Thursday, April 28, 2016

Hal yang penting dipelajari di usia 4-5 Tahun

Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah

Bagian 6
Hal yang penting dipelajari di usia 4-5
       

1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Pada usia ini anak telah mengetahui agama yang dianutnya, anak dapat meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar, anak mulai dapat mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu, anak dapat mengenal perilaku baik/sopan dan buruk
Materi:
- Memberikan konsep agama melalui buku dengan bahasa sederhana atau dengan menyederhanakan bacaan
- Mengajak anak untuk melakukan ibadah shalat meski hanya sebatas gerakan dan belum memiliki kekonsistenan dalam melaksanakannya
- Mendekatkan anak dengan mesjid dengan sering mengajaknya shalat berjamaah atau menghadiri kegiatan majelis dzikir
- Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
- Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik  melalui buku, permainan pura-pura atau cerita
- Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut atau dengan menggunakan kisah dari buku
- Mencontohkan doa-doa singkat dan meminta anak menghafal secara bertahap
- Memberikan keteladanan dalam bersikap
- Memperdengarkan surat pendek secara berulang dan meminta anak menghafalnya secara bertahap
- Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan
- Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia)
- Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
- Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
- Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku

Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia ini baik melalui kisah nabi, Rasulullah saw, para sahabat maupun kisah fiktif yang menceritakan pengalaman sehari-hari diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb:
a. Allah sebagai pencipta
b. Allah sebagai pemberi rezeki
c. Allah sebagai pemilik segala sesuatu di alam jagat raya
d. Allah sebagai pembuat hukum atau aturan
e. Allah sebagai pemerintah
f. Allah sebagai satu-satunya zat yang di sembah

2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Pada usia ini biasanya anak memiliki sikap mandiri dalam memilih kegiatan. Pada usia ini diharapkan anak telah bersedia berbagi dan bergiliran dengan temannya.
Materi:
- Melatih anak untuk dapat berbagi perhatian orangtua dengan tamu
- Meltih anak memiliki rasa percaya diri
- Melatih anak memahami peraturan dan disiplin dalam mengikuti aturan
- Melatih anak memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah)
- Melatih anak untuk menghargai hasil karya sendiri
- Memberikan apresiasi positif terhadap karyanya
- Melatih anak untuk dapat menjaga diri sendiri dari lingkungannya
- Melatih anak untuk menghargai keunggulan orang lain
- Mengembangkan sikap Mau gemar menolong orang lain, dan bersedia bekerjasama
- Mengembangkan sikap positif saat berpartisipasi dalam permainan kompetitif
- Mendorong anak unutk menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan
- Mengembangkan sikap menghargai orang lain dan menunjukkan rasa empati

3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi     `
Pada usia ini anak  berkomunikasi dengan mudah, ia menggunakan kalimat yang detail dengan 4 atau lebih kata. Anak dapat duduk tenang lebih lama terutama untuk mendengar cerita. Pada usia ini anak juga semakin kritis dalam bertanya. Anak mengembangkan kesadaran terhadap jenis kelamin sehigga sangat ingin tahu mengenai konsep jenis kelamin . Anak mulai dapat menyampaikan pemikirannya dengan menggabungkan beberapa pengalaman. Di usia ini anak juga telah mampu membedakan antara fantasi dan kenyataan.
Materi:
- Membangun suasana yang nyaman bagi anak untuk bertanya dan menggali informasi
- Membangun kebiasaan rutin membacakan buku dan mendiskusikan isi bacaan
- Sering meminta anak menceritakaan pengalaman atau kesan yang didapat dari sebuah pengalaman
- Mendiskusikan cerita yang didengar atau dilihat di TV
- Mengembangkan sikap sopan santun dalam menyimak perkataan orang lain
- Melatih anak memahami dua perintah yang diberikan bersamaan
- Menguji pemahan anak terhadap cerita yang dibacakan
- Mengenalkan perbendaharaan kata mengenai kata sifat baik positif maupun negatif
- Meminta anak  mengulang kalimat sederhana
- Melatih anak menggunakan kalimat yang benar saat bertanya
- Melatih anak menjawab pertanyaan sesuai konteks pertanyaan
- Melatih anak mengungkapkan berbagai perasaan yang dialaminya
- Melatih anak mengutarakan pendapat kepada orang lain
- Melatih anak menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau alasan ketidaksetujuan
- Meltih anak untuk menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar
- Memperkaya perbendaharaan kata anak melalui buku yang membahas berbagai tema
- Mendorong anak untuk berpartisipasi dalam percakapan
                             

4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah
Pada usia ini anak dapat mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri yang terkait dengan berbagai pemecahan masalah. Anak mulai bertanggung jawab dalam menggosok gigi dan menggunakan dental floss seiring meningkatnya koordinasi. Anak mulai menggunakan mata untuk mencari sesuatu secara sistematis. Anak sudah selesai toilet training. Anak biasanya sudah dapat menerima peraturan yang diberikan orangtua.
Materi:
- Membiasakan anak menyelesaikan tugas harian dengan jadwal yang lebih teratur
- Memahamkan pentingnya waktu
- Melatih anak memahami pola kegiatan harian
- Melatih anak untuk dapat mengikat tali sepatu sendiri

Materi:
Melatih anak untuk dapat bersuci dari instinja sendiri
Melatih anak makan sendiri dan dapat menggunakan sendok dan garpuang telah digunakan ke tempat cuci piring
Melatih anak untuk terbiasa menyimpan alat makan yang telah digunakan
Melatih anak mengenakan jaket tanpa batuan
Melatih anak mengancingkan atau memasang resleting jaket tanpa bantuan
Melatih anak mengenakan sepatu sendiri dengan benar
Metatih anak untuk terbiasa membereskan mainan sesudah bermain tanpa banyak dibantu
Melatih anak untuk terbiasa menyimpan baju kotor ke keranjang cucian
Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sesuai kemampuannya
Melatih anak untuk memelihara barang pribadi miliknya
Melatih anak untuk dapat berada disebuah lingkungan tanpa ditemani orang tua atau pengasuh
Melatih anak untuk dapat bertamu singkat tanpa orang tua

5. Mengajarkan kemampuan kognitif
Pada usia ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga senang melakukan pengamatan pada benda dan berbagai gejala.  Pada usia ini diharapkan anak sudah mampu memahami semua konsep sederhana seperti besar/kecil, keluar/masuk, naik/turun, buka/tutup, dan telah mengenali benda yang biasa ditemui di rumah. Anak telah mengenali semua fungsi dari benda yang biasa ditemui di rumah. Anak telah memahami 8 warna dasar. Anak biasanya mulai menunjukkan minat untuk belajar membaca.
Materi:
- Meminta anak menyebutkan nama lengkapnya
- Membilang banyak benda satu sampai sepuluh
- Mengenalkan konsep bilangan 1-10
- Mengenalkan lambang bilangan 1-10
- Mengenalkan huruf dan bunyi huruf dengan metode yang ramah dan menyenangkan
- Mengajak anak mengklasifikasikan benda sesuai fungsi, bentuk, ukuran dan warna
- Mengajak anak memilah objek atau gambar yang hampir sama
- Meminta anak mencontoh gambar lingkaran dan kotak
- Meminta anak menyebutkan 2 atau 3 benda berlainan dalam konsep yang sama, misalnya angka, huruf, warna, buah-buahan dll
- Mengajak anak mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sejenis dengan 2 variasi
- Meminta anak menyebutkan fungsi-fungsi benda
- Bermain pura-pura dengan menggunakan benda sebagai simbolik
- Mengenalkan konsep sederhana dalam gejala alam sehari-hari
- Mengenalkan kedudukan seseorang dalam silsilah keluarga
- Mengenalkan posisi benda dalam ruang dan terhadap benda lain
- Mengenalkan pola dan meminta anak mengulanginya

6. Melatih motorik kasar
Pada usia ini anak dapat berjalan dengan langkah mengayun, mereka bergerak dengan lebih percaya diri dengan lebih terkendali.
Materi:
Memberikan stimulus sehingga anak kita dapat:
- Berlari atau berhenti dengan perintah
- Melompat dua atau tiga kali dengan satu kaki dalam satu garis
- Menangkap bola yang cukup besar
- Naik dan turun tangga dengan menggunakan kedua kaki bergantian
- Jungkir balik
- Memanjat
- Melompati sesuatu
- Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dll
- Melakukan gerakan menggantung (bergelayut)
- Melempar sesuatu secara terarah
- Menangkap sesuatu secara tepat 
- Menendang sesuatu secara terarah
-Memanfaatkan alat permainan motorik di playground

7. Melatih motorik halus
Materi:
- Meminta anak menyalin bentuk sederhana
- Mengajak anak menjiplak bentuk sederhana mengikuti garis putus-putus
- Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran
- Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
- Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras)

8. Melatih kontrol diri
Pada usia ini  anak seringkali dapat meninggi atau menurun emosinya secara ekstrem. Anak di usia ini sangat ingin menyenangkan teman dan ingin menjadi seperti mereka. Anak juga sering memiliki keinginan dan terkadang masih bersikap berlebihan dalam meminta pemenuhan akan keinginannya.

Materi:
- Melatih anak memeiliki emosi yang wajar dengan melibatkan kisah-kisah teladan baik dari Kisah nabi, Sirah, maupun hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tujuannya tidak hanya mengenalkan apa yang tidak wajar namun sekaligus memotivasi mereka untuk berbuat apa yang seharusnya dilakukan serta meneladani kebaikan.
- Memberi pengertian dalam suasana yang lebih santai dan serius agar hikmah yang diperoleh bisa lebih dalam, hindari menasihati dalam keadaan emosi memuncak serta pada saat anak-anak masih dalam suasana perasaan yang enggan untuk diberi nasihat
- Memberi anak ruang dan waktu sebagai kesempatan untuk menenangkan diri pada saat emosi yang ekstrim sedang berlangsung
- Membangun komunikasi tentang aturan, manfaat dari aturan, serta konsekuensi logis dan natural dari pelanggaan aturan, sehingga pada saat anak-anak menunjukkan emosi yang ekstrim yang disebabkan karena penolakan terhadap aturan, maka kita hanya tinggal mengingatkan kembali aturan yang kita miliki
- Membangun identitas diri anak yang positif melalui kegiatan dialog, bercerita kisah teladan, berdiskusi hikmah kejadian, agar anak-anak semakin tau mana yang benar dan mana yang salah, sehingga ia termotivasi untuk tetap melakukan yang benar meskipun lingkungan melakukan sebaliknya
- Memberi pemahaman bahwa setiap manusia dapat memilih sikap dalam kehidupan, tetapi masing-masing memiliki kkonsekuensinya. Lalu istiqomahlah memotivasi anak-anak untuk senantiasa memilih kebaikan yang benar meskipun teman-temannya memilih yang sebaliknya
- Memberi perhatian dan apresiasi yang cukup atas pilihan mereka yang benar sehingga mereka tidak merasa bermasalah ketika menjadi beda dari orang-orang di sekitarnya
- Melatih anak untuk dapat menahan diri dari keinginan yang harus dipenuhi saat itu juga. Anak harus belajar bahwa dalam kehidupan ada banyak hal yang baru dapat diraih setelah meningkatkan ikhtiar atau setelah menunggu. Juga banyak hal yang tidak dapat diraih meskipun kita sangat menginginkannya. Caranya dengan tidak memenuhi semua keinginan anak seketika itu juga.
- Memberikan pengertian ketika kita meminta mereka untuk menunggu pemenuhan keinginan atau ketika keinginan tersebut tidak dapat kita penuhi. Biasanya suasana akan memburuk ketika keinginan anak tidak terpenuhi, hindari mengubah keputusan untuk menolak atau menunda pemenuhan keinginan karena perubahan sikap anak. Anak akan menjadikan perubahan sikap mereka sebagai senjata di kemudian hari. Tetaplah konsisten dengan keputusan kita. Jika konsistensi kita menimbulkan kemudhorotan yang lebih besar kita dapat menawarkan alternatif penganti, namun jangan pernah menawarkan kembali sesuatu yang sudah kita tolak. Misal "Tidak! kalo beli permen tidak boleh, adek lagi batuk, tapi kalo roti boleh"

9. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Materi:
- Mengajarkan anak menghafal alamat rumah dan nama lengkap orang tua
- Melatih anak menggunakan toilet dengan bantuan minimal
- Mengajarkan anak kewaspadaan terhadap bahaya seperti kebakaran, banjir, gempa
- Mengenalkan rambu lalu lintas yang ada di jalan

10. Melatih kemampuan seni`
Pada usia ini anak lebih dapat menikmati kegiatan seni seperti bernyanyi, menari, dan bersandiwara. Anak juga dapat membangun bentuk yang semakin rumit. Anak telah dapat menggunakan imajinasi untuk mencerminkan perasaan dalam sebuah peran. Anak juga mampu membedakan peran fantasi dan kenyataan
Materi:
- Meminta anak menggambar gambar sederhana dan menceritakan makna di balik gambar tersebut
- Menggunakan dialog, perilaku, dan berbagai materi dalam menceritakan suatu cerita
- Mengajak anak melakukan senam atau bergerak mengikuti irama
- Meminta anak menggambar objek di sekitarnya
- meminta anak membentuk plastisin berdasarkan objek yang dilihatnya
- Meminta anak mendeskripsikan sesuatu  dengan ekspresif yang berirama contoh menirukan gerak hewan
- Mendorong anak untuk mengkombinasikan berbagai warna ketika menggambar atau mewarnai

Referensi Kurikulum:
Al- Quran dan Hadist
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137 tahun 2014 tentang Stanar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Slow and Steady Get Me Ready, June R Oberlander
The Good Housekeeping Book of Child Care: Inicluding Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004

Hal yang penting dipelajari di usia 3-4 tahun

Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah

Bagian 5
Hal yang penting dipelajari di usia 3-4

1. Memberikan pendidikan agama dan moral

Pada usia ini anak mengetahui perilaku yang berlawanan seperti pemahaman perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan-tidak sopan meskipun belum dapat konsisten melakukan kebaikan. Anak mengetahui arti kasih dan sayang kepada ciptaan Tuhan. Anak dapat meniru kegiatan beribadah dengan lebih baik lagi.
Materi:
- Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
- Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
- Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
- Mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik  melalui buku, permainan pura-pura atau cerita
- Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut
- Memcontohkan doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian semakin lama semakin hafal
- Memberikan keteladanan dalam bersikap
- Memperdengarkan surat pendek secara berulang
- Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan
- Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia)
- Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
- Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
- Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku

2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Pada usia ini rasa empati yang mulai tumbuh memungkinkan mereka terlibat dalam permainan bersama secara terbatas. Pada usia ini anak mulai menunjukkan ekspresi menyesal ketika melakukan kesalahan. Anakk dapat menyatakan perasaan secara verbal. Anak juga dapat bereaksi terhadap hal-hal yang tidak benar seperti menunjukkan perasaan marah saat diganggu
Materi:
- Bermain permainan individu sederhana diantara teman lain
- Melatih anak bersabar menunggu giliran.
- Menumbuhkan sikap tolerasi anak dalam kegiatan berkelompok
- Menumbuhkan sikap menghargai orang lain dalam melakukan kegiatan berkelompok
- Membangun sikap kerjasama melalui kegiatan berkelompok
- Melatih anak meminta ijin saat meminjam barang
- Mendorong anak agar bersedia meminjamkan mainan
- Melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan besar seperti piknik
- Mengakui perasaannya saat ia dapat mengungkapkan perasaan secara verbal


3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi     `
Pada usia ini anak sudah dapat berbicara kalimat pendek dan sederhana sehingga dapat menyatakan keinginan dengan kalimat sederhana. Anak mulai dapat mengerti aturan permainan. Anak dapat mengucapkan hampir semua suara dengan benar dan dapat dimengerti oleh orang diluar keluarga dekat. Anak memiliki imaginasi yang jelas dan dapat menghasilkan permainan fantasi yang kaya
Materi:
- Mengajak anak menceritakan kembali atau mengingat cerita sederhana atau pengalaman
- Meningkatkan kemampuan bahasa melalui kegiatan membacakan cerita sederhana
- Meminta anak menceritakan isi buku dengan kata-kata sendiri
- Melatih perkembangan bahasa dan pemecahan masalah dengan memberikan dua perintah yang diberikan bersamaan contoh: ambil mainan di atas meja lalu berikan kepada adik
- Meminta anak menceritakan imajinasi miliknya
- Melibatkan diri dalam fantasi yang diungkapkan anak kepada kita

4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah
Pada usia ini anak belum memiliki pemahaman menyeluruh terhadap konsekuensi sebuah peraturan sehingga masih butuh berbagai pembiasaan untuk mengikuti aturan.  Anak mulai dapat berpisah dari orang tua dengan mudah. Pada usia ini anak telah menguasai toilet training meski terkadang mengalami "kecelakaan" dan mengompol di tempat tidur
Materi:
- Melatih anak untuk dapat memasang dan mencopot sepatu sendiri
- Melatih anak untuk dapat  mencopot kancing baju sendiri
- Memberikan berbagai permainan problem solving sederhana seperti puzzle
- Hanya memberi sedikit bantuan dalam urusan berpakaian
- Melibatkan anak dalam membersihkan badannya saat mandi
- Memberikan perintah sederhana dengan melibatkan anak memenuhi keperluannya sendiri
- Meminta anak membereskan kembali mainannya
- Meminta anak terlibat menjaga kebersihan lingkungan

5. Mengajarkan konsep sederhana dan kemampuan kognitif
Materi:
- Mengajak anak menghitung 1 sampai 4 benda yang sama
- Meminta anak mengulang sedikitnya 3 benda terakhir yang berurutan disebutkan
- Mengajak anak menyebutkan bilangan angka 1-10
- Memperkenalkan 8 warna dasar
- Meminta anak mengidentifikasi bentuk - lingkaran, kotak, segitiga, segiempat dan oval
- Megenalkan konsep waktu kemarin dan besok
- Mengenalkan beberapa huruf alphabet
- Meminta anak menyebutkan bagian yang hilang dari suatu pola gambar2. Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (garam, gula atau cabai)
- Meminta anak menyebutkan berbagai macam kegunaan dari benda
- Meminta anak menyebutkan persamaan antara dua benda
- Meminta anak menyebutkan perbedaan antara dua benda
- Memfasilitasi anak untuk bereksperimen dengan bahan yang disediakan
- Mendorong anak untuk mengerjakan tugas sampai selesai
- Bertanya kepada anak tentang kemungkinan kejadian yang akan terjadi selanjutnya
- Meminta anak menempatkan benda dalam urutan ukuran (paling kecil-paling besar)
- Mengenalkan konsep banyak dan sedikit
- Meminta anak menyebutkan alasan mengapa ada sesuatu yang tidak masuk dalam kelompok tertentu
- Meminta anak menjelaskan model/karya yang dibuatnya
- Meminta anak menyebutkan peran dan tugas dari berbagai pekerjaan
- Mendorong anak untuk membuat gambar atau kontruksi dengan lebih rinci
- Melibatkan anak dalam aktivitas bersama teman dengan terencana (bermain berkelompok dengan memainkan peran tertentu seperti yang telah direncanakan)
 

6. Melatih motorik kasar
Memberikan stimulasi sehingga anak dapat:
- Naik turun tangga dengan kaki kiri dan kanan bergantian
- Mengendarai sepeda roda tiga
- Melompat satu kaki dengan teknik yang lebih sempurna
- Bermain lompat kaki
- Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola)
- Berjalan meniti di atas papan yang cukup lebar
- Melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm 
- Meniru gerakan senam sederhana
- Berdiri dengan satu kaki
- Menangkap bola dengan mengulurkan lengan dan melempar tanpa kehilangan keseimbangan
- Berjingkrak pada satu kaki

7. Melatih motorik halus
Memberikan stimulus pada anak agar dapat:
- Memotong menggunakan gunting mengikuti pola garis lurus
- Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam wadah
- Memasukkan benda kecil ke dalam botol seperti biji-bijian, manik-manik atau kerikil
- Meronce benda yang cukup besar
- Mengerjakan art and craft sederhana seperti menempel bahan dan membuat hiasan

8. Melatih kontrol diri

Pada usia ini anak masih perlu banyak latihan untuk bersikap lebih tepat karena masih sering menghadapi permasalahan dari satu sudut pandang. Anak juga dapat menunjukan pengidolaan terhadap kakak dan persaingan terhadap adik sehingga biasanya muncul masalah persaingan antar saudara dan perkelahian seperti disebabkan karena berebut mainan atau perhatian. Anak sangat mungkin berbohong karena fantasi mereka juga mudah ketakutan akan sesuatu karena fantasi yang dimunculkannya. Anak masih perlu pembiasaan mengikuti aturan. Anak masih perlu banyak latihan untuk mengungkapkan keinginan dengan cara yang baik. Anak dapat sangat tertarik dengan multimedia tetapi belum mampu mencerna aturan.

Materi:
- Terus istiomah mengajarkan anak bersikap lebih bijak dan melatih mereka untuk melihat permasalahan dari sudut pandang lain yang lebih baik. Jangan  berputus asa saat anak-anak masih cenderung mengulangi kesahannya. Insya Allah dengan teladan yang baik, kasih sayang dan perhatian yang cukup serta nasihat yang disampaikan dengan cara yang baik dan disampaikan di waktu yang tepat, suatu saat akan membuahkan hasil
- Hargai imaginasi anak. Jika ternyata imaginasi anak mengandung kebohongan yang merugikan pihak lain, berikan ia pengertian untuk hanya bercerita yang susuai dengan kejadian sesungguhnya agar orang lain tidak bingung dan tidak salah bertindak. Jangan panik saat anak berbohong apalagi langsung memarahi . Ajak anak diskusi di waktu yang tenang dan rileks dengan bertanya tentang kejadian yang sebenarnya, ajak ia memilah mana yang merupakan imajinasi dan mana yang kenyataan. Biasanya anak di usia ini tidak memiliki maksud untuk berbohong dengan tujuan merugikan orang lain.
- Ingatkan anak tentang aturan dan tegakkan dengan konsisten, jangan bosan, jangan juga terlalu menyalahkan mereka saat mereka belum mandiri melaksanakan aturan atau masih harus terus sering diingatkan. Anak anak di usia ini masih terus berlatih untuk memahami, mengingat dan melaksanakan aturan. yang perlu dilakukan adalah mengingatkan dan memotivasi agar ia terus terlatih agar terbiasa melaksanakan aturan. Jangan berputus asa dan melabeli mereka dengan label negatif, karena berkomitmen terhadap aturan adalah sebuah proses.
- Perbanyak motivasi dengan pemberian reward jika aturan dilaksanakan dibanding dengan pemberian hukuman jika aturan tidak dilaksanakan
- Akui perasaan takut mereka terlebih dahulu kemudian beri pengertian dari sudut pandang yang benar. Ajak anak untuk senantiasa meminta perlindungan kepada Allah. jangan menakuti anak, jangan terlalu mengiyakan perasaan takutnya tetapi jangan juga terlalu menyepelekan.

9. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Materi:
- Melatih anak agar dapat mebersihkan kotoran hidung dan lendir
- Melatih anak menggosok gigi sendiri
- Memberi pemahaman arti warna lampu lalu lintas
- Melatih anak mengelap tangan dan muka sendiri
- Memberi pemahaman kepada anak untuk selalu berjalan di sebelah kiri jalan
- Memberi pemahaman kepada anak untuk tidak menyebrangi jalan sendirian

10. Melatih kemampuan seni
Pada usia ini kapasitas untuk mengamati detail menguat sehingga anak memiliki kemampuan untuk membuat karya seni yang lebih detail dari usia sebelumnya
Materi:
- Mendorong anak untuk mencontoh beragam bentuk yang tergambar: lingkaran, kotak, segitiga, segiempat dan oval
- Membuat karya seni lukis dengan menggunakan beragam media.
- Membuat karya sederhana dengan play dough
- Mengajak anak mengamati dan membedakan benda di sekitarnya
- Mengajarkan kebaikan dan kebiasaan baik melalui lagu
- Menggerakkan tubuh sesuai irama
- Bertepuk tangan dengan pola yang berirama
- Membuat art and craft sederhana seperti menempel bahan dan membuat hiasan
- Menirukan huruf alfabet dengan jari di atas pasir

         
Referensi Kurikulum:
Al- Quran dan Hadist
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137 tahun 2014 tentang Stanar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Slow and Steady Get Me Ready, June R Oberlander
The Good Housekeeping Book of Child Care: Inicluding Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004

Hal yang penting dipelajari di usia 2-3 tahun

Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah

Bagian 4
Hal yang penting dipelajari di usia 2-3

1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan menirukannya.  Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya.
materi:
- Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
- Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
- Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
- Mulai mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah
- Mempraktekan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi.
- Mencontohkan potongan kata dari doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian semakin lama semakin hafal
- Memberikan keteladanan dalam bersikap
- Memperdengarkan surat pendek secara berulang
- Membangun sikap bersedia berbagi, menunggu giliran, menolong orang lain dan bekerja sama
- Mempraktekan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti basmallah, hamdallah, dan salam

2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Materi:
- Melatih anak untuk menghargai hak orang lain seperti mengantri dan bergiliran
- Melatih anak untuk dapat berbagi, bekerja sama dan menolong orang lain
- Melatih anak untuk bermain secara kooperatif dalam kelompok
- Melatih kepedulian dalam berinteraksi dengan orang lain seperti bersalaman, menjawab salam atau pertanyaan
- Melatih anak untuk mengikuti aturan dalam permainan
- Melatih anak untuk dapat mengungkapkan perasaannya

3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi
Pada usia ini  anak dapat bercakap-cakap dengan cukup baik untuk dimengerti orang tua, anak memiliki sebutan untuk hampir semua benda sehari-hari, dapat menggunakan dua kata atau lebih ketika berbicara, anak apat berpartisipasi dalam permainan sederhana, anak mulai senang mendengarkan cerita bergambar, serta mulai mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kalimat tanya,
Materi:
- Melatih anak agar menggunakan kalimat sederhana untuk menyatakan keinginannya (dapat meminimalisir tantrum)
- Memperkaya perbendaharaan kalimat anak melaui percakapan, permainan dan buku
- Memberikan cerita sederhana lewat buku dan alat peraga
- Melatih anak menyebutkan nama lengkapnya
- Sering memberikan pertanyaan untuk dijawab dengan kalimat sederhana
- Melibatkan anak dalam permainan berpura-pura dengan peran yang lebih bervariasi
- Melibatkan anak alam permainan engan memberi instruksi sederhana
- Membangun interaksi yang mengandung canda tawa
- memperagakan suara dan tingkah laku
- Memberikan berbagai perintah sederhana
- Mengembangkan kalimat saat menjawab pertanyaan sederhana mereka
- Mendorong anak untuk membagikan pengalamannya pada orang lain

4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah
Pada usia ini  anak akan meniru cara pemecahan orang dewasa atau teman
Materi:
- Mencoba memakai dan mencopot baju sendiri
- Toilet training (anak apat mengungkapkan ketika ingin buang air kecil atau besar)
- Melibatkan anak dalam membereskan mainan
- Mendorong anak untuk terlibat menjaga kebersihan (misal membuang sampah, mengelap yang tumpah)

5. Mengajarkan konsep sederhana dan kemampuan kognitif
Pada usia ini anak sudah mulai berkonsentrasi melakukan sesuatu tanpa banyak dibantu orang tua, anak mulai memberikan nama atas karya yang dibuatnya, anak mengetahui berbagai cara pengggunaan benda karena meniru perilaku orang di sekitarnya, anak juga lebih dapat terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi seperti memasangkan atau mencocokan gambar, anak menunjukkan kesadaran atas perbedaan kepemilikan
Materi:
- Memperkaya perbendaharaan konsep kebalikan seperti panas/dingin, buka/tutup, atas/bawah
- Meminta anak menunjuk gambar suatu benda yang umum
- Memperkenalkan beragam warna
- Melatih untuk memilah barang atau memasangkan
- Mengajarkan konsep meminta ijin
- merangkai puzzle sederhana
- Meminta anak menyebutkan bagian-bagian tubuh yang umum
- Mengeksplorasi sebab akibat
- Meminta anak menyebutkan bagian-bagian gambar
- Mengenalkan bentuk
- Mengenalkan pola
- Memperkenalkan angka dengan menyebutkan urutannya dan menghitung  jumlah benda
- Mengenalkan konsep ukuran panjang/pendek, tinggi/pendek
- Mengenalkan jenis kelamin
- Mengenalkan umurnya
-Mengamati dan membedakan benda di sekitarnya

6. Melatih koordinasi gerak tubuh
Memberikan stimulus pada anak agar dapat:
- Menumpuk benda lebih tinggi (6 benda atau lebih)
- Menuruni anak tangga satu demi satu dengan kaki yang sama secara perlahan
- menari mengikuti irama
- dapat melipat kertas bila dicontohkan terlebih dahulu

7. Melatih motorik kasar
Memberikan stimulus pada anak agar dapat:
- Berlari dengan baik
- Memanjat
- Membuka dan menutup pintu secara lebih hati-hati
- Melompat dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah
- Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki
- Melempar dan menagkap bola
- Mampu berdiri seimbang di atas satu kaki untuk beberapa detik
- Dapat menendang bola
- Berjalan sambil berjinjit
- Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendah dengan berpegangan

8. Melatih motorik halus
Materi:
- Memberikan alat tulis untuk membuat tulisan cakar ayam
- Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari
- Melipat kain/kertas meskipun belum rapi/lurus
- Menggunting kertas tanpa pola engan gunting khusus balita
- Melatih Koordinasi jari tangan cukup untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi, sendok

9. Melatih kontrol diri
Pada usia ini anak mudah kecewa oleh perubahan besar dalam rutinitas sehari-hari. Anak senang bereksplorasi namun cenderung impulsif. Mereka membutuhkan batasan yang jelas untuk menghindari cedera. Anak mulai menunjukan kesukaan tertentu terhadap orang atau bena sehingga sering muncul konflik seperti rebutan mainan dengan sadara. Anak juga mulai dapat memanipulasi sikap dan memunculkan perilaku negatif untuk mencari perhatian.
Materi:
- Melatih anak untuk mengungkapkan keinginan dengan cara yang baik, jangan layani keinginannya sebelum ia menenangkan diri dan berlatih meminta dengan cara yang baik
- Memberi pengertian dengan komunikasi secara singkat, padat dan jelas jika keinginannya sedang tidak mungkin dipenuhi, lalu tawarkan solusi lain atau alihkan dengan aktifitas lain
- Sigap terhadap sikap-sikap nonverbal yang muncul karena keterbatasanya mengungkap keinginan secara verbal, lalu latih ia mengungkapkan keinginannya secara verbal
- Membantu anak mengenal perasaannya, lalu akui perasaannya saat ia sedih, kecewa atau marah, lalu latih ia untuk bersikap bijak dalam mengelola perasaannya
- Mengkondisikan lingkungan agar tidak terlalu banyak perubahan besar dengan membuat rutinitas yang teratur atau persiapkan dengan matang saat akan mengalami perubahan rutinitas
- Menangkap sebanyak-banyaknya perilaku baik dan menyenangkan lalu apresiasilah dengan ungkapan kasih sayang, agar kedepannya ia tumbuh menjadi anak yang lebih memilih mencari perhatian positif daripada negatif
- Memberi dan menyampaikan batasan dalam bereksplorasi atau mengalihkan anak pada kegiatan lain yang lebih wajar ketika belum dapat memahami batasan perilaku

10. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri

Materi:
a. Menciptakan lingkungan rumah yang aman dan nyaman agar tidak terlalu banyak meralang anak bereksplorasi, seperti:
     - Sediakan pagar menuju tangga
     - Pasang pengganjal pintu anti terjepit
     - Pasang cilhd lock dalam kulkas, laci dan lemari
     - Jauhkan barang berbahaya dari jangkauan
     - Pasang terminal listrik diluar jangkauan anak
     - Pasang pagar pengaman di luar atau sediakan pintu bertralis
     - Jauhkan dispenser air panas atau gunakan dispenser dengan child lock.
b. Melatih anak untuk dapat mencuci, membilas, dan mengelap ketika cuci tangan tanpa bantuan
c. melatih anak agar dapat memberitahu orang dewasa bila sakit
d. Melatih anak membiasakan diri mencuci atau mengganti alat makan bila jatuh
e. Memberikan pengertian secara singkat, padat dan jelas mengenai batsan perilaku demi kemanan diri kemudian segera mengalihkannya pada kegiatan lain yang lebih aman dan wajar
f. Melatih anak untuk rutin menggosok gigi

11. Melatih kemampuan seni

Materi:
- Memfasilitasi anak untuk membuat gambar lalu mengapresiasi hasilnya
- Mengajarkan konsep kebaikan dan kebiasaan baik melalui lagu dan memintanya bernyanyi bersama
- Melatih anak mengikuti gerakan tubuh sederhana
- melatih anak betepuk tangan  atau menghentakan kaki  mengikuti irama
- Bermain pura-pura dengan menirukan perilaku binatang
- Bermain pura-pura dengan menirukan aktivitas tertentu
- Mengapresiasi tumpukan balok yang disusun anak sebagai sebuah karya seni tertentu, lalu membahasnya untuk melatih perkembangan bahasa
- Membuat karya seni dengan finger paint
- Membuat karya sederhana dengan play dough

Referensi Kurikulum:
Al- Quran dan Hadist
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137 tahun 2014 tentang Stanar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Slow and Steady Get Me Ready, June R Oberlander
The Good Housekeeping Book of Child Care: Inicluding Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004

Tangguh Mengasuh Anak Usia 4 - 6 tahun

Tangguh Mengasuh Anak Usia  4 - 6 tahun

A. Kenali apa yang terjadi pada tahapan usia 4-6 tahun

     Pertumbuhan fisik
          Mencapai 70% tinggi dewasa
          Bertumbuh 4-6 lbs per tahun
          Gigi geraham permanen mulai muncul; gigi susu depan mulai longgar dan satu atau dua mulai tanggal
          Mulai bertanggung jawab dalam menggosok gigi dan menggunakan dental floss seiring meningkatnya koordinasi
          Mulai menggunakan mata untuk mencari sesuatu secara sistematis
     Pola pikir dan pemahaman
          Mengembangkan kesadaran terhadap jenis kelamin; ingin tahu mengenai konsep jenis kelamin
          Mampu bercerita dan menceritakan kembali
          Mengenali benda yang ditemui sehari-hari di rumah seperti peralatan rumah tangga, makanan, dan uang
          Mampu membedakan antara fantasi dan kenyataan
          Dapat secara tidak sadar menggigit kuku, menghisap ibu jari, dan mengupil untuk meredakan ketegangan
     Kepribadian dan perilaku
          Seringkali dapat meninggi atau menurun emosinya secara ekstrem;
          Menunjukkan kesukaan yang kuat terhadap orang tua yang berlawanan jenis kelamin
          Sangat ingin menyenangkan teman; ingin menjadi seperti mereka
          Menikmati bernyanyi, menari, dan bersandiwara
          Lebih cenderung untuk menerima peraturan
     Keahlian dan kemampuan
          Berjalan dengan langkah mengayun; bergerak dengan lebih percaya diri dan dengan kendali
          Naik dan turun tangga dengan menggunakan kedua kaki bergantian; Jungkir balik, memanjat, dan melompati sesuatu
          Belajar untuk mengikat tali sepatu
          Menyalin bentu dan menulis beberapa bentuk huruf; menggambar orang dengan tubuh
          Dapat membangun bentuk yang semakin rumit
          Berkomunikasi dengan mudah; menggunakan kalimat yang detail dengan 4 atau lebih kata.
          Dapat mulai menunjukkan minat untuk belajar membaca.

b. Kenali tantangan yang mungkin muncul di tahapan usia 4-6 tahun

1. Masih sering memiliki emosi yang ekstrim.
2. Sangat ingin menjadi seperti teman-teman di sekitarnya
3. Keinginannya semakin kompleks, terkadang belum dapat kita penuhi saat itu juga
4. Eksplorasi semakin kompleks, lebih rawan bahaya
5. Energi semakin besar, lebih sering cedera
6. Rasa ingin tahu besar, banyak bertanya
C. Install dalam pikiran kita kunci tangguh dalam menghadapi tantangan pengasuhan di usia 4-6 tahun
1. ingatlah bahwa anak memiliki potensi akal, di usia ini anak sudah bisa diajak membaca (membaca lingkungan,membaca alam, membaca buku) maka libatkan anak membaca dalam proses pendidikan
"bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciprtakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhamulah Yang Maha Pemurag. Yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manuia apa yang tidak diketahuinya" Q.S Al-Alaq ayat 1-5
2. Ingatlah perintah Allah untuk tidak meninggalkan generasi lemah di belakang kita, ini adalah masa masa   membangun bibit-bibit kemandirian“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataaan yang benar.” (QS. An-Nisa : 9).
3. Ingatlah bahwa yang memberikan hidayah dan petunjuk itu Allah, maka mintalah kepada Allah agar anak anak dikaruniakan kepahaman
"Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk". [Al Qashash/28 : 56]

D. Pelajari dan praktekan ilmu tangguh dalam mengasuh anak di usia  4-6 tahun
1. Latihlah anak memeiliki emosi yang wajar dengan melibatkan kisah-kisah teladan baik dari Kisah nabi, Sirah, maupun hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tujuannya tidak hanya mengenalkan apa yang tidak wajar namun sekaligus memotivasi mereka untuk berbuat apa yang seharusnya dilakukan serta meneladani kebaikan.
2. Kita bisa menunda memberi pengertian dalam suasana yang lebih santai dan serius agar hikmah yang diperoleh bisa lebih dalam, hindari menasihati dalam keadaan emosi memuncak serta pada saat anak-anak masih dalam suasana perasaan yang enggan untuk diberi nasihat
3. Beri anak ruang dan waktu sebagai kesempatan untuk menenangkan diri pada saat emosi yang ekstrim sedang berlangsung
4. Bangun komunikasi tentang aturan, manfaat dari aturan, serta konsekuensi logis dan natural dari pelanggaan aturan, sehingga pada saat anak-anak menunjukkan emosi yang ekstrim yang disebabkan karena penolakan terhadap aturan, maka kita hanya tinggal mengingatkan kembali aturan yang kita miliki
5. Tetaplah istiqomah membangun identitas diri anak yang positif melalui kegiatan dialog, bercerita kisah teladan, berdiskusi hikmah kejadian, agar anak-anak semakin tau mana yang benar dan mana yang salah, sehingga ia termotivasi untuk tetap melakukan yang benar meskipun lingkungan melakukan sebaliknya
6. Buat anak paham bahwa setiap manusia dapat memilih sikap dalam kehidupan, tetapi masing-masing memiliki kkonsekuensinya. Lalu istiqomahlah memotivasi anak-anak untuk senantiasa memilih kebaikan yang benar meskipun teman-temannya memilih yang sebaliknya
7. Berikan perhatian dan apresiasi yang cukup atas pilihan mereka yang benar sehingga mereka tidak merasa bermasalah ketika menjadi beda dari orang-orang di sekitarnya
8. Tawarkan pilihan "serupa tapi tak sama" yang lebih baik dari apa yang dilakukan teman-temannya
9. Latih anak untuk dapat menahan diri dari keinginan yang harus dipenuhi saat itu juga. Anak harus belajar bahwa dalam kehidupan ada banyak hal yang baru dapat diraih setelah meningkatkan ikhtiar atau setelah menunggu. Juga banyak hal yang tidak dapat diraih meskipun kita sangat menginginkannya. Caranya denga tidak memenuhi semua keinginan anak seketika itu juga.
10. Istiqomahlah dalam memberikan pengertian ketika kita meminta mereka untuk menunggu pemenuhan keinginan atau ketika keinginan tersebut tidak dapat kita penuhi
11. Biasanya suasana akan memburuk ketika keinginan anak tidak terpenuhi, hindari mengubah keputusan untuk menolak atau menunda pemenuhan keinginan karena perubahan sikap anak. Anak akan menjadikan perubahan sikap mereka sebagai senjata di kemudian hari. Tetaplah konsisten dengan keputusan kita. Jika konsistensi kita menimbulkan kemudhorotan yang lebih besar kita dapat menawarkan alternatif penganti, namun jangan pernah menawarkan kembali sesuatu yang sudah kita tolak. Misal "Tidak! kalo beli permen tidak boleh, adek lagi batuk, tapi kalo roti boleh"
12. HIndari resiko kecelakaan dengan memberikan pengaman, atau mengarahkan pada sesuatu yang lebih aman. Namun tidak mematahkan keinginan anak untuk bereksplorasi yang menantang.
13. Sediakan selalu obat-obatan pertolongan pertama pada kecelakaan dan nomer telpon yang bisa dihubungi untuk meminta bantuan bila mana terjadi kecelakaan yang lebih parah.
14. Luangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anak, ingat bahwa pertanyaan adaah pintu efektif memasukkan ilmu. Luangkan waktu untuk mencari tahu jawaban bersama sekiranya orang tua tidak dapat menjawab pertanyaan anak
15. Jangan patahkan rasa ingin tahu mereka dengan kemalasan kita menjawab pertanyaan mereka
16. Beri jawaban sesuai tahapan usia mereka dan beri jawaban yang benar tapi tidak spesifik untuk menjawab pertanyaan yang belum pantas diketahui anak

Referensi
Al-Quranul Karim
Tafsir.web.id
The Good Housekeeping Book of Child Care: Including Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004
Good Behavior; Stephen W. Garber, Marianne Daniels Garber, Ph.D., Robyn Freedman Spizman; St. Martin's Press, Oct 15, 1993

Tangguh Mengasuh Anak Usia 6 Bulan Sampai 1 Tahun

Tangguh Mengasuh Anak Usia 6 Bulan Sampai 1 Tahun
oleh Kiki Barkiah

A. Kenali apa yang terjadi pada fasa ini:
Pola Pikir dan pemahaman
          Merespons nada suara orang tua
          Mulai menyadari bahwa kata-kata memiliki makna; mengenali nama   
          beberapa benda
          Mencari benda-benda tersembunyi; menyadari keberadaan benda       
          walaupun tidak terlihat
          Mulai mengembangkan perasaan independen
  Pertumbuhan fisik
          Bertambah berat badan sekitar 1 lbs/month
          Tumbuh gigi pertama, biasanya gigi seri bawah
          Harus dikenalkan pada makanan padat sebagai tambahan ASI/susu
           formula
          Dapat mulai dibiarkan untuk memilih posisi tidur sendiri dengan aman
          Tidur singkat di waktu yang tetap pada pagi dan sore hari
          Mempertajam kemampuan mengenali ruang dan jarak
   Kepribadian dan perilaku
          Dapat menangis hingga satu jam /hari
          Menggunakan suara dan gerakan tubuh untuk memperoleh perhatian
          Memancing orang di sekitarnya untuk mengekspresikan kasih sayang
          mereka
          Merespon ekspresi kasih sayang
          Gelisah bila terpisah dari orang tua dan khawatir bila bertemu orang
          asing
          Menenangkan dirinya sendiri dengan bantuan benda seperti empeng    
          atau selimut
          Terpesona pada benda dan sangat ingin tahu akibat dari perbuatan
           mereka terhadap benda tersebut
          Sering mengambil resiko untuk memenuhi rasa ingin tahu
          Menumbuhkan rasa keterikatan pada saudara
     Kemampuan dan keahlian
          Dapat berpindah ke posisi duduk dan kembali tanpa bantuan
          Belajar merangkak dengan gayanya sendiri, dapat berdiri dan
          melangkah dengan bantuan
          Mengoceh dengan cara seperti berbicara, membuat suara yang dapat
          dimengerti sebagai kata-kata
          Merespon perintah sederhana
          Kendali tangan berkembang; dapat memegang benda di kedilua
          tangan dan memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
          Minum dari gelas dan makan sendiri menggunakan sendok

B. Kenali Tantangan yang mungkin terjadi di tahapan ini
1. Sudah mulai mengenal orang, tidak mudah diasuh oleh sembarang orang. Menangis bila berpisah dengan pengasuh yang dikenal
2. Repotnya membuat MPASI
3. Semakin aktif mengeksplorasi lingkungan, lebih rawan celaka
4. Resiko tersedak semakin besar karena bayi sudah mulai aktif mengeksplorasi lingkungan

C. Install dalam pikiran kunci tangguh di tahapan 6-1 tahun

1. Ingatlah bahwa setiap ikhtiar kita akan berbuah kelak

Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105)

2. Ingatlah bahwa kita akan mendapat apa yang kita tanam, termasuk  musibah dan kecelakaan disebabkan oleh kesalahan kita. Maka rencanakanlah, cari ilmunya agar dapat menghindari kecelakaan dan kesalahan
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh tanganmu sendiri.” (QS  Asy-Syuura [42] : 30).

3. Ingatlah bahwa perjuangan kita tak luput dari balasan Allah “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Al-Zalzalah:7-8)

D. Praktekan ilmu tangguh dalam menghadapi tantangan pengasuhan usia 6 bulan -1 tahun

1. Anak mengalami perasaan takut berpisah adalah wajar, hal ini menunjukan betapa kuat bonding anak dengan kita.
2. Usahakan menyelesaikan keperluan saat bayi kita tidur
3. Sediakan mainan yang dapat mereka eksplore saat kita perlu melakukan sesuatu
4. Sediakan arena bermain yang anan dan nyaman disamping tempat kita bekerja
5. Prioritaskan kebutuhan anak diatas kepentingan apapun, karena fasa ini adalah fasa kritis dimana anak-anak sedang membangun kepercayaan terhadap dunia sekitar. Jika kita terlalu banyak membiarkan dia menangis dalam keadaanya tidak nyaman, akan dapat menyebabkan dirinya merespon negatif terhadap dunia. ketika kita mendapati mereka menangis karena ditinggalkan, obati dengan pelukan danbelaian kasih sayang
6. Susun menu mingguan MPASI agar lebih matang persiapannya
7. Simpan menu lauk di frezer dalam ukuran kecil-kecil sesuai porsi yang akan dimasak
8. Bumbu bumbu seperti bawang sudah dikupas terlebih dahulu di akhir pekan saat suami bisa membantu menemani bayi
9. gunakan slow cooker yang dapat ditinggalkan sehingga kita hanya memasukan semua bahan makanan.
10 Kita juga dapat menggabungkan menu keluarga dengan makanan bayi. Sebelum diberi garam dan lada, pisahkan untuk bayi lalu gunakan food prosesor untuk menghancurkan masakan dengan nasi.
11. Masak sekali banyak kemudian simpan di frezer dalam porsi kecil
12. selingi dengan buah yang mudah untuk disajikan dalam bentuk pure
13. Ciptakan ruang gerak bayi yang aman, misal tidr dalam crib, main dalam play pen jika akan ditinggal sendirian tanpa pengawasan. alasi karpet empuk agar tidak mudah terbentur.
14. Jauhkan ia dari mainan dan benda kecil yang mudah tersedak
15 Pisahkan arena bermain bayi kakaknya, bayi dapat bermain di playpen yang disimpan di sekitar tempat orang lain beraktifitas
16. Latih terus sensomotorik anak-anak sebagai peletak dasar perkembangan otaknya
17. Jangan berikan bayi multimedia terutama gambar yang bergerak dengan cepat
18. Kenalkan Allah di tahap ini dengan memperdengarkan ayat-ayat Al-qurannya serta sering menyebut nama Allah saat menyebut ciptaaNya

Referensi
Al-Quranul Karim
Tafsir.web.id
The Good Housekeeping Book of Child Care: Including Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004
Good Behavior; Stephen W. Garber, Marianne Daniels Garber, Ph.D., Robyn Freedman Spizman; St. Martin's Press, Oct 15, 1993
bidanku.com
theurbanmama.com
motherandbaby.co.id

Mengenalkan Allah Kepada Anak

Mengenalkan Allah Kepada Anak
sub pembahasan: Mengenalkan Allah Kepada Anak Usia Dini

oleh Kiki Barkiah
(ibu dari 5 anak, homeschooler, Ketua yayasan komunitas Homeschooling Muslim dan Rumah Tahfidz Al-Kindi Mahardika Batam)

Disampaikan dalam kuliah via whatsapp Komunitas Home Education Berbasis Potensi dan Akhlak group Cilacap Purwokerto

Mengenal Allah adalah sebuah proses penting dalam kehidupan manusia. Hanya dengan mengenal Allah seseorang akan mengetahui secara hakiki tujuan kehidupannya. Hanya dengan mengenal Allah seseorang dapat memahami apa yang Allah inginkan terhadap kita sebagai makhluk yang diciptakan-Nya. Hanya dengan mengenal Allah kita bisa memahami hakikat keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Hanya dengan proses mengenal Allah yang berbuah keimanan dan ketakwaan, seseorang dapat meraih keberuntungan, kemenangan serta kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Mungkin kita adalah seseorang yang termasuk terlambat dalam memulai proses mengenal Allah. Sementara kita berharap dapat melahirkan generasi yang jauh lebih baik dari kita khususnya dalam hal mengenal Allah. Maka muncullah kebingungan bagaimana kita sebagai orang tua harus mengawali proses mengenalkan Allah kepada anak-anak kita.
Sebelum kita mengenalkan Allah kepada anak-anak, tentunya proses pemahaman itu harus diawali dadi diri kita. Kita harus terus belajar mengenai konsep ketuhanan dan bagaimana konsep tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehingga mampu melahirkan kepribadian diri yang memiliki kualitas keimanan dan ketakwaan yang baik.

Menggali dari berbagai literatur, beberapa point konsep ketuhanan yang perlu diketahui anak-anak adalah:
1. Allah sebagai pencipta
2. Allah sebagai pemberi rezeki
3. Allah sebagai pengatur alam
4. Allah sebagai pemilik
5. Allah sebagai pemimpin
6. Allah sebagai pembuat hukum
7. Allah sebagai pemerintah
8. Allah sebagai satu-satunya yang disembah

Materi diatas tentunya disampaikan secara bertahap sesuai tahapan usia dan dengan pilihan bahasa yang sesuai dengan tahapan kedewasaan mereka. Materi ini bukanlah materi yang disampaikan dalam 8 pertemuan pelajaran, namun materi ini adalah materi yang harus terus kita internalisasikan dalam diri seorang anak sepanjang masa.

Dalam prakteknya, penyampaian materi ini tidak harus selalu disampaikan dengan metode ceramah , konsep ketuhanan dapat kita selipkan diantara kejadian-kejadian sederhana disekitar kita seperti saat mendongeng,  saat kunjungan edukasi, outdoor ke alam, saat makan, saat bermain, saat menonton dll, bahkan saat mereka celaka karena terjatuh, misalnya. Tentunya jiwa seorang anak yang terjatuh dan berdarah kemudian dimarahi dan disalahkan orang tuanya, akan berbeda dengan mereka yang celaka kemudian diajak merefleksikan kejadian sebagai tanda kasih sayang Allah yang memberi peringatan dan menggugurkan dosa.

Dalam mengenalkan Allah kepada anak usia dini, beberapa konsep ketuhanan mungkin perlu ditunda atau disederhanakan penyampaiannya.
Dalam tulisan yang berjudul Stategi Pendidikan Agama Sesuai Tahapan Usia Anak, Psikolog Innu Virgiani menyatakan bahwa
Pada tahap  anak yang berumur 3 – 6 tahun, konsep mengenai Tuhan banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi, sehingga dalam menanggapi agama anak masih menggunakan konsep fantastis yang diliputi oleh dongeng- dongeng yang kurang masuk akal. Cerita Nabi akan dikhayalkan seperti yang ada dalam dongeng- dongeng. Pada usia ini, perhatian anak lebih tertuju pada para pemuka agama daripada isi ajarannya dan cerita akan lebih menarik jika berhubungan dengan masa anak-anak karena sesuai dengan jiwa kekanak- kanakannya. Dengan caranya sendiri anak mengungkapkan pandangan teologisnya, pernyataan dan ungkapannya tentang Tuhan lebih bernada individual, emosional dan spontan tapi penuh arti teologis.

Berdasarkan pengalaman penulis, secara bertahap beberapa konsep di bawah ini bisa kita sampaikan dengan bahasa yang sederhana melalui refleksi kejadian di sekitar mereka. Untuk tahap awal point-point materi Mengenal Allah yang bisa disampaikan kepada anak-anak usia dini, diantaranya:

1. Pada fasa gramatikal dimana anak menangkap informasi lebih pada kontekstual bahasa dan belum terlalu banyak mempertanyakan makna dibaliknya maka perbanyaklah mengenalkan kalimat Laa ilaha ha illlah,Tidak ada Tuhan selain Allah. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran:

"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia" - (Q.S. Al-Baqarah 163)
Apabila menjumpai anak yang kritis dan bertanya Tuhan itu apa, maka kita bisa menjawab dengan bahasa sederhana yang menggambarkan konsep ketuhanan yang disebutkan diatas. Jika anak terus bertanya maka kita bisa mengenalkan lebih dalam lagi tentang sifat-sifat Allah yang dijelaskan dalam Al-quran. Insya Allah akan dibahas lebih mendetail dalam lanjutan artikel ini.

2. Jika menemui anak yang kritis dan bertanya mengapa tuhan hanya ada satu, maka kita bisa menyampaikan sifat Allah selanjutnya yaitu Allah tidak memiliki dan tidak membutuhkan mitra/partner. Jelaskan bahwa jika ada lebih dari satu Tuhan pasti akan terjadi kekacauan. Kita bisa memberikan contoh dari hal yang lebih dekat dengan kehidupan mereka. Misalnya, jika ada 2 supir yang mengendalikan satu mobil pasti akan terjadi kekacauan. Jika anak bertanya dari mana kita mengetahuinya, sampaikan bahwa hal tersebut disampaikan Allah dalam Al-quran
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ´Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
(QS: Al-Anbiyaa Ayat: 22)

3. Dalam kesempatan lain kita bisa mengenalkan Allah dengan diawali diskusi bertema keluarga. Misalnya, tanyakan kepada anak kita siapa nama ibu dan ayah mereka, siapa nama ayah dan ibu dari orang tua mereka, siapa saja nama saudara-saudara mereka dll. Kemudian lanjutkan diskusi ringan pada pembicaraan yang lebih dalam tentang mengenal Allah bahwa Allah tidak memiliki anak dan tidak memiliki orang tua sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran 
“Tidak Dia beranak, dan tidak Dia diperanakkan.” (Al-ikhlas ayat 3).

4. Mungkin kita menjumpai anak yang kritis dan bertanya tentang seperti apakah Allah itu. Atau mungkin kita secara sengaja ingin menambah materi pengenalan Allah.  Buatlah diskusi ringan di rumah yang diawali dengan bertanya tentang perbedaan wajah setiap orang, perbedaan jenis-jenis hewan lalu masuklah pada pembicaraan yang lebih dalam tentang Allah bahwa Allah yang menciptakan semua makhluk berbeda dari makhluknya dan tidak ada satupun yang menyerupai dan menandingi Allah, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-quran
"... Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat" - (QS. Asy-Syura : 11)

5. Manfaatkanlah kesempatan emas saat menemui kejadian-kejadian istimewa di sekitar kita. Sebagai contoh mungkin anak kita menemukan binatang yang mati. Bukalah sebuah diskusi sederhana tentang konsep mati atau sudah tidak hidup lagi. Sebutkanlah ciri-ciri sederhana yang tampak kasat mata mereka tentang perbedaan makhluk yang masih hidup dengan yang sudah mati. Sampaikanlah bahwa semua makhluk yang hidup akan mati pada akhirnya, sementara Allah selalu ada, hidup kekal/abadi dan tidak akan mati. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran
Dialah Yang Awal (tidak berpemulaan) dan Yang Akhir (tidak berkesudahan)... " - (QS. Al-Hadid : 3)

6. Dalam sebuah kesempatan dimana balita kita sedang membutuhkan pertolongan, ajarkan mereka untuk meminta tolong dengan cara yang baik saat mereka tidak mampu menyelesaikan masalah mereka sendirian. Sampaikan bahwa meminta tolong setelah apa yang diusahakan tidak berhasil adalah sesuatu yang wajar bagi setiap orang. Setiap manusia pasti membutuhkan pertolongan orang lain. Lalu masuklah pada materi yang lebih dalam tentang pengenalan Allah.   Allah mandiri/tidak membutuhkan bantuan makhluk-Nya, hanya zat lemah yang membutuhkan pertolongan sebagaimana yang disampaikan dalam Al-quran
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup, yang berdiri sendiri... " - (QS.Al-Baqarah : 255)"

7. Saat kita menemukkan anak kita sulit tidur, ini bisa menjadi kesempatan untuk mengenalkan Allah. Sampaikanlah bahwa Allah menjadikan malam untuk beristirahat bagi manusia serta menciptakan siang untuk mencari karunia Allah. Semua manusia membutuhkan tidur untuk beristirahat karena yang tidak mengantuk dan tidak tidur hanyalah Allah sebagaimana yang disampaikan dalam Al-quran

"tidak mengantuk dan tidak tidur" (al¬Baqarah(2): 225)

8. Saat kita bersama anak-anak kita melihat sesuatu yang baru atau yang membuat ia merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentangnya, usahakalah untuk selalu menyertakan Allah didalamnya. Sampaikanlah bahwa Allah yang menciptakan segala sesuatu, yaitu semua makhluk, alam semesta serta isinya. Adapun beberapa benda di sekitar mereka yang dibuat oleh manusia, sesungguhnya bahan bakunya berasal dari ciptaan Allah. Ajak anak untuk membedakan mana benda ciptaan Allah secara langsung, mana benda yang dibuat dan dikembangkan oleh manusia.

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu
(Q.S Az-Zumar 62)

9. Ketika kita menemui anak yang sangat kritis bertanya tentang bagaimana wujud Allah, sementara jawaban-jawaban yang secara eksplisit ditulis di dalam Al-quran belum juga memenuhi kepuasan mereka dalam bertanya. Sampaikanlah bahwa kita dapat mengetahui kebesaran Allah dengan hanya melihat tanda-tanda kekuasan-Nya. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Al-Quran bahwa apa yang diciptakan Allah merupakan tanda kesempurnaan dan kekuasaan Allah.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau,maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS.Ali Imran [3]:190-191)

Ajaklah anak berdiskusi tentang fenomena di sekitar mereka serta bagaimana Allah memberikan manfaat dari setiap penciptaannya. Berikan mereka pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang apa yang akan terjadi jika penciptaan tersebut ditiadakan.

10. Mungkin kita menemui balita yang sangat kritis bertanya mengapa kita tidak bisa melihat Allah. Sampaikanlah bahwa kita bisa memahami keberadaan Allah melalui ciptaan-Nya meskipun saat ini kita belum bisa melihat Allah. Bagaimana mungkin ada penciptaan jika tidak ada penciptanya. Sehingga meskipun kita saat ini belum bisa melihat Allah kita yakin Allah itu ada dengan segala kebesaran-Nya karena kita dapat melihat buktinya melalui ciptan-Nya. Meskipun begitu, walaupun kita tidak bisa melihat Allah, Allah bisa melihat kita sebagaimana yang difirmankan dalam Al-Quran

”Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al-Hujurat 18)

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Hadid :4)

Ingatkanlah mereka untuk senantiasa berbuat kebaikan dimanapun dan kapanpun karena Allah senantiasa melihat kita.

11. Ketika anak bertanya tentang keberadaan Allah janganlah kita menjawab bahwa Allah ada  dimana mana meskipun dalam Al-quran Allah berfirman

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.(115) 

Penafsiran bahwa Allah ada di mana mana merupakan penafsiran yang salah.

Dalam Q.S As Sajadah ayat 4

Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ´Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa´at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"

Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas Arsy .” (QS. Thoha : 5)

Sehingga saat anak bertanya dimanakah Allah, Allah ber-istiwa/bersemayam diatas ´Arsy, atau menetap tinggi di atas ´Arsy. ´Arsy secara bahasa artinya singgasana raja namun  ´Arsy yang dimaksud didalam ayat al quran adalah sebuah singgasana milik Allah yang dipikul oleh para malaikat. Namun bersemayamnya Allah tidaklah sama dengan bersemayamnya para raja sebagaimana Allah menegaskan dalam quran bahwa tidak ada satupun yang menyerupai-Nya.

(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Q.s As Syura ayat 11)

12. Ketika anak bertanya bagaimana ia bisa melihat Allah. Sampaikanlah bahwa ada diantara para penghuni surga yang sangat spesial yang mendapat hadiah tambahan yang istimewa yaitu dapat bertemu langsung dengan Allah. sebagaimana disampaikan dalam Al-quran
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (melihat wajah Allah Ta’ala). Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya” (QS Yunus:26)

13. Mungkin kita menemui anak yang sangat kritis bertanya tentang bagaimana Allah membuat ini dan itu. Sampaikanlah bahwa bagi Allah menciptakan sesuatu sangatlah mudah. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:

"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia" - (QS. Yasin: 82)

14. Jadikanlah kejaidan di sekita mereka sebagai kesempatan mengenalkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan tujuan, tidak ada satupun yang sia-sia

“Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (Qs. Ali Imran 3 : 191).

Demikian beberapa poin pengenalan Allah yang bisa kita mulai pada awal-awal usia anak-anak kita. Konsep yang lebih dalam dapat kita sampaikan di tahapan selanjutnya.

Adapun output yang diharapkan dari pemahaman anak-anak pada tahapan ini adalah sbb:
1. Anak tumbuh dalam suasana yang menghidupkan nama Allah
2. Anak mengetahui bahwa tiada Tuhan selain Allah, meskipun pada tahapan ini anak belum mengetahui secara dalam apa makna serta konsekuanesi dibalik pernyataan tersebut
3. Anak senantiasa merasakan kebersamaan Allah dalam kehidupannya melalui proses berdzikir baik secara ayat kauliyah maupun kauniyah
4. Dengan memahami konsep Allah sebagai pencipta diharapkan dapat membentuk kepribadian anak yang senantiasa menjaga, memelihara, dan memanfaatkan semua karunia Allah dengan cara yang baik. Secara bertahap mereka akan memahami bahwa segala sesuatu di sekitar mereka merupakan milik Allah yang dititipkan kepada kita.

Adapun metode yang bisa digunakan dalam mengenalkan Allah pada fasa awal-awal usia mereka diantaranya:
1. Membangun lingkungan yang memberi pengalaman religius bagi anak
2. Memberikan teladan pengamalan agama dan kedekatan kepada Allah didalam rumah
3.
Mengkaitkan sekian banyak pengalaman dan kejadian dengan nilai-nilai Ilahiah dan memperdalam pengenalan mereka akan sifat-sifat Allah
2. Membaca buku cerita yang bernuansa islam sesuai dengan tahapan usianya
3. Membaca kisah nabi yang disajikan dalam buku yang dirancang sesuai dengan tahapan usianya
4. Memperdengarkan ayat-ayat Al-quran dan mengenalkan bahwa Al-quran memuat pesan Allah kepada manusa. Misalnya ketika kita ingin memberi nasihat kepada anak kita, katakanlah "Kata Allah di dalam Al-quran........" Mungkin pada tahap awal redaksi perintah dari quran belum diberikan secara mendetail. Tapi minimal mereka mengetahui bahwa informasi tersebut didapatkan kita dari Al-Quran. Sejalan dengan pertambahan usianya, kita bisa melengkapi diskusi-diskusi kita bersama anak-anak dengan membacakan langsung ayat al-quran beserta artinya.

Referensi:
Ahammiyattu Ma'rifatullah-Materi Tarbiyah
Ath-Thariiq ila Ma'rifatullah-Materi Tarbiyah
Strategi Pendidikan Agama Sesuai Tahapan Usia Anak,Innu Virgiani, P.Si
https://materitarbiyah.wordpress.com/2008/03/15/marifatullah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sifat-sifat_Allah_%28Islam%29
http://quran-terjemah.org/o

Hal yang penting di pelajari di di usia 6-12 bulan

Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah

Bagian 2
Hal yang penting di pelajari di di usia 6-12 bulan

1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Materi:
Pengenalan suasana kehidupan beragama dengan:
- memperdengarkan lantunan ayat suci Al-quran, doa, dan asma Allah
- memperlihatkan dan memperdengarkan berbagai ciptaan Allah
- memperlakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang
- Memperlihatkan suasana kegiatan beribadah

2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Pada usia ini biasanya anak menempelkan kepala bila merasa nyaman dalam pelukan/gendongan atau meronta bila merasa tidak nyaman, dapat menyatakan keinginan dengan gerakan tubuh dan kata-kata sederhana serta meniru cara orang lain dalam menyatakan perasaan. Anak di usia ini sering mengalami perasaan tidak nyaman saat berpisah dengan pengasuh yang mereka kenal, biasanya ia akan menangis.
Materi:
- Memberikan perasaan aman dan nyaman melalui kasih sayang
- Membangun rasa percaya pada dunia melalui pemenuhan kebutuhan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang
- Sering mengekspresikan ungkapan kasih sayang dalam bentuk pelukan, ciuman
- Merespon perasaan mereka dengan penuh kesabaran dan kelembutan
- Membiasakan bayi untuk bertemu orang lain selain pengasuh yang ia kenal

3. Melatih perkembangan bahasa  dan komunikasi
Pada tahapan usia ini anak dapat merespons nada suara orang tua, mulai menyadari bahwa kata-kata memiliki makna; mengenali nama beberapa benda, menggunakan suara dan gerakan tubuh untuk memperoleh perhatian, memancing orang di sekitarnya untuk mengekspresikan kasih sayang mereka, merespon ekspresi kasih sayang, mengoceh dengan cara seperti berbicara, membuat suara yang dapat dimengerti sebagai kata-kata, merespon perintah sederhana, menumbuhkan rasa keterikatan pada saudara, merespon bila namanya dipanggil dan mengenal beberapa kata, meniru bunyi yang didengarnya dan menciptakan satu bunyi baru, mengucapkan kata sederhana, misalnya: mama, papa, dan sebagainya, meniru mimik muka, Merespon lagu dan irama,  mulai menirukan kata yang terdiri dari dua suku kata, ia juga dapat menyatakan penolakan dengan menggeleng atau menangis, anak dapat menunjuk benda yang diinginkan
contoh latihan:
- Banyak diajak berbicara terutama mengulang kata benda dan aktifitas yang sering dilakukan
- Banyak berinteraksi dengan saudara
- Banyak memberikan ekspresi kasih sayang
- Sering menyapa dengan namanya
- Melatihnya berbicara kata-kata sederhana
- Bermain cilukba dan mimik muka
- membangun komunikasi melalui buku (bergambar besar, Berkalimat sederhana)
- Memberikan perintah sederhana
- Merespon kata-kata sederhananya dengan kalimat yang lebih utuh
- Melatihnya menunjuk sesuatu untuk menyatakan keinginan
- Melatihnya mengungkapkan penolakan dan persetujuan dengan kata sederhana
- Mengulang-ulang kata dan mengajak anak untuk menirukannya

4. Melatih kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah
Pada usia ini anak sering mengambil resiko untuk memenuhi rasa ingin tahu,  merasa terpesona pada benda dan sangat ingin tahu akibat dari perbuatan mereka terhadap benda tersebut, gelisah bila terpisah dari orang tua dan khawatir bila bertemu orang asing, dapat  menenangkan dirinya sendiri dengan bantuan benda seperti empeng atau selimut, dapat minum dari gelas dan makan sendiri menggunakan peralatan makan bayi.
Materi:
- Merangsang anak untuk memecahkan masalah seperti menyingkirkan penghalang untuk mencari benda kesuakaan mereka,  mengambil dan menjatuhkan benda, menumpahkan cairan
- Mengenalkan mereka pada makanan padat sebagai tambahan ASI/susu formula
- Melatih kemandirian dalam hal makan dan minum (sediakan fasilitas kemandirian makan dan minum)
- Melatih kemandirian dalam hal bermain dan menyibukan diri sendiri tanpa dampingan

5. Mengenalkan lingkungan sekitar
Materi:
- Mangajak bayi mengamati berbagai benda yang bergerak
- Mengajak bayi mengamati kegunaan benda
- Memberikan perintah sederhana terkait lingkungan sekitar

6. Melatih koordinasi antara penglihatan dan gerak tubuh
Pada usia ini anak suka memperhatikan suatu benda untuk beberapa saat, sudah mulai memiliki kemampuan mengenali ruang dan jarak yang lebih tajam, senang mencari benda-benda tersembunyi; menyadari keberadaan benda walaupun tidak terlihat, dapat memegang benda di kedua tangan, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
Materi:
- Merangsang anak untuk mengambil benda pada jarak tertentu
- Merangsang anak untuk mecari benda
- Memberikan benda pada kedua tangannya
- Merangsang anak untuk memindah-mindahkan benda diantara kedua tangan

7. Melatih motorik kasar
Materi: 
Berikan stimulasi agar bayi kita dapat:
- Dapat berpindah ke posisi duduk dan kembali tanpa bantuan
- Berguling-guling
- Mencoba maju dengan cara menyorongkan tubuhnya  
- Merangkak atau merayap
- Mampu berdiri sendiri tanpa bantuan
- Berjalan sambil berpegangan pada furniture
- Mampu berjalan sendiri
- Memukul-mukulkan, melempar, atau menjatuhkan benda yang dipegang
- bertepuk tangan

8 Melatih motorik halus
Materi:
Berikan stimulus agar bayi kita dapat:
- Meraih dan mencoba menggenggam benda yang besar
- Mengenggam benda kecil dengan telapak tangan
- Menggenggam benda kecil dengan ibu jari dan telunjuknya (menjumput)
- Meremas
- Memegang benda tipis seperti biskuit

9. Melatih respon terhadap rangsangan
Materi:
- Bermain sebab akibat seperti mengambil dan menjatuhkan benda, memindahkan cairan
- Merangsang anak untuk berpaling ke sumber suara
-  Merangsang anak untuk mengambil benda
- Memanggil namanya
- Memberikan benda yang dapat dibuka dan di tutup

10. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Indikator anak sehat di usia ini dapat dilihat dari besar ukuran berat dan tinggi badan serta ukuran lingkar kepala yang sesuai dengan tingkat usia dan standar yang berlaku.
Materi:
- Memenuhi kebutuhan asupan gizi melalui pemenuhan asi dan makanan pendamping asi
- Melatih ia untuk menunjuk makanan yang diinginkan
- Melakukan pengamatan apakah ia menangis atau berteriak saat ia merasa tidak aman
- Membantu membersihkan gigi dengan penuh kelembutan

Referensi Kurikulum:
Al- Quran dan Hadist
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137 tahun 2014 tentang Stanar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Slow and Steady Get Me Ready, June R Oberlander
The Good Housekeeping Book of Child Care: Inicluding Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004

Tangguh Mengasuh Anak 3- 4 tahun

Tangguh Mengasuh Anak 3- 4 tahun
by Kiki Barkiah

A. Pelajari apa yang terjadi di tahapan ini

     Pola pikir dan pemahaman
          Mulai memahami konsep waktu; berbicara tentang kemarin dan besok
          Memahami prinsip sama dan berbeda
          Menghadapi permasalahan dari satu sudut pandang
          Dapat sering mengalami kesulitan dalam membedakan antara fantasi dan kenyataan
          Belum memiliki pemahaman menyeluruh terhadap konsekuensi sebuah peraturan
          Memiliki imaginasi yang dapat berujung dengan rasa takut pada monster dan kegelapan
     Pertumbuhan fisik
          Penampilan mematang; memiliki lebih banyak otot dan kehilangan lemak bayi
          Rahang melebar sebagai bentu kesiapan memiliki gigi permanen; mulai memiliki jadwal pemeriksaan gigi secara berkala
          Kapasitas untuk mengamati detail menguat
          Mampu menjadi peserta saat waktu makan
          Dapat menikmati saat mandi, tapi tidak suka saat rambutnya dicuci
          Butuh sedikit bantuan saat berpakaian
          Mungkin tidak tidur saat siang
     Kepribadian dan perilaku
          Dapat berpisah dari orang tua dengan mudah
          Rasa empati yang mulai tumbuh memungkinkan mereka terlibat dalam permainan bersama secara terbatas
          Imaginasi yang jelas menghasilkan permainan fantasi yang kaya
          Dapat menunjukkan pengidolaan terhadap kakak dan persaingan dengan adik
     Keahlian dan kemampuan
          Mampu melompat dengan kedua kaki; dapat berjingkrak pada satu kaki
          Menangkap bola dengan mengulurkan lengan dan melempar tanpa kehilangan keseimbangan
          Kendali lengan semakin baik; dapat memotong menggunakan gunting
          Mengayuh sepeda roda tiga dengan mudah
          Mengucapkan hampir semua suara dengan benar dan dapat dimengerti oleh orang diluar keluarga dekat
          Menguasai toilet training; kadang-kadang mengalami "kecelakaan" dan mengompol di tempat tidur
        
B. Kenali tantangan yang mungkin terjadi di usia 3-4 tahun

1. Masih perlu banyak latihan untuk bersikap lebih tepat, karena pada tahapan ini mereka masih menghadapi permasalahan dari satu sudut pandang
2. Sangat mungkin berbohong karena fantasi mereka
3. Masih perlu pembiasaan mengikuti aturan
4. Mudah ketakutan akan sesuatu karena fantasi yang dimunculkannya
5. Masih perlu banyak latihan untuk berbagi
6. kecemburuan antar saudara
7. Perselisihan antar sodara sangat rentang terjadi
8. Masih perlu banyak latihan untuk mengungkapkan keinginan dengan cara yang baik
9. Dapat sangat tertarik dengan multimedia tetapi belum mampu mencerna aturan

C. Install dalam pikiran kunci tangguh pengasuhan anak di usia 3-4 tahun

1. ingatlah bahwa setiap ujian yang Allah berikan memberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”. “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan b. Kenali sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” Al ‘Ankabut: 2-3.
2. Janganlah berputus asa, insya Allah berkat rahmat Allah kelak kita akan menuai hasilnya
“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". QS. Yusuf: 87.
3. Ingatlah perintah Allah untuk menasihati dengan penuh kelembutan
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun bagi mereka serta bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya.” (Ali Imaran 159)
4. ingatlah bahwa menahan amarah adalah perintah Allah
“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada sorga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menginfakkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Ali Imran 133-134)

D. Pelajari dan praktekan ilmu tangguh pengasuhan anak usia 3-4 tahun

1. Jangan pernah bosan mengajarkan anak bersikap lebih bijak dan melatih mereka untuk melihat permasalahan dari sudut pandang lain yang lebih baik, jangan juga berputus asa saat anak-anak masih cenderung mengulangi kesahannya. Insya Allah dengan teladan yang baik, kasih sayang dan perhatian yang cukup serta nasihat yang disampaikan dengan cara yang baik dan disampaikan di waktu yang tepat, suatu saat akan membuahkan hasil
2. jangan panik saat anak berbohong, tidak juga langsung memarahi dan mematahkan imajinasinya. Ajak anak diskusi di waktu yang tenang dan rileks dengan bertanya tentang kejadian yang sebenarnya, ajak ia memilah mana yang merupakan imajinasi dan mana yang asli. Jika ternyata campuran imajinasi dan kenyataan ini merugikan pihak lain, berikan ia pengertian untuk hanya bercerita yang susuai dengan kejadian sesungguhnya agar orang lain tidak bingung dan tidak salah bertindak.
3. Ingatkan anak tentang aturan dan tegakkan dengan konsisten, jangan bosan, jangan juga terlalu menyalahkan mereka saat mereka belum mandiri melaksanakan aturan atau masih harus terus sering diingatkan. Anak anakdi usia ini masih terus berlatih untuk memahami, mengingat dan melaksanakan aturan. yang perlu dilakukan adalah mengingatkan dan memotivasi agar ia terus terlatih agar terbiasa melaksanakan aturan. Jangan berputus asa dan melabeli mereka ddengan label negatif, karena berkomitmen terhadap aturan adalah sebuah proses.
4 Perbanyak motivasi dengan pemberian reward jika aturan dilaksanakan dibanding dengan pemberian hukuman jika aturan tidak dilaksanakan
5. jangan menakuti anak, jangan terlalu mengiyakan perasaan takutnya tetapi jangan juga terlalu menyepelekan. Akui dulu perasaan takut mereka lalu beri pengertian dari sudut pandang yang benar. Ajak anak untuk senantiasa meminta perlindungan kepada Allah

Tangguh mengasuh anak usia  6 - 8 tahun

Tangguh mengasuh anak usia  6 - 8 tahun
Oleh Kiki Barkiah

A. Kenali apa yang terjadi di tahapan usia 6-8 tahun

Keahlian dan kemampuan
Memiliki keseimbangan dan kendali gerakan yang baik; mulai belajar mengendarai sepeda tanpa roda bantu; dapat menikmati permainan melompat dengan satu kaki atau loncat tali.
Dapat diserahi tanggung jawab untuk mandi dan berpakaian sendiri.
Dapat diberi tanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan rutin di rumah seperti memberi makan binatang peliharaan, membuang sampah, atau menyiapkan meja.
Mempelajari dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung.

Pola pikir dan pemahaman
Menyadari jenis kelamin dirinya; bertanya mengenai fakta-fakta seputar reproduksi.
Mulai memahami konsep uang; dapat mulai diberi uang saku
Kemampuan memilah dan mengelompokkan semakin akurat
Menguasai prinsip matematika; mulai bergeser dari konsep nyata ke konsep abstrak

Perilaku dan kepribadian
Menyukai aktifitas fisik; senang permainan yang "agak kasar"
Hubungan sosial di sekolah menjadi semakin dipentingkan
Perlahan-lahan berkurang sifat egosentris nya; kapasitas untuk memahami emosi yang belum pernah dialaminya perlahan-lahan berkembang.
Peningkatan kendali diri nya terlihat dan menunjukkan rasa tanggung jawab
Hubungan pertemanan didasarkan atas keuntungan bersama; sering berganti2 sahabat

Pertumbuhan Fisik
Rata-rata bertambah tinggi 2-3 inchi per tahun
Bertambah berat sekitar 5 lbs per tahun
Memulai tahapan penyesuaian hormon yang berlangsung sebelum masa pubertas.
Gigi permanen depan mulai muncul, mendapatkan 3-4 gigi permanen per tahun
Tulang muka berkembang dan terlihat merubah bentuk wajah
Jumlah jaringan lemak di bawah kulit semakin berkurang.

B. Kenali tantangan yang mungkin terjadi di tahapan usia 6-8 tahun

1. Penuh rasa ingin tahu sehingga sangat kritis bertanya
2. Kritis terhadap aturan, terutama jika tidak konsisten atau tidak adil
3. Mulai memiliki perhatian terhadap tema seputar reproduksi dan jenis kelamin
4. Sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar, meski komunikasi lebih mudah dibangun dibanding tahapan sebelumnya
5. Penyesuaian dari dunia bermain ke dunia yang lebih teratur belajar
6. Perkelahian atau perselisihan dengan teman

C. Install dalam pikiran kunci tangguh pengasuhan anak usia 6-8 tahun

1. Ingat bahwa kita diperintahkan memelihara DIRI DAN KELUARGA dari api neraka
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)
2. Tahapan ini adalah tahapan secaa serius untuk memberi fondasi dasar agama, ingat bahwa prioritas dakwah kita kepada kerabat terdekat
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”( QS. 26: 214).
3. Jangan salah prioritas dalam menuntut ilmu di usia sekolah ini, ingat bahwa tujuan utama mempelajari ilmu adalah memperdalam agama, memberi peringatan agar dapat menjaga diri
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang muKmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS. 09: 122).
4. 7 Tahun adalah usia pendidikan shalat secara serius harus dimulai, ingat bahwa tanggung jawab pendidikan Shalat ada di orang tua
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaahaa: 132)
“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).
5. Kita dipertintahkan untuk mendorong keluarga untuk berdakwah dan bersabar dalam dakwah
“Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. 31 : 18).
6 Pilih proses pendidikan yang seimbang karena islam memerintahkan adanya keseimbangan Ilmu dunia akhirat
"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia memiliki ilmunya pula; dan barang siapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-keduanya pula." (HR.Bukhari dan Muslim)

D. Ilmu Tangguh Pengasuhan Anak usia 6-8 Tahun
1. Di tahapan ini, anak sudah mulai dibekali dengan pendidikan agama yang lebih sistematis dan komperhensif sebagai bekal kehidupan mereka
2. Budaya membaca dan halaqoh agama keluarga sudah harus terbentuk dan sudah dapat meminta komitmen anak-anak dalam partisipasinya
3. Mulai lebih sistematis dan rutin dalam mempelajari Al-quran
4. Jika sejak awal terbiasa dengan kegiatan membaca keluarga, di usia ini kita sudah mulai dapat memetik hasilnya, anak memiliki keinginan kuat untuk membaca buku sendiri, sehingga pemuasan jawaban dari setiap pertanyaan anak-anak dapat diarahkan lebih komperhensif dengan besumber dari buku-buku atau internet. Anak sudah mulai dapat dilibatkan untuk menggali informasi secara aktif
5. Komunikasi harus lebih intens di bangun, waktu yang disediakan pun harus lebih banyak, karena di usia kritis ini anak-anak membutuhkan jawaban yang lebih lengkap dan ilmiah
6 Jadikan orang tua sebagai guru utama mereka dan sahabat diskusi yang menyenangkan. Sehingga anak-anak akan mempercayai orang tua sebagai sumber utama dalam memenuhi rasa ingin tahu mereka terutama seputar jenis kelamin dan reproduksi
7. Bonding yang kita bangun sejak awal-awal tahun usia mereka, akan teruji di tahapan ini, ketika mereka sudah mulai banyak melihat lingkungan sekitar. Tetaplah istiqomah menjadi guru dan sahabat terbaik bagi mereka sebagai modal utama penjagaan mereka dari pengaruh buruk lingkungan.
8 Beri batasan yang jelas dalam bermain bersama teman, tentang kegiatan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, lokasi dan jam bermain. Konsistenlah dalam menegakkannya
9. Bangun hubungan baik dengan teman-teman anak-anak kita, anggaplah mereka sebagai anak-anak kita. Sehingga kita pun memiliki tanggung jawab dakwah kepada mereka
10. Ciptakan arus bermain yang positif dalam lingkungan sekitar, sehingga dapat meminimalisir pengaruh buruk lingkungan bagi anak-anak kita
11. Pilih sekolah yang memiliki lingkungan yang baik. Memasukkan mereka dalam lingkungan berpenyakit sama dengan merusak fitrah mereka secara perlahan. Sistem imunitas yang kita bangun melalui, kasih sayang dan pensisikan rumah akan mulai teruji di usia ini. Pastikan kita mengenalkan sedikit demi sedikit penyakit yang ada di lingkungan agar imunitas mereka semakin meningkat, tetapi jangan langsung menceburkan mereka didalamnya
12. Bersabarlah dalam proses belajar anak, setiap anak memiliki perkembangan dan waktu berkembangnya masing-masing. Kenali gaya belajarnya sehingga kita dapat lebih tetap memilihkan metode pendidikan bagi mereka. Terkadang kita membutuhkan sedikit penundaan untuk menanti waktu kematangan mereka sehingga pada akhirnya mereka bisa sama seperti anak-anak seusianya pada umumnya
13. Bimbing anak-anak untuk menyelesaikan perselisihan dengan teman dengan cara yang bijaksana, tetapi jangan mengambil alih penyelesaian masalahnya. Hargai kesalahan mereka sebagai proses pembelajaran dalam kehidupan. Alih-alih ingin meluruskan kesalahan anak, para orag tua sering merusak hubungan kedekatan mereka dengan anak, sehingga kedepanya anak menjadi enggan bercerita terhadap permasalahan yang ia alamai terutama di lingkungan yang bterjadi diluar pengawasan kita.
14. Ingat bahwa komunikasi yang sehat serta hubungan yang harmonis adalah investasi yang berharga di masa depan, terutama saat anak-anak harus benar-benar mendengar pesan kita.

Referensi
Al-Quranul Karim
Tafsir.web.id
The Good Housekeeping Book of Child Care: Including Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004
Good Behavior; Stephen W. Garber, Marianne Daniels Garber, Ph.D., Robyn Freedman Spizman; St. Martin's Press, Oct 15, 1993

Kurikulum Pendidikan Iman dan Tahapan Menanam Benih Keimanan di 7 Tahun pertama

Menyemai Benih Keimanan dari Dalam Rumah
Lampiran: (Kurikulum Pendidikan Iman dan Tahapan Menanam Benih Keimanan di 7 Tahun pertama)

Oleh Kiki Barkiah

Menjadi orang tua akan memaksa kita untuk selalu lebih baik menjalani kehidupan sesuai syariat islam. Tanpa kita perlu banyak membaca teori parenting khususnya dari buku-buku psikologi dunia barat, sebenernya banyak permasalahan pengasuhan anak yang akan terselesaikan ketika kita menanam benih-benih keimanan dalam hati anak-anak. Setiap hari menyirami pohon keimanan itu dengan nasihat dan keteladanan sampai iman merasuk dalam hati mereka dan membuat mereka bersedia untuk menerima hukum-hukum Allah dengan kelapangan hati dan bersedia untuk hidup di atas syariatNya. Tidak akan kita menemukan anak-anak yang melawan dan bersikap kasar terhadap rang tua mereka karena islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua. Tidak akan kita menemukan anak-anak yang bersikap melampaui batas dalam hal pergaulan karena islam telah mengatur itu semua.

Lihatlah fenomena generasi muda masa kini.
* 4 dari 100 pelajar dan mahasiswa Indonesia mengkonsumsi narkoba
•    95 dari 100 anak kelas 4, 5 dan 6 SD telah mengakses pornografi
•    93 dari 100 remaja pernah berciuman bibir
•    600.000 kasusanak-anak Indonesia hamil diluar nikah usia 10 - 11 tahun
•    2,2 juta kasus  remaja Indonesia usia 15 - 19 tahun yang hamil di luar nikah
•    5 dari 100 remaja tertular penyakit menular seksual
•    3061 remaja terinfeksi HIV setiap 3 bulan
* Kasus INCEST Terjadi di 25 Propinsi pada 2014

[Rangkuman data dari BNN dan Puslitkes UI (2011), KPAI (Oktober 2013), Kemenkes (Oktober 2013), Divisi Anak dan Remaja YKBH (2014), Content Analysis berita online YKBH, (2014)]

Sumber: web yayasan kita dan buah hati.

Kira-kira apa agama pelaku data tersebut? Jika persentase muslim Indonesia mencapai hingga 12,7 persen dari populasi dunia. Dari 205 juta penduduk Indonesia, dilaporkan sedikitnya 88,1 persen beragama Islam (republika), maka dapat kita simpulkan bahwa mayoritas pelaku adalah muslim. Mereka belajar islam, belajar mengaji, belajar Al-quran. Bahkan diantara mereka insya Allah bisa membaca Al-quran bahkan menghafalnya.

Namun apakah anak-anak dalam data tersebut hatinya bersedia tunduk terhadap hukum Allah? Jika mereka bersedia untuk tunduk kepada hukum Allah, kita tidak akan melihat data yang begitu mengerikan seperti ini.

Lalu bukankah anak-anak juga belajar islam? Bahkan diantara mereka sekolah di sekolah islam. Diantara mereka bahkan tinggal dalam suasana pesantren. Keadaan ini adalah keadaan yang disampaikan Rasulullah SAW, dimana jumlah ummat muslim begitu banyak namun bagai buih di lautan.

Iman sebelum Al-quran VS Al-quran sebelum iman

Salah seorang sahabat nabi yang merupakan salah satu murid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Jundub ibn ‘Abdillah mengatakan, “kami bersama nabi shallallahu ‘alaiahi wa sallam, saat kami pemuda, kami belajar iman sebelum al-Qur’an. Lalu kami belajar al-Qur’an, sehingga iman kami bertambah. (Sunan Ibnu Majah, 1/74, no.64, dan Imam Tarikh al-Kabir, 2/221, Sunanul Kubro , 2/49, no. 5498, Mu’jam al-Kabir, 2/225 no. 1656, dan dishahihkan oleh Syekh al-Bani dalam Shahih Sunan Ibn Majah, 1/16, no.52

Abdullah ibn ‘Umar ibn Al-Khattab Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Kami telah mengalami masa yang panjang dalam perjuangan Islam, dan seorang dari kami telah ditanamkan keimanannya sebelum diajarkan Al-Qur’an, sehingga tatkala satu surah turun kepada Nabi Muhammad Saw maka ia langsung mempelajari dan mengamalkan halal-haram, perintah-larangan dan apa saja batasan agama yang harus dijaga. Lalu aku melihat banyak orang saat ini yang diajarkan Al-Qur’an sebelum ditanamkan keimanan dalam dirinya, sehingga ia mampu membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir dan tak mengerti apa-apa soal perintah dan larangan dan batasan apa saja yang mesti dipelihara.” [Kitab Al-Mustadrak ‘Alash-Shahiihain, Jilid I hlm, 35]

Hasan Al-Bashri berkata: ““Sungguh, Al-Qur’an ini telah dibaca oleh budak-budak sahaya dan anak kecil yang tak mengerti apapun penafsirannya. Ketahuilah bahwa mentadabburi ayatnya tak lain adalah dengan mengikuti segala petunjuknya, tadabbur tak hanya sekedar menghafal huruf-hurufnya atau memelihara dari tindakan menyia-nyiakan batasannya. Sehingga ada seorang berkata sungguh aku telah membaca seluruh Qur’an dan tak ada satu huruf pun yang luput, sungguh demi Allah orang itu telah menggugurkan seluruh Qur’an karena Qur’an tak berbekas dan tak terlihat pengaruhnya pada akhlak dan amalnya!” [kitab Az-Zuhd, hlm 276]

Inilah salah satu permasalahan ummat sepeninggal Rasulullah, bahkan permasalahan ini telah muncul saat para sahabat masih hidup. Maka sangat wajar bila dari masa ke masa permasalahan ini semakin memuncak dan pada akhirnya menimbulkan persoalan pelik ummat ini. Inilah hasilnya ketika ilmu agama menjadi ilmu kognitif yang sejajar dengan mata pelajaran lainnya. Ah..... begitu banyak hal yang harus kita kejar sementara kita pun korban dari pelumpuhan nilai-nilai agama yang disempitkan dalam kurikulum pendidikan agama di dalam sekolah.

Tentu hasilnya berbeda antara:

* Belajar Tentang Iman VS Belajar Menjadi orang yang beriman
* Belajar arti iman VS belajar menjalani hidup diatas keimanan
* Belajar macam-macam iman vs belajar meraih ketinggian iman
* Belajar untuk menjawab soal ujian bab keimanan VS belajar agar keimanan berbuah surga

Kurikulum Ilmu Keimanan

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang (riwayat lain tujuh puluh tujuh cabang) dan yang paling utama ialah Laa ilaaha illa Allah, dan yang terendah ialah mebuang duri dari jalan. Dan malu juga merupakan salah satu cabang iman.” (Ashhabus Sittah).
Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman, Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih, dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu.

Para pensyarah kitab Bukhari rah a menjelaskan serta mengumpulkan ringkasan masalah ini dalam kitab-kitab tersebut. Walhasil pada hakikatnya iman yang sempurna itu mempunyai 3 (tiga) bagian :

1. Tashdiq bil Qalbi, yaitu meyakini dengan hati,
2. Iqrar bil Lisan, mengucapkan dengan lisan, dan
3. Amal bil Arkan, mengamalkan dengan anggota badan.

Cabang iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :
1)      Niat, aqidah, dan amalan hati;
2)      Lidah; dan
3)      Seluruh anggota tubuh.
[Penjabaran 77 cabang iman terlampir, penulis copas dari artikel https://muslimah.or.id/6020-cabang-cabang-iman.html]

Maka apa yang kita pelajari di sekolah tentang iman memanglah tidak salah, tetapi kita hanya mempelajari highlight ilu keimanan. Ilmu itu dipangkas habis menjadi literatur pelajaran yang bersifat hafalan agar anak-anak mampu menjawab soal tentang bab keimanan dalam ujian. Jika saja cabang keimanan menjadi bab yang dirinci dengan serius dalam pendidikan anak-anak kita, insya Allah beih-benih keimanan akan memenuhi jiwa anak-anak sehingga mereka memiliki ketundukkan kepada Allah untuk siap melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya.

Belajar iman sebelum Al-Quran bukan berarti melarang belajar quran sebelum rampung belajar tentang keimanan. Belajar iman sebelum Al quran artinya menyiram dan memupuk benih keimanan sehingga anak-anak dapat:

- Menundukkan hati kita untuk mengagungkan Allah
- Menundukkan hati kita untuk mengagungkan perintah dan larangan Allah
Sehingga ketika iman telah merasuk jiwa maka hati siap untuk menerima dan melaksanakan Al-quran.

Inilah proyek besar dalam rumah tangga kita, proyek menanam benih keimanan dalam hati anak-anak dengan cara:

1. Mengajarkan Ilmu yang menumbuhkan, mengokohkan dan menyuburkan keimanan (secara khusus melluangkan waktu mengajarkan iai quran dan hadist)
2. Memberikan teladan dalam amal sebagai buah dari keimanan
3. Menjaga dari segala sesuatu yang akan merusak keimanan
4. Menggali hikmah kejadian sehari-hari agar semakin menyuburkan keimanan

Sebuah proyek besar dengan target:

* Saat anak 7 tahun, ia mencapai tamyiz  (mampu membedakan mana hal yang bermanfaat baginya dan mana hal yang membahanyakan dirinya)
* Saat anak 7 tahun, ia bersedia mendapat beban untuk  belajar melaksanakan ibadah mahdoh tanpa banyak penolakan
* Saat anak 10 tahun telah berkomitmen melaksanakan shalat dan ibadah wajib lainnya sebagai buah keimanan
* Saat anak telah baligh mereka telah siap melaksanakan seluruh hukum Allah (mencapai mukallaf)
* Saat anak mencapai baligh anak juga mencapai akil  (dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, mengetahui kewajiban, dibolehkan dan yang dilarang, serta yang bermanfaat dan yang merusak) Tidak semua anak baligh saat ini mencapai akil
* Saat anak mencapai akil baligh tak lama kemudian ia meraih usia Ar Rusyd (saat mereka telah mampu membelanjakan, menyimpan dan mengembangkan uang)

Artinya ketika anak akil baligh, anak telah:
1. Mengetahui tujuan hidupnya
2. Rampung mengetahui garis besar hukum-hukum Allah
3. Siap melaksanakan perintah dan larangan Allah

Mari kita pangkas fasa remaja anak!! fasa yang memberi ruang untuk labil dan melakukan kesalahan. Mari kita didik anak menjadi syabab/pemuda!!! dan memperlakukan mereka sebagai pemuda ketika masa baligh telah tiba.

Proyek besar ini kita ulai dari rumah. Menanam benih unggul di lahan yang unggul kemudian secara istiqomah menyiram tanaman keimanan ini agar tumbuh kokoh dan menjulang tinggi dan pada akhirnya akan berbuah kemanfaatan.

Berikut salah satu upaya yang dapat kita lakukan dalam menyemai benih keimanan di tahapan usia sebelum tamyiz

Basuta:
Pengenalan suasana kehidupan beragama dengan:
- memperdengarkan lantunan ayat suci Al-quran, doa, dan asma Allah
- memperlihatkan dan memperdengarkan berbagai ciptaan Allah
- memperlakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang
- Memperlihatkan suasana kegiatan beribadah

1-2 tahun
Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan menirukannya.  Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya.
materi:
- Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
- Memberikan keteladanan dalam bersikap
- Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
- Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
- Memperkenalkan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi.
- Memperkenalkan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti basmallah, hamdallah, dan salam
- Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran secara berulang dan mendorong anak untuk menirukan akhiran ayat

2-3 tahun
Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan menirukannya.  Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya.
materi:
- Memberikan keteladanan dalam bersikap
- Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
- Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
- Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
- Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran secara berulang dan mendorong anak untuk menirukan akhiran ayat
- Mempraktekan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi.
- Mempraktekan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti basmallah, hamdallah, dan salam
- Mencontohkan potongan kata dari doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian semakin lama semakin hafal
- Mulai mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah
- Membangun sikap bersedia berbagi, menunggu giliran, menolong orang lain dan bekerja sama

3-4 tahun
Pada usia ini anak mengetahui perilaku yang berlawanan seperti pemahaman perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan-tidak sopan meskipun belum dapat konsisten melakukan kebaikan. Anak mengetahui arti kasih dan sayang kepada ciptaan Tuhan. Anak dapat meniru kegiatan beribadah dengan lebih baik lagi.
Materi:
- Memberikan keteladanan dalam bersikap
- Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
- Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
- Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
- Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran secara berulang dan mendorong anak untuk menirukan akhiran ayat
- Mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah
- Memcontohkan doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian semakin lama semakin hafal
- Memperdengarkan surat pendek secara berulang
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik  melalui buku, permainan pura-pura atau cerita
- Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut
- Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan
- Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia)
- Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
- Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
- Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku

4-5 tahun
1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Pada usia ini anak telah mengetahui agama yang dianutnya, anak dapat meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar, anak mulai dapat mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu, anak dapat mengenal perilaku baik/sopan dan buruk
Materi:
- Memberikan keteladanan dalam bersikap
- Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
- Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
- Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
- Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia)
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik  melalui buku, permainan pura-pura atau cerita
- Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut atau dengan menggunakan kisah dari buku
- Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
- Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
- Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
- Memberikan konsep agama melalui buku dengan bahasa sederhana atau dengan menyederhanakan bacaan
- Mengajak anak untuk melakukan ibadah shalat meski hanya sebatas gerakan dan belum memiliki kekonsistenan dalam melaksanakannya
- Mendekatkan anak dengan mesjid dengan sering mengajaknya shalat berjamaah atau menghadiri kegiatan majelis dzikir
- Mencontohkan doa-doa singkat dan meminta anak menghafal secara bertahap
- Memperdengarkan surat pendek secara berulang dan meminta anak menghafalnya secara bertahap, tanpa paksaan
- Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan

Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia ini baik melalui kisah nabi, Rasulullah saw, para sahabat maupun kisah fiktif yang menceritakan pengalaman sehari-hari diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb:
a. Allah sebagai pencipta
b. Allah sebagai pemberi rezeki
c. Allah sebagai pemilik segala sesuatu di alam jagat raya
d. Allah sebagai pembuat hukum atau aturan
e. Allah sebagai pemerintah
f. Allah sebagai satu-satunya zat yang di sembah

usia 5-7 tahun
- Terus istiqomah dengan apa yang dilakukan di tahapan usia sebelumnya
- Mulai memiliki jadwal khusus untuk halaqoh agama dalam keluarga dan meminta komitmen anak dalam berpartisipasi di dalamnya
- Mulai mengabarkan bahwa di usia 7 tahun orang tua memiliki kewajiban untuk melakukan pendidikan shalat secara lebih konsisten
- Memperkenalkan materi fiqh ibadah secara lebih detail dan terstruksur sejalan dengan kemampuan mereka memahami bahasa dan isi bacaan buku
- Mendorong anak untuk secara rutin melakukan ibadah mahdoh meski belum membebani mereka untuk istiqomah menjalankannya
- Mendorong anak belajar mengaplikasikan sunnah Rasulullah dimulai dari hal-hal sederhana dalam keseharian
- Memberikan motivasi bagi anak untuk menghafal Al-quran
- Mulai secara rutin dan konsisten menghafal Al-quran
- Meningkatkan penjagaan terhadap segala pengaruh yang dapat merusak fitrah anak-anak

Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia 5-7 baik melalui kisah nabi, Rasulullah saw, para sahabat, serta menyampaikan materi islam secara lebih tersturktur diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb:

1. Anak mengenal konsep "Islam The Way of Life"
2. Anak mengenal kesempurnaan islam yang mengatur semua bidang kehidupan dari urusan kecil sampai urusan besar
3. Anak Mengenal konsep hari akhir dan negeri akhirat
4. Anak mengenal konsep pertanggungjawaban amal perbuatan
5. Anak mengenal malaikat
6. Anak mengenal konsep bahwa syaitan adalah musuh nyata baginya
7. Anak mengenal konsep “Rasulullah sang Teladan”
8. Anak mengenal konsep bahwa mengaplikasikan islam berarti meneladani/itiba Rasulullah

Lampiran:

Kurikulum Ilmu Keimanan

77 Cabang Iman:
Amal yang terkait dengan hati itu ada yang berupa keyakinan dan ada yang berupa niat. Ia terbagi dua puluh empat perkara, yaitu:

1. Beriman kepada Allah, termasuk di dalamnya beriman kepada Dzat-Nya, sifat-Nya, tauhid-Nya, dan bahwa tidak ada yang serupa dengan-Nya, serta meyakini barunya segala sesuatu selain-Nya,
2. Demikian pula beriman kepada malaikat-Nya,
3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya,
4. Beriman kepada rasul-rasul-Nya,
5. Beriman kepada qadar-Nya yang baik maupun yang buruk,
6. Beriman kepada hari Akhir, termasuk di dalamnya beriman kepada pertanyaan di alam kubur, kebangkitan, penghidupan kembali, hisab, mizan, shirat, surga, dan neraka.
7. Mencintai Allah,
8. Cinta dan benci karena-Nya.
9. Mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, meyakini kemuliaannya. Termasuk di dalamnya bershalawat kepadanya dan mengikuti sunnahnya.
10. Berniat ikhlas, termasuk di dalamnya meninggalkan riya’, dan kemunafikan.
11. Bertobat.
12. Khauf (rasa takut kepada Allah).
13. Raja’ (berharap kepada Allah)
14. Bersyukur
15. Memenuhi janji
16. Bersabar
17. Ridha terhadap qadha’ Allah
18. Bertawakkal (menyerahkan urusan kepada Allah)
19. Bersikap rahmah (sayang)
20. Bertawadhu’, termasuk di dalamnya menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.
21. Meninggalkan sombong dan ujub.
22. Meninggalkan hasad.
23. Meninggalkan dendam
24. Meninggalkan marah.

Amal yang terkait dengan lisan itu ada tujuh perkara, yaitu:

1. Melafazkan tauhid
2. Membaca Al Qur’an
3. Mempelajari ilmu
4. Mengajarkannya
5. Berdoa
6. Berdzikr, termasuk di dalamnya beristighfar.
7. Menjauhi perkataan sia-sia (laghwun).

Amal yang terkait dengan anggota badan itu ada tiga puluh delapan perkara, di antaranya ada yang terkait dengan orang-perorang, ia ada lima belas perkara, yaitu:

1. Membersihkan, baik secara hissi (inderawi) maupun maknawi. Termasuk di dalamnya menjauhi najis.
2. Menutup aurat.
3. Melaksanakan shalat baik fardhu maupun sunat.
4. Zakat juga demikian.
5. Memerdekakan budak.
6. Bersikap dermawan. Termasuk di dalamnya memberikan makan dan memuliakan tamu.
7. Berpuasa, yang wajib maupun yang sunat.
8. Berhaji dan berumrah juga demikian.
9. Berthawaf.
10. Beri’tikaf.
11. Mencari malam Lailatul qadr.
12. Pergi membawa agama. Termasuk di dalamnya berhijrah dari negeri syirk.
13. Memenuhi nadzar.
14. Memeriksa keimanan.
15. Membayar kaffarat.

Yang terkait dengan yang menjadi pengikut, ia ada enam perkara, yaitu:

1. Menjaga diri dengan menikah.
2. Mengurus hak-hak orang yang ditanggungnya.
3. Berbakti kepada kedua orang tua, termasuk pula menjauhi sikap durhaka.
4. Mendidik anak.
5. Menyambung tali silaturrahim.
6. Menaati para pemimpin atau bersikap lembut kepada budak.

Yang terkait dengan masyarakat umum, ia ada tujuh belas cabang, yaitu:

1. Menegakkan pemerintahan dengan adil.
2. Mengikuti jamaah.
3. Menaati waliyyul amri (pemerintah).
4. Mendamaikan manusia, termasuk di dalamnya memerangi khawarij dan para pemberontak.
5. Tolong-menolong di atas kebaikan, termasuk di dalamnya beramr ma’ruf dan bernahi munkar.
6. Menegakkan hudud.
7. Berjihad, termasuk di dalamnya ribath (menjaga perbatasan).
8. Menunaikan amanah.
9. Menunaikan khumus (1/5 ghanimah).
10. Memberikan pinjaman dan membayarnya, serta memuliakan tetangga.
11. Bermu’amalah dengan baik.
12. Mengumpulkan harta dari yang halal.
13. Menginfakkan harta pada tempatnya, termasuk di dalamnya meninggalkan boros dan berlebihan.
14. Menjawab salam.
15. Mendoakan orang yang bersin.
16. Menghindarkan bahaya atau sesuatu yang mengganggu dari manusia.
17. Menjauhi perbuatan sia-sia dan menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan.
Sehingga jumlahnya 69 perkara, dan bisa menjadi 79 jika sebagiannya tidak disatukan dengan yang lain, wallahu a’lam. (Lihat Fathul Bari juz 1 hal. 77)

Referensi:
Insipraasi dari Rumah Cahay; Budi Azhari, Lc
Al- Quran dan Hadist
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137 tahun 2014 tentang Stanar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Slow and Steady Get Me Ready, June R Oberlander
The Good Housekeeping Book of Child Care: Inicluding Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004 
https://muslimah.or.id/6020-cabang-cabang-iman.html