapat mulai menunjukkan minat untuk belajar membaca.
b. Kenali tantangan yang mungkin muncul di tahapan usia 4-6 tahun
1. Masih sering memiliki emosi yang ekstrim.
2. Sangat ingin menjadi seperti teman-teman di sekitarnya
3. Keinginannya semakin kompleks, terkadang belum dapat kita penuhi saat itu juga
4. Eksplorasi semakin kompleks, lebih rawan bahaya
5. Energi semakin besar, lebih sering cedera
6. Rasa ingin tahu besar, banyak bertanya
C. Install dalam pikiran kita kunci tangguh dalam menghadapi tantangan pengasuhan di usia 4-6 tahun
1. ingatlah bahwa anak memiliki potensi akal, di usia ini anak sudah bisa diajak membaca (membaca lingkungan,membaca alam, membaca buku) maka libatkan anak membaca dalam proses pendidikan
"bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciprtakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhamulah Yang Maha Pemurag. Yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manuia apa yang tidak diketahuinya" Q.S Al-Alaq ayat 1-5
2. Ingatlah perintah Allah untuk tidak meninggalkan generasi lemah di belakang kita, ini adalah masa masa membangun bibit-bibit kemandirian“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataaan yang benar.” (QS. An-Nisa : 9).
3. Ingatlah bahwa yang memberikan hidayah dan petunjuk itu Allah, maka mintalah kepada Allah agar anak anak dikaruniakan kepahaman
"Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk". [Al Qashash/28 : 56]
D. Pelajari dan praktekan ilmu tangguh dalam mengasuh anak di usia 4-6 tahun
1. Latihlah anak memeiliki emosi yang wajar dengan melibatkan kisah-kisah teladan baik dari Kisah nabi, Sirah, maupun hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tujuannya tidak hanya mengenalkan apa yang tidak wajar namun sekaligus memotivasi mereka untuk berbuat apa yang seharusnya dilakukan serta meneladani kebaikan.
2. Kita bisa menunda memberi pengertian dalam suasana yang lebih santai dan serius agar hikmah yang diperoleh bisa lebih dalam, hindari menasihati dalam keadaan emosi memuncak serta pada saat anak-anak masih dalam suasana perasaan yang enggan untuk diberi nasihat
3. Beri anak ruang dan waktu sebagai kesempatan untuk menenangkan diri pada saat emosi yang ekstrim sedang berlangsung
4. Bangun komunikasi tentang aturan, manfaat dari aturan, serta konsekuensi logis dan natural dari pelanggaan aturan, sehingga pada saat anak-anak menunjukkan emosi yang ekstrim yang disebabkan karena penolakan terhadap aturan, maka kita hanya tinggal mengingatkan kembali aturan yang kita miliki
5. Tetaplah istiqomah membangun identitas diri anak yang positif melalui kegiatan dialog, bercerita kisah teladan, berdiskusi hikmah kejadian, agar anak-anak semakin tau mana yang benar dan mana yang salah, sehingga ia termotivasi untuk tetap melakukan yang benar meskipun lingkungan melakukan sebaliknya
6. Buat anak paham bahwa setiap manusia dapat memilih sikap dalam kehidupan, tetapi masing-masing memiliki kkonsekuensinya. Lalu istiqomahlah memotivasi anak-anak untuk senantiasa memilih kebaikan yang benar meskipun teman-temannya memilih yang sebaliknya
7. Berikan perhatian dan apresiasi yang cukup atas pilihan mereka yang benar sehingga mereka tidak merasa bermasalah ketika menjadi beda dari orang-orang di sekitarnya
8. Tawarkan pilihan "serupa tapi tak sama" yang lebih baik dari apa yang dilakukan teman-temannya
9. Latih anak untuk dapat menahan diri dari keinginan yang harus dipenuhi saat itu juga. Anak harus belajar bahwa dalam kehidupan ada banyak hal yang baru dapat diraih setelah meningkatkan ikhtiar atau setelah menunggu. Juga banyak hal yang tidak dapat diraih meskipun kita sangat menginginkannya. Caranya denga tidak memenuhi semua keinginan anak seketika itu juga.
10. Istiqomahlah dalam memberikan pengertian ketika kita meminta mereka untuk menunggu pemenuhan keinginan atau ketika keinginan tersebut tidak dapat kita penuhi
11. Biasanya suasana akan memburuk ketika keinginan anak tidak terpenuhi, hindari mengubah keputusan untuk menolak atau menunda pemenuhan keinginan karena perubahan sikap anak. Anak akan menjadikan perubahan sikap mereka sebagai senjata di kemudian hari. Tetaplah konsisten dengan keputusan kita. Jika konsistensi kita menimbulkan kemudhorotan yang lebih besar kita dapat menawarkan alternatif penganti, namun jangan pernah menawarkan kembali sesuatu yang sudah kita tolak. Misal "Tidak! kalo beli permen tidak boleh, adek lagi batuk, tapi kalo roti boleh"
12. HIndari resiko kecelakaan dengan memberikan pengaman, atau mengarahkan pada sesuatu yang lebih aman. Namun tidak mematahkan keinginan anak untuk bereksplorasi yang menantang.
13. Sediakan selalu obat-obatan pertolongan pertama pada kecelakaan dan nomer telpon yang bisa dihubungi untuk meminta bantuan bila mana terjadi kecelakaan yang lebih parah.
14. Luangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anak, ingat bahwa pertanyaan adaah pintu efektif memasukkan ilmu. Luangkan waktu untuk mencari tahu jawaban bersama sekiranya orang tua tidak dapat menjawab pertanyaan anak
15. Jangan patahkan rasa ingin tahu mereka dengan kemalasan kita menjawab pertanyaan mereka
16. Beri jawaban sesuai tahapan usia mereka dan beri jawaban yang benar tapi tidak spesifik untuk menjawab pertanyaan yang belum pantas diketahui anak
Referensi
Al-Quranul Karim
Tafsir.web.id
The Good Housekeeping Book of Child Care: Including Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004
Good Behavior; Stephen W. Garber, Marianne Daniels Garber, Ph.D., Robyn Freedman Spizman; St. Martin's Press, Oct 15, 1993






0 comments:
Post a Comment