Wednesday, October 26, 2016

📚NICE HOME WORK #2📚


📝✅“CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”✅📝
a. Sebagai individu
- Bangun sebelum subuh dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah sebelum jam 8.
- tilawah Quran minimal 1 lembar/hari
- Menjalankan amalan sunah seperti shalat sunah Dan puasa sunah.
- Lebih baik dalam mengatur waktu untuk urusan keluarga dan bisnis.
- Menambah wawasan tiap harinya dengan membaca artikel atau buku

b. Sebagai istri
- menjaga penampilan dikala bersama suami dan dimuka umum.
- melayani dengan cara terbaik disaat suami pulang kerja
- mampu memanage kebutuhan umum (keb. Pokok) dan khusus (biaya sekolah, liburan, seminar,DLL)
- Berusaha dengan baik mengingatkan dan menjaga khususnya kewajiban seperti shalat &  amalan sunah
- Berusaha dengan sebaik-baiknya menjaga suami dari berbagai hal salah satunya berita yang tidak baik.
- Lebih mengutamakan akhirat

c. Sebagai ibu
- Mampu mengelola emosi disaat anak tantrum
- Menemani anak bermain tiap harinya
- Memberikan fasilitas untuk minat Dan bakat anak
- Melakukan aktifitas bermakna tiap harinya.
- Membuat checklist tahap perkembangan anak yang mesti dicapai.
- Mengajarkan adab pada anak sekaligus Berusaha menjadi panutan.
- Membacakan buku tiap harinya.

Tuesday, October 18, 2016

📚NICE HOMEWORK #1📚 ADAB MENUNTUT ILMU


Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #2, kini sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin, dalam bentuk tugas.

Tugas ini kita namakan NICE HOMEWORK dan disingkat menjadi NHW.

Dalam materi "ADAB MENUNTUT ILMU" kali ini, NHW nya adalah sbb:
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
Sebagai orang tua, Ibu dari 1 orang anak saat ini saya ingin menekuni ilmu Parenting.

2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
Saya ingin menjadi madrasah pertama bagi anak-anak saya. Mencetak generasi shaleh, tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri namun juga bermanfaat bagi orang lain. Karena anak shaleh merupakan tabungan orang tuanya diakhirat kelak.

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
- Bergabung di komunitas-komunitas Parenting, diantaranya :
Institut ibu profesional
Homeschooling Muslim nusantara
HEBAT (Home education based on akhlaq and talents)
-  ikut acara-acara yang diselenggarakan oleh komunitas untuk berjejaring,
Kemah, kopdar, DLL.
- membaca buku parenting dan artikel-artikel Parenting lewat internet.

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
Perubahan dalam adab dan disiplin dalam waktu

*Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia*

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Friday, October 7, 2016

Memasukan Anak ke PAUD Perlukah?

Memasukan Anak ke PAUD Perlukah?

Oleh: Ustadz Harry Santosa

Ada sebuah buku yang berjudul "better late than early" , buku ini memberikan pandangan banyak pakar dari berbagai macam sudut pandang dan menyimpulkan serta menganjurkan untuk menunda memasukkan anak ke sekolah bahkan sampai usia 8 -10 tahun.

Para psikolog pun seperti bu Elly Risman atau ust Adriano Aad Rusfi atau praktisi seperti bunda Septi Peni Wulandani pun sama, menganjurkan untuk menunda selama mungkin anak usia dini untuk di "sekolah" kan.

Dalam pandangan pendidikan berbasis fitrah pun sama, tidak berlaku kaidah bahwa makin cepat makin baik, makin banyak makin hebat. Segala sesuatu sebaiknya sesuai tahapannya.

Perlu dipahami bahwa pendidikan usia dini adalah agar anak anak usia dini tumbuh paripurna sesuai tahap perkembangan usia dininya. Jadi bukan calistung untuk persiapan masuk SD. Juga ketika mengajarkan prinsipnya adalah bukan apakah anak mampu, tetapi apakah yang anak butuhkan sesuai usianya. 

Sebagai catatan banyak PAUD hari ini yang berubah menjadi SAUD  (Sekolah Anak Usia Dini), dengan melatih anak berbagai keterampilan membaca, menulis dan berhitung sebagai persiapan masuk SD.

Beberapa aspek fitrah yang membutuhkan kedua orangtua turun tangan

1. Fitrah Keimanan. Usia 0-6 tahun adalah masa emas untuk mendidik fitrah keimanan, dengan keteladanan dan atmosfkr keshalihah untuk memunculkan imaji2 positif ttg Allah dstnya. Anak anak harus dibangkitkan gairah cintanya pada Allah dan kedua orangtualah sosok teladan yang paling berkesan untuk memberikan imaji imaji positif ini. Jika fitrah imannya tumbuh paripurna, maka bunda akan menjumpai ananda menyambut perintah sholat dengan suka cita ketika usia 7 tahun. Jangan lewatkan peran ayah bunda pada tahap 0-6 tahun

2. Fitrah Seksualitas. Anak usia 0-6 tahun membutuhkan kelekatan ayah dan ibunya sampai aqilbaligh, bahkan dilarang memisahkan anak dan ibunya sampai mereka aqilbaligh. Usia 3 tahun, ananda harus menyebut identitas gendernya dengan jelas. Anak yg bingung identitas gendernya ada kemungkinan salah satu sosok ayah atau ibu tidak hadir secara utuh. Perhatikan bahwa banyak PAUD gurunya hanya perempuan.

3. Fitrah individualitas. Anak usia 0-6 tahun sangat ego sentris, jika tidak memahami ini maka mereka akan dipaksa berbagi,  dipaksa untuk mengalah tanpa pertimbangan fitrah individualitasnya. Maka kelak akan menjadi peragu, tidak pede bahkan pelit dan pengecut.  Dalam lingkungan persekolahan usa dini yang seragam, maka umumnya individualitas tak dihargai.

Sejalan dengan ini maka sesungguhnya anak usia 0-6 tahun belum membutuhkan bersosialisasi, tetapi membutuhkan interaksi dengan alam. Sementara sosialisasi terbaiknya pada usia ini adalah dengan kedua orangtuanya.

4.  Fitrah Belajar. Pada usia ini abstraksi dan imaji anak sedang indah-ndahnya maka interaksi terbaiknya di alam dan permainan imajinatif. Kebanyakan PAUD mengenalkan permainan kognitif dan lebih banyak bermain dalam ruangan. Gairah belajar anak lebih wajib diumbuhkan daripada mengejar kemampun calistung. Ingat bahwa anak yang cepat bisa membaca belum tentu menyukai buku dan belajar, sementara anak yang cepat bisa berhitung belum tentu suka bernalar dan berabstraksi.
Tugas orangtua adalah membangkitkan gairah belajar anak bukan banyak mengajarkan. Ingat bahwa anak yang terlalu banyak diajarkan akan  minta diajarkan sepanjang hidupnya.

5. Fitrah Bakat. Pada usia ini, bakat anak muncul sebagai sifat unik, maka amati sebaiknya dan buatlah dokumentasi anak yang menggambarkan momen bahagia, momen kejutan atas sifat dan perilaku yang unik. Ini memerlukan observasi atau pengamatan yamg seksama, penuh empati dan telaten, dan sejujurnya hanya kedua orangtua yang ikhlash yang mampu melakukan.

6. Fitrah Estetika dan Bahasa. Pada usia ini anak harus dikuatkan bahasanya dengan bahasa ibu (mother tongue). Bahasa ibu adalah bahasa native atau bahasa tutur yang digunakan ayah dan ibu di rumah dengan fasih dan santun. Hindari mengajarkan bahasa asing sebelum bahasa ibu sempurna. Ukurannya adalah mampu mengekpresikan perasaan, sikap dan gagasannya dengan jelas dan baik. Kisahkan anak dengan kisah kisah berkesan menggunakan bahasa ibu. Agak sulit menguatkan bahasa ibu jika PAUD menggunakan bahasa yang lain apalagi bilingual. Kasus kasus anak mengalami bingung bahasa atau mental block karena tak mampu mengekspresikan bahasa sudah banyak terjadi.

Jika ayah bunda karena alasan yang darurat harus memPAUD kan anak, maka pastikan

1. PAUD yang dipilih adalah yang mengoptimalkan peran orangtua dalam proses
2. AyahBunda tetap bertanggungjawab pada penumbuhan seluruh potensi fitrah, maka buatlah personalized curriculum
3. Manfaatkan waktu ketika bersama anak dengan sebaik baiknya

Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak

Thursday, October 6, 2016

Catatan Kecil Tentang Tantrum

Catatan Kecil Tentang Tantrum (1)

Berikut adalah catatan pribadi saya ketika menyimak penjelasan Bu Elly Risman pada acara smart parenting yang berjudul "Memahami dan Mengatasi Anak Tantrum"

Apa itu tantrum?
Tantrum adalah suatu saat dimana anak menunjukkan kemarahan atau perasaan negatif lainnya yang luar biasa yang menunjukkan tingkah yang tidak lazim untuk menunjukkan perasaan tsb.

Apa yang mendasari anak tantrum?
• Perasaan tidak nyaman
• Perasaan tidak suka
• Ingin sesuatu tidak kesampaian
• Ingin dipeluk atau digendong ibunya tetapi ibunya sibuk
• Dll

Sejak kapan tantrum terjadi?
Secara umum ada 3 pengelompokkan umur :

• 15 bln - 3 th ~> ditunjukkan dengan nangis-nangis, teriak-teriak, berbaring di lantai, tendang-tendang barang, memukul atau mencakar temennya

• 3 th - 4 th ~> ditunjukkan membanting mainan, guling-guling, teriak-teriak, merengek-rengek, menghentak-hentakkan kaki, membentur-benturkan kepala, plus berkata kasar

• 4 th - 5 th ~> teriak-teriak, ngatain diri sendiri (misal : emang aku jelek), melempar barang, merusak mainan.

Mengapa anak tantrum?

• Anak-anak tidak sanggup atau belum mampu mengendalikan dan  mengontrol dirinya sendiri dengan emosinya yang intens atau kenceng.

Penyebab lainnya:
• orang tua terlalu mengekang, tidak boleh begini tidak boleh begitu

• tertekan misal direbut mainannya

• sifat dasar anak yang emosional, karena ada faktor keturunan dari ortu

• contoh yang dilakukan ortu misal kalau orang tua marah, lempar-lempar piring

• Dll

Bagaimana mengatasi anak tantrum?

1. Tenang. Jangan panikan karena tidak terjadi sesuatu tanpa sebab.

Jadi tarik nafas panjang... bilang pada diri sendiri :
• Oke...pesan apa nih yang mau kamu sampaikan sama mama Nak...
• Kasihan kamu ya Nak...tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaan.

2. Baca bahasa tubuh anak dan namai apa perasaannya

• Adek capek ya?
• Ngantuk ya?
• Lapar ya?
• Adek marah ya? Adek marah karena mainan adek diambil ya? Jadi adek kesel
• Adek sedih?
• Adek minta digendong ya?
• Dll

Penting sekali menamai perasaan anak. Dengan demikian anak akan merasa dimengerti. Anak merasa diakui.

Apabila anak masih tantrum juga....bilang pada diri sendiri ....oke...mama paham otak kamu belum bersambungan. Jadi mama harus bilang Sabar..sabar...sabar....

» Apabila anak sudah tidak mampu mengendalikan dirinya jangan kita juga ikut-ikutan tidak terkendali, sama dong kita sama dia umurnya....3 th 4 th.

3. Ambil anak kemudian dekap...tahan... kemudian bisikkan kata-kata dengan frekuensi suara yang pelaaaaaan....
"Sayang...anak baik...tenang dek...mama sayang adek...adek sedang marah banget yaa.."

Ulangi terus sampai si anak mendengar. Tetap dengan  frekuensi suara yang pelan (tujuannya agar anak memperhatikan suara kita yang pelan tsb)

» Jangan kita ikut terpancing. Kita yang mengendalikan anak, bukan anak yang mengendalikan kita. Kata kunci = KENDALI

4. Alihkan perhatian anak
Misal dengan cerita yang penuh ekspresi dan dengan suara pelan... Jangan lupa pandang mata mereka....."ini lho dek, kemarin mama ke pasar, terus lihat burung ...dst.

» Kalau anak masih saja tantrum, terus aja kita bercerita, kita jangan sampai kehabisan pikiran, hilang akal, hilang sabar atau panik duluan, apalagi untuk usia 15 bln - 3 th masih sangat mudah dialihkan.

» Hal yang sering ortu malas adalah...membawa anak keluar rumah...alihkan dengan apa yang dilihat diluar rumah. Jangan kutek-kutek di dalam rumah. "Tuh tuh dek lihat ada....dst"

5. Apabila anak sudah reda tantrumnya, sudah tenang, sorenya atau esok harinya....ajak anak ngobrol.

+ "Kemarin adek marah ya? Marahnya adek segimana?
Adek marahnya segini? ~> kita kasih jarak tangan kita kecil, panjang, besar besar. Atau adek marahnya serumah? Segunung?"

+ Kalau adek marah bilangnya gimana?"

- "Aku marah."

+ "Marahnya segimana?"

- "Aku marah serumah, serumah!"

Tidak mengapa anak mengungkapkan marahnya dengan kata-kata daripada dia melempar barang.

Kalau ini tidak pernah, tidak diberi kesempatan, dia tidak tahu bagaimana mengekspresikan emosi negatifnya. Tidak aneh kalau dia akan  membentur-benturkan kepalanya ke dinding atau lainnya.

Contoh ngobrol lainnya:

+ "Kemarin adek marah ya? Teriak-teriak minta es krim...terus sama mama nggak dikasih...

- (angguk-angguk kepala)

+ "Coba kenapa?"

- "Adek teriak-teriak."

+ "Coba gimana kalau bilangnya pelan-pelan."

- "Mama.... aku minta es krim"

+ "Ulangi sekali lagi coba."

- "Mama... aku minta es krim"

-----

Mengapa tantrum masih  berulang padahal sudah berusaha mengadapi dengan baik?

~> karena pengasuhan tidak bisa serta merta, harus berkali-kali, ini adalah proses membentuk kebiasaan dan meninggalkan kenangan yang baik di otak anak.

Hal apa yang dihindari ketika tantrum?

• Memukul anak
• Menjanjikan sesuatu agar dia berhenti tantrum
• Menakut-nakuti dengan hal yang tidak benar. Awas nanti kalau ngga diam ditangkap polisi, dibawa orang gila dll.

Menjanjikan dengan sesuatu agar anak berhenti dari tantrum apabila hal dilakukan si anak akan menggunakan senjata tantrum untuk memenuhi keinginannya di lain waktu. Jangan lakukan hal ini.

-----

Faktor apa yang menyebabkan orang tua tidak bisa mengendalikan diri menghadapi anak tantrum?

Selain karena capek, ada masalah, kurang enak badan atau sedang pre menstruasi ada hal penting yang menyebabkan orang tua sulit mengendalikan diri yaitu karena :

• Cara penanganan tantrum si orang tua tersebut di masa kecilnya yang tidak tuntas. Sehingga saat menjadi orang tuapun dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Ajakan untuk kita wahai orang tua.....tuntaskan penanganan tantrum anak-anak kita.....sehinggga kelak ketika mereka menjadi orang tua....merekapun akan bisa mengendalikan diri dan mampu mengendalikan anak mereka ketika tantrum.

Maka dengan kita menyelamatkan anak kita sekaligus kita menyelamatkan cucu-cucu kita.

Catatan penting:

Jangan pernah menyerah ketika menghadapi anak tantrum. Apabila kita menuruti apa keinginan dia, itu berarti kita dalam kendali dia.
Ketika usia 5 tahun kita sudah dalam kendali dia, bagaimana nanti usia 10 th? 15 th?

Penuhi kebutuhan anak dengan kebutuhan yang cukup. Hadirkan kedua orang tua. Berikan kasih sayang, komunikasi benar dan menyenangkan untuk perkembangan fisik, jiwa dan spiritual anak.

-----
Catatan Kecil tentang Tantrum (2)

Berikut adalah pertanyaan salah satu pendengar yang diajukan kepada Bu Elly Risman pada acara smart parenting.

Pertanyaan:

"Suami saya berusia 39 th, kalau suami saya marah pasti dia selalu banting sesuatu atau memaki-maki saya. Bagaimana saran ibu untuk saya agar saya dapat membantu suami keluar dari situasi ini?"

Jawaban:

Pertama kumpulkan dulu data dari pamannya, kakaknya bagaimana masa kecil dari suami ibu. Bener nggak suka tantrum? Sebab utamanya apa?

Yang kedua, ketika ibu berbicara dengan suami harus menggunakan kalimat yang tidak boleh lebih dari 15 kata dan gunakan kalimat bertanya.

Kemudian menurut para ahli kalau mau ngomong sama suami lakukan sesudah berjima' (berhubungan suami istri) jadi suami rileks dari ujung kepala sampai ujung kaki.

*Tambahan saya pribadi (wasiyati) pernah mendapat keterangan dari trainer parenting ummu farhana riva bisa dilakukan juga paginya setelah malamnya berjima'.

Setelah lewat marahnya, sehari atau dua hari. Barulah tanya suami ibu, perlakukan seperti kepada anak, karena kita tahu banget bahwa kemarin yang marah itu BUKAN suami kita yang berusia 39 th, tetapi anak kecil yang ada dalam diri dia yang dulu tidak diselesaikan dengan baik.

Contoh kalimatnya:

"Pah, kemarin marah sekali ya, sampai papah maki-maki aku?"

10 kata :) . Jangan disambung, kalau kepanjangan nggak didenger, nggak menarik perhatiannya.

>> Penting nih ya...para istri tahu...Kalau kalimatnya agak panjang... Kata suami: Jadi pointnya apa? 

Contoh pertanyaan selanjutnya:

"Pah, seperti kemarin kenapa sih setiap marah maki-maki aku?"

Kalau dia tidak jawab....biarin...karena stock laki-laki kata-katanya 7.000 sehari. Mungkin kata-katanya sudah habis di kantor :D

Makanya kalau kita tanya bapak-bapak pagi-pagi, jawabnya bisa sore-sore
Kita kirim pesan panjang lebar sama dia dicuekin :D

Jadi kita kumpulkan pelan-pelan. Kita bukan menghadapi suami kita yang berumur 39 th. Kita menghadapi anak kecil yang dalam diri dia yang dulu belum diselesaikan dengan baik.

Sampai disini jawaban bu Elly, mari kita ambil faidahnya untuk memperkuat pembahasan tentang tantrum di awal.

Untuk yang saya kasih emoticon tertawa, karena kemarin Bu Elly pun tertawa. So ....mari kita pahami para bapak-bapak yang stock kata2nya hanya 7.000 sehari :D

Catatan Kecil tentang Tantrum (3)

Bu Elly, bagaimana cara mencairkan emosi masa lalu yang nggak tuntas? Karena dari kecil saya anak nomor satu, saya disuruh ngalah terus.

Jawaban:
Ini memang tidak fair. Masing-masing anak mempunyai porsinya.

Ada orang tua kalau dia melayani anak, dia pegang bayinya dulu dan mengabaikan si kakak. Ini  KELIRU.

Contohnya: orang tua pulang atau ibu pulang, padahal si kakak sudah menunggu lama, tetapi si ibu pegang si kakak sebentar aj, kemudian si Ibu bilang, "sebentar ya kak, adek bayi nyusu dulu."

Anak yang bayi itu nggak ngerti. Yang sudah lebih dulu tumbuh emosinya adalah si kakak. Yang dah mulai ngerti ya si kakak. Kakak yang udah paham malah diabaikan. Suruh main dulu, suruh sama mbak dulu. Suruh ngalah dulu. Dll.

Baik kembali ke pertanyaan ibu...begini ya bu, tingkah laku itu karena ada dorongannya, ada motifnya dan ada tujuannya.

Memang ketika kecil ibu dulu diperlakukan seperti itu oleh orang tua ibu, ibu ngerti nggak kenapa orang tua ibu suruh ibu ngalah terus? Apa alasannya? Tujuannya apa? Kalau ibu paham atau tahu tetapi tidak setuju, itu kan dah lewat, 20 tahun yang lalu.
Untuk apa dipegang terus?

Dulu memang orang tualah yang mengendalikan ibu, karena ibu belum dewasa, sekarang ibu sudah dewasa, sudah memiliki diri ibu sendiri, bisa melakukan apa saja yang ibu mau. Nah,,,sekarang yang bisa ibu lakukan adalah, MEMAAFKAN.

Kejadian yang dulu tidak bisa kita rubah. Lepaskan. Putuskan tali yang mengikat ibu ke belakang itu. Putuskan. Maafkan. Minta ampunkan kepada Allah. Ya Allah ampuni ibuku, dia telah salah melakukan ini padaku, dia menyuruh aku suruh mengalah terus. Dan sekarang menjadi bebanku. Angkatlah beban ini. Ampunkan dia ya Allah. Teruuuus lakukan sampai ibu lapang. Sampai ibu berhasil memutus tali itu.

Nah setelah itu, apabila orang tua ibu masih hidup, mulai ibu bermusyawarah. Tanya apa alasannya? Dst.

-------
Catatan saya pribadi : cara ini bisa kita pakai juga ketika ada di hati kita rasa sakit hati atau kecewa yang terpendam atas perbuatan seseorang.

"Kejadian tsb sudah terjadi dan tidak bisa dirubah. Lepaskan. Putuskan tali yang mengikat itu. Putuskan. Maafkan. Minta ampunkan kepada Allah. Ya Allah ampuni dia, dia telah salah melakukan ini padaku. Dan sekarang menjadi bebanku. Angkatlah beban ini. Ampunkan dia ya Allah. Teruuuus lakukan sampai lapang. Sampai berhasil memutus tali itu"

Saturday, September 10, 2016

Komunikasi Parenting Dengan Bahasa Cinta

😊Bismillaahirrahmaanirrahiim💐

Komunikasi Parenting Dengan Bahasa Cinta😍
Bersama: Bunda Erina
(10 September 2016)

Komunikasi merupakan kegiatan yg pasti terjadi khususnya dalam keluarga (suami-istri, ibu-anak, ayah-anak, antar anak). Komunikasi perlu dibangun scra harmonis agar terbangun pendidikan yg baik dalam keluarga.

Komunikasi (istilah) adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain yg umumnya dilakukan secra verbal (lisan); atau non verbal (gerak badan, sikap tertentu).

Komunikasi efektif bila pesan yg disampaikan diterima sama (komunikasi dua arah). Jika komunikasi terganggu (distorsi) karna hambatan (noise) maka terjadi salah persepsi/salah paham.

Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan masing2 dalam mendeskripsikan bahasaa cintanya. Seseorang akan merasa disayangi atau menunjukkan rasa sayangnya ke keluarga, teman, dapat diketahui dari 5 bahasa cinta😊

1. Pujian (perlu bahasa verbal #terima kasih ya, abi sayang kamu nak,...)

2. Hadiah (merasa sayang/disayangi jika diberi hadiah)

3. Sentuhan fisik (dipegang pundaknya tuk memberi semangat, digandeng saat berjalan bersama, dirangkul saat sedih, marah, dsb)

4. Pelayanan (disiapkan keperluan sekolah, kerja, mandi, belajar, makan, minum, dst)

5. Quality time (waktu yg berkualitas, #umi, aku senang deh kemarin jalan berdua abi dibelikan pensil😊)

Lima poin itu bisa dijadikan referensi tuk mengetahui kecenderungan pasangan, putra/i, agar memaksimalkan bahasa cinta yg nantinya berdampak pada komunikasi (samakan persepsi).

Komunikasi berdampak positif membentuk karakter orangtua & anak, membuat hubungan menjadi baik yg nantinya turut memberikan kepercayaan diri pada anak.

Sementara kurangnya komunikasi, miss komunikasi, komunikasi yg salah (emosional, berrbicara kasar, tidak ada yg mau mengalah, dll) berdampak pada renggangnya hubungan.

🌻Komunikasi verbal itu hanya 12% yg tersimpan/teringat di database manusia, berupa yg kita tangkap secara sadar, analisa, pertimbangan, baik buruk, dll. Selebihnya 88% memori tersimpan ditangkap dari komunikasi non-verbal (alam bawah sadar)..... Penjelasannya bisa search😊

Komunikasi non verbal inilah yg dapat digunakan tuk mensugesti sikap positif (ect anak yg tantrum #Anak baik, soleh, soleha, anteng, pintar, duduk manis, anak hebat, kamu bisa, cerdas,....) bisa dimaksimalkan (pintu gerbang komunikasi non-verbal terbuka) saat seseorang 🏡Fokus 🌾Emosi 🌸Terkejut.

Kita perlu melakukan pengucapan kata2 secara berulang (minimal 30hari), gunakan kata sekarang (#sekarang kamu bisa bangun pagi ya nak😉 hebat👍) sambil memberi anker (alarm tanda #tepuk pundaknya), lakukan secara emosional (bahasa yg lembut,  diusap,, ...)

Apalagi jika kata2, sikap tsb datang dari orang yg didengar/dipercaya/figur anak, pasangan.
Komunikasi keluarga dimulai suami istri yg bersama-sama terintegrasi hendaknya memaksimalkan kesabaran, terus menerus (istiqomah), dan berkomitmen mengusahakan yg terbaik. Jika ingin putra/i nya baik kuncinya adalah orangtua🏡. Fokus pada kebaikan atau kelebihan2 anak (toh dari pecicilannya sekali waktu ananda bisa duduk anteng kaan😊)

Terutama bunda ketika mengandung mulai 3 bulan 10 hari (saat Allah tiupkan ruh) sugestikan positif (emosi, murottal, dsb). Berdampak secara tak langsung ktika ananda lahir. Semua sikap masih bisa diperbaiki (salah satunya efektifkan komunikasi non verbal.... Database manusia yg bisa berubah ubah)😍.

Tambahan: Grafologi (tulisan tangan seseorang) bisa tuk mengetahui kondisi saat itu atau jangka panjang. Apakah tulisannya tegak (lurus),  miring ke kanan, kiri, condong kebelakang; kuat hingga membekas belakang halaman, hurufnya sama, dsb.

😍share ini smoga bermanfaat😃

Friday, September 9, 2016

Portofolio Anak Dalam Home Education

kulwap iip bekasi#1 kamis, 8 september 2016
tema : 
#Portofolio Anak Dalam Home Education#

narasumber : Nisa Nurarifah, koordinator IIP Bandung
host : desty nurul
Notulen : inggil windiarti

#What#
Apakah yang dimaksud portofolio? 
Portofolio adalah tas untuk surat-surat (Kamus Besar B. Indonesia)
Portofolio dalam bidang pendidikan adalah sekumpulan informasi pribadi yang merupakan catatan/dokumentasi atas pencapaian prestasi seseorang dalam pendidikannya (wikipedia.org)

#Who#
Portofolio siapa yang dikumpulkan? Anak.
Siapa yang mengumpulkan? 
Orangtua bersama anak.

#When#
Kapan mengumpulkannya?
Kapan pun saat diperlukan, terutama saat sebuah pencapaian/prestasi diraih.

#Where#
Dimana mengumpulkannya?
Dimanapun sesuai kebutuhan. Berdasarkan pengalaman, portofolio fisik terkadang hilang/rusak. Baiknya ada back up dokumentasi berupa foto.

#Why#
Mengapa perlu membuat portofolio anak dalam HE? 
Jika kalian melihat anakmu berbuat baik, maka puji & catatlah.. Jika anakmu berbuat buruk, maka tegur & janganlah kalian mencatatnya. (Umar Bin Khattab)

Portofolio diperlukan sebagai bahan refleksi kita sebagai orangtua untuk memantau perkembangan serta memfasilitasi minat & bakat anak. Ini juga akan menjadi dokumentasi kenangan bagi anak.

#How#
Bagaimana caranya?
Caranya bisa disesuaikan dengan kebutuhan & keunikan keluarga & anak masing-masing.
Ini beberapa contoh aplikasi pengumpulan portofolio yang telah keluarga kami buat untuk HE anak kami, Lulu (3,5 th). 
Saya urut dr kiri ke kanan ya..
1. Album foto
2. Lulu's gallery. Tiap hasil karyanya dipajang di galeri di Ruang Berkarya.  Kalo penuh kami masukan map, isi lagi yg baru.
3. Learning report ODOMA, ODOM & ODOS Lulu. 
4. Achievement board
5. Butterfly album. Portofolio project hometeam kami di Perak 2016
6. Lulu Smart Bag guide book, kompilasi project ODOMA Lulu yg akhirnya jd socioedupreneurahip keluarga.
7. IC Book.. Kliping yang bersumber dari pertanyaan (Intellectual Curiosity) Lulu yg tidak ditemukan di buku yg ada dirumah.
8. Ceklis perkembangan, tujuan pengasuhan &rapot PAUD yg ditandatangani ayahnya sbg kepsek & bundanya sbg guru.
Dibahas setiap tanggal kelahiran Lulu sbg evaluasi & rencana ke depan.
9. Story Book. Memfasilitasi keunikannya  yg suka bercerita & berimajinasi.. Cerita khayalannya didokumentasikan di buku ini. Ada 2 buku, yg Lulu buat dia coret2 sambil cerita (belum bisa menulis), yang besar untuk saya tuliskan cerita & tanggalnya. Salah satu tujuannya juga membantunya membedakan mana kenyataan/khayalan.

Apakah mudah? Tentu sangat menantang.. Hal yang selalu membangkitkan semangat saya adalah uswah seorang Hasan Albana, dengan segudang kesibukannya ia mampu membuat prtofolio terperinci bagi tiap anaknya..

Nisa Nur'arifah (Ncha)
Firdaus Ark Hometeam
Semoga bermanfaat😊

Sesi tanya jawab 

1. Bunda shepti
Berhubungan dengan IC portofolio...dimana biasanya Mba Nisa mencari jawabannya dan bagaimana penyimpanan portofolionya.
Ini karena anak saya 7 tahun kemaren tanya kenapa rasulullah istrinya banyak? Belum saya jawab
Apakah pertanyaan aneh itu Mba Nisa simpan dl dan ada jadwal khusus mencari jawabannya?
Terkain ODOMA, bagaimana mengarahkan anak mengenai aktivitas yang akan dilakukan, apa Mba sudah ada rencana mingguan ODOMA atau ada kurikulum keluarga Mba?

Bunda Septi
▶ Bunda Septi saat anak bertanya sesuatu yang saya belum tau.jawabannya atau ragu untuk memberi jawaban ang tepat biasanya saya bilang "pertanyaan bagus.. bunda belum tau jawabannya, nanti bunda cari tau dulu ya"
Lalu biasanya saya cari dibuku yg ada dirumah, bila tidak ada baru di iternet.. Mencoba mencari jawaban yang susuai dengan usia & pemahamannya. Lalu kita edit sedikit, print out & masukan ke file folder IC Book. 
Contoh, suatu hari rumah kami lembab & banyak buku yang dimakan rayap. Tp rayapnya ga kelihatan tau-tau buku sudah bolong2. Lulu tanya kenapa bukunya bolong? Apa rayap itu? Maka saya cari gambar serta penjelasan yang simpel di.internet yg cocok untuk usia 3,5 th lalu saya print & masukkan ke folder✅

Ini karena anak saya 7 tahun kemaren tanya kenapa rasulullah istrinya banyak? Belum saya jawab
Apakah pertanyaan aneh itu Mba Nisa simpan dl dan ada jadwal khusus mencari jawabannya?
▶ Saat anak saya bertanya sesuatu yang aga rumit, biasanya saya memberi follow up question untuk memastikan sejauh mana pemahaman dia & ekspektasi jawabannya. Untuk pertanyaan ananda yg usianya 7 th bunda bisa menjawab.. "pertanyaan bagus.. Iya ya kenapa? Yuk kita buku sejarah.."
Lalu mengajak anak sama2 Baca & menyimpulkan.. Menunggu aha momennya.. Misal "oh ternyata, Saat itu budaya orang Arab istrinya banyak & belum turun wahyu tentang batasan jumlah istri ✅

Terkait ODOMA, bagaimana mengarahkan anak mengenai aktivitas yang akan dilakukan, apa Mba sudah ada rencana mingguan ODOMA atau ada kurikulum keluarga Mba?
▶ dalam praktek HE Kami, Kami membuat kurikulum simpel yang mengacu ke cheklis perkwmbangan anak usia dini dr Diknas. Sesuai framework HE berbasis fitrah, saya & suami tidak membuat lesson plan, tapi membuat learning report. Saat melihat milestone yang harus dilewati anak usia 3 th misalnya, lalu saya buat bank kegiatan.. Belanja bahan2.. Pas eksekusi, biarkan anak yang memilih dr beberapa altenatif yg kita tawarkan..
Sependek pengalaman, pengkondisian di awal sangat berpengaruh.. Seperti komunikasi produktif kita, lagu, dongeng dll.. Kita nya harus semangat & senang menjalaninya, karena semangat itu menular. Saat dibuat menyenangkan, jangan heran bila anak ketagihan & menunggu-nunggu jadwal ODOMA😊
Untuk teknis learning report ODOMA, saya buatkan template nya di dinding untuk diisi harian. Untuk lesson nya saya beri tanda K (Kemandirian, MH (motorik halus), MK (motorik kasar), W (wawasan), CH (character building)✅

2. Bunda Febi
Bunda nisa, sy sgt terkesan dg portofolio yg sdh bunda dan ananda hasilkan, dlm pembuatan portofolio tentu perlu ide dan konsistensi dr ortu nya, bgmn bunda menyiasati hal ini, terima ksh. 

▶ betul sekali bun, konsistensi itu tantangannya. Kadang saya juga bolong2.. Hehe. Tapi melakukan sesuatu dengan tidak sempurna tentu lebih baik daripada tidak melakukan apapun. Saat kita meniatkannya Sebagai ibadah, meskipun hanya sebuah kangkah kecil InsyaAllah akan sangat berarti. Uswah Hasan Albana seringkali menjadi pemicu semangat saya untuk kembali merapihkan portofolio. Dukungan suami juga sangat membantu✅

3. Bunda Desty
Bagaimana mengkondisikan anak spy tdk bosan dgn kegiatan belajar spt murojaah, meaning activity?

▶ mirip pertanyaan sebelumnya ya teh kalau ODOMA kuncinya di pengkondisian, dan saat anak tidak tertarik & memilih main yg lain it's very okay. Tinggal kita put the lesson on her experience, misal, hari ini tertariknya bantu bunda masak jadinya belajar MH & K. Pengennya Baca buku jadinya W dll.. Follow the child.
Untuk muraja'ah, Kami.no TV at home. Sehari2 sering menyalakan murattal. Dengan begitu anak cepat hafalnya namun kadang malas muraja'ah. Kebetulan anak saya seneng banget dibacain buku karena auditori banget, maka kami buat kesepakatan murajaah dulu sebelum dibacakan cerita dan dicantumkan dalam Deal Board. Saat kadang anak menolak, maka saya/ayahnya yang muraja'ah & anak mendengarkan.. Intinya tidak memaksa anak untuk.menghafal, lebih kepada menumbuhkan kecintaannya pada alquran✅

4. Bunda ingrid
Anakku 10th, hasil karya yg lalu2 sdh kebuang, foto kegiatan jg gak ada byk, krn anaknya mmg gak suka difoto. kl baru mulai bikin portofolio lagi skrg, terlambat gak?‎apa sbaiknya hrs dicari dl foto prkmbangan dia yg dr kecil ataukah lsg aja yg skrg?

▶ Bunda Inggrid yg baik.. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, lakukan apa yang bisa kita lakuka.. Dan niatkan untuk ibadah agar berkah.. Karena tugas kita adalah berIKHTIAR, sedangkan HASIL adalah urusanNYA.. Namun sunnatullah mengajarkan, bahwa hasil tidak pernah mengkhianati proses.. Do your best, let Allah do the rest..😊✅. 

5. Bunda insani kamila 
Assalamu'alaikum. Mba,terkait kurikulum HE yg mengarah pd kurikulum pendidikan anak usia dini diknas,misal anak usia 4y10m sudah dikenalkan dgn kegiatan calistung alphabet dan dibuat fortopolio pencapaianya,apakah itu tepat atau terlalu dini? Usia brp thn kah tepatnya anak berkegiatan calistung?Trims

▶ sebelumnya mohon maaf saya juga bukan ahli ya bun🙏🏻
Sependek pemahaman saya daru berbagai sumber, pernah ikut seminar perkembangan otak dgn pakar neurologist kesiapan otak anak menerima stimulasi calistung (di buku Better Lte than Early juga) paling cepat usia 5 tahun, idealnya 7 tahun. Begitupun kata bu Elly risman, karena nenerapa bagian otak tida bisa berkembang secara bersamaan, Saat area kognitif anak berkembang, maka area pre ftontal cortex (ESQ) biasanya jadi lambat.. Kami pribadi tidak menggegas stimulasi calistung pada anak, tapi kalau anak bertanya kami menjawab. Kami lebih menekankan pada kemandirian, motori[disingkat oleh WhatsApp]

Learn How to Learn

Resume kelas offline 9.9.16
Oleh : Bunda Zafran
Bunda Cekatan Bab 1

Learn How to Learn

Anak kita hidup di zaman yang berbeda , belajar hal yang berbeda , semangat belajar berbeda , cara belajar berbeda .

Tugas kita sebagai orang tua menguatkan iman anak , menunjukan hal2 positif , menciptakan suasana kondusif di lingkungan keluarga untuk belajar , Learn how to learn
Menemukan cara belajar yang baik , sehingga
menemukan passion dalam hidup untuk menumbuhkan karakter yang baik .

Anak belajar apa ??

Dari rasa keingintahuan terhadap sesuatu (Intelectual curiosity) mulai lah anak - anak berimajinasi yang tanpa batas (Creative imagination) dari anak- anak yang senang berimajinasi dengan sendirinya timbul seni menemukan bagaimana sih menyelesai permasalahan agar keingintahuannya terpuaskan (art of discovery and invention ) dan yang terakhir jika keingintahuannya sudah terjawab dengan berbagai percobaan berarti anak sudah bisa dikatakan ahli dibidang tertentu dan orang akan menghargainya (noble attitude )

CARA BELAJAR
Mengubah cara belajar  :
☆pintar menjawab 》》terampil bertanya .

☆Menghafal materi struktur berfikir 》》mengembangkan struktur berfikir

☆pasif mendengar 》》 aktif mencari

☆menelan informasi 》》berpikir skeptik (mengkroscek informasi yang didapat)

STARTEGI BELAJAR

Meratakan Lembah meninggikan gunung . Focus kepada kelebihan anak , bukan yang anak tidak suka harus dberi lebih untuk mempelajari .

GOOD IS NOT ENOUGH ANYMORE , WE HAVE TO BE DIFFERENT

Jangan pernah malu untuk belajar karena belajar itu tidk mengenal usia dan kita akan trs belajar hingga menutup mata .

Didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup digenerasinya bukan pd zaman engkau dididik (Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu )

Monday, September 5, 2016

*Personalized Education*

disarikan oleh Andita A. Aryoko dari buku *Fitrah Based Education* & webinar *Ibu Professional*

_Di antara tanda keberhasilan di akhir adalah kembali kepada Allah di awal -Syaikh Ibn Atha'illah Al-Iskandari_

Personalized Education (PE), jajan apa itu?he he he :D bukan nama lain Pre Eklampsia juga lho yaa :3

Personalized Education : setiap anak adalah unik maka *pendidikan harus relevan dg keunikan setiap anak* , artinya harus ada *personalisasi kurikulum dan program*

Keywordnya : *setiap anak itu unik* , tdk bisa diseragamkan

Siapa yg membuat personalisasi kurikulum tsb? Ya sudah tentu *orang tua* to sbg _babysitter_ nya Allah swt di muka bumi.

Mari menjadi orgtua (arsitek), yg sedari awal mmg telah sadar pentingnya belajar, mendesign sang anak sesuai dg pembawaannya (keunikan) masing2,

_"Katakanlah Muhammad, 'setiap orang *berbuat sesuai dg pembawaannya* masing-masing' Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yg lebih benar jalannya"_ *[QS 17:84]*

selalu *accelerated learning* : belajar sebelum kejadian, jgn sampai kita menjadi orgtua (pemadam kebakaran), yg baru heboh kalah sudah ada masalah :3

Karena kt sedang berbicara pendidikan, maka hal yg paling dekat ialah _learning_ belajar, *pertanyaan sederhana* sudahkah kita memahami gaya belajar ananda? visual/auditori/kinestetik? *menjadi penting* mengetahui gaya belajar ananda, krn melalui jalan inilah ia akan getol & bersemangat menjadi *pembelajar sejati* ,jangan terburu2 men-cap anak malas belajar/baca buku, bisa jadi ia typical auditori yg lbh cepat menyerap jika mendengar/dibacakan, tp selama ini kt yg selalu membelikannya buku & memintanya utk membaca sendiri/ gak sinkron *lagi-lagi butuh peran arsitek di sini*

Hmmm, begitupula di negeri kita, persekolahan sebagian besar hanya ramah pd anak bergaya belajar *visual* anak *auditori* atau bahkan anak *kinestetik* yg senang berjalan2 seringkali dicap anak nakal/jahil, padahal begitulah cara kinestetik belajar.

Begitupula dg *jalur pendidikan* selama ini kita hanya tahu jalur akademis, padahal jalur pendidikan ada 3:
- *entrepreneur* : berbasis output karya/produk pd bisnis tertentu, portofolio business, dan sertifikasi bisnis
- *akademis* : berbasis output ijasah, perlu mengambil berbagai tes standart masuk PT di dalam & LN
- *professional* : berbasis potensi, portofolio bakat, dan sertifikasi non akademis

Itulah salah-2 diperlukannya *Personalized Education*

Hal lain yg menjadi faktor utama & terpenting ialah krn peran hidup/mission of life yg telah Allah swt install sejak sang anak dilahirkan. Di sinilah *Fitrah Based Education* bermula, fitrah yg dpt diibaratkan sebagai benih, telah dilengkapi dg perangkat calon bunga, calon buah, calon biji, dsb ditumbuhsuburkan di alam ber-tanah sesuai pembawaannya, contoh: jika benih apel ditanam di Batu dan ditanam di Papua, mana yg lebih optimal pertumbuhannya? Begitupun *anak* kita, maka di sanalah diperlukannya *Personalized Education* *karena setiap anak uniq. *Lagi-lagi dibutuhkan peran arsitek di sana*

Karena potensi yg telah _terinstall_ itulah maka tdk berlaku kaidah *outside in* memasukkan/menjejalkan segala2nya (mirisnya, sistem persekolahan kt masih menganut kaidah outside in), kita cukup bangkitkan gairahnya dg berbagai macam fitrah yg telah terinstall/ *inside out*.

*Jangan sampai kita menjadi orang tua obsesif lebay, maupun pesimis abay*

_"Siapa yg memiliki anak, hendaklah ia bermain bersamanya dan menjadi sepertinya. Siapa yg *menggembirakan hati anaknya* maka ia bagaikan memerdekakan gamba sahaya. Siapa yg bergurau untuk menyenangkan hati anaknya, maka ia bagaikan menangis krn takut kpd Allah 'Azza wa Jalla"_ *Nabi Muhammad SAW-HR Abu Daud & At-Tirmidzi*

*menggembirakan hati anak* banyak macamnya, salah satunya mendidik anak sesuai dg peran yg sdh terinstall di dalam diri anak, maka jgn lupa selalu tanyakan padanya *bahagia nak?*

_"Jika anda bekerja pada sesuatu yg menyenangkan yg anda sungguh2 peduli padanya, maka anda tdk harus ditekan. Cita2 yg akan mengangkat anda"_ *Steve Jobs*

Jika anak sudah kita temani sesuai jalur yg sudah Allah kehendaki untuknya, maka tak perlu lg ada ibu-ibu yg meneriaki anak2nya untuk belajar, anak2 sdh memiliki *ruh* utk bersegera menjadi *pembelajar sejati*

_"Kendalikanlah ambisi kita sbg orgtua! Anak pun perlu masa bersantai, tidak terus menerus dihimpit oleh kursus, proyek, lomba, dan kegiatan bertenggat waktu (apalagi kompetitif) lainnya. Baik orgtua & anak akan menjadi stress ktk agenda hidup mereka terlalu padat. Sebagian ayah-ibu tanpa sadar ingin menjadi 'Than' bagi masa depan anak2nya, memastikan segalanya terjamin bagi mereka, menurut pemikiran kita sendiri. Justru ini bisa menghalangi Tuhan yg sesungguhnya berkarya! Belajar *rileks* adalah bagian dr iman kita pada-Nya, *sebagai pemilik sejati anak2 ini*"_  *Charlotte Mason*

Sudah siap menjadi *arsitek* personalized education anak2 Bunda? Harus ! Kita harus siap, karena kitalah yg telah dipilih oleh Allah Sang Maha Agung untuk menemaninya bertumbuh & berkembang, bismillah...

_"Dan org2 yg berjihad untuk mencari keridaan kami, kami akan tunjukkan kepada mereka jalan2 kami. Dan sungguh Allah beserta org2 yg berbuat baik"_ *[QS 29:69]*

Sunday, August 14, 2016

Reward n Punishment (Stick n Carrot)

Reward n Punishment (Stick n Carrot) ini kan kaitannya dengan metode untuk mendisiplinkan sesorang atau bahasa psikologinya adalah upaya agar seseorang mau berperilaku atau beramak sesuai keinginan kita.

Maka dalam pendidikan kita sebaiknya tidak terjebak pada tips n trick atau cara2 instan pengasuhan namun mencoba kembali kepada konsep Islam, bahwa sebaik baik agar seseorang mau beramal apabila berangkat dari niatnya yang paling dalam atau intrinsic motivation.
"Innama a'malu binnniyaat, dstnya" sesuanghuhnya amal itu tergantung niatnya.

Dalam prakteknya sehari hari, agar diri kita maupun anak anak kita mau beramal dengan konsisten dan sungguh2 maka harus berangkat dari niat.

Coba direfleksikan ke diri kita, apa yang membuat kita mau beramal dengan performa tinggi dan beradab baik atau berakhlak mulia?

1. Relevant. Kita akan mau beramal dengan baik maka harus relevan dengan fitrah kita, dalam semua aspek fitrah. Misalnya fitrah bakat: tentu kita mau bergerak untuk sesuatu yang kita sukai atau relevan dengan minat. Maka temukan minat anak kita dengan sebaik baiknya. Emphaty menjadi penting untuk memahami mendalam siapa anak anak kita.

Misal lainnya fitrah keimanan dan adab: secara fitrah kita menolak perbuatan yang melawan fitrah dan tidak beradab. Dan setiap kita sesungguhnya condong pada kebaikan dan kebenaran, maka agar anak mau beramal, bangunlah keteladanan yang berkesan mendalam dan atmosfir keshalihan yang melahirkan imaji2 indah tentang kebaikan.

2. Relations. Coba Ingat2, bukankah kita mudah melakukan sesuatu jika kita punya hubungan dekat dengan orang yang menyuruh atau memberi tugas? Maka bangunlah kecintaan dan relasi yang mendalam pd jjwa anak anak  baik kpd Allah, RasulNya, Islam dan kita orangtuanya. Jika cinta sudah melekat, maka tugas apapun terasa coklat. Ini bisa dikaitkan dengan fitrah seksualitas dan cinta

3. Reasons. Agama itu nasehat, dan tiap nasehat itu punya reason yang kuat. Bayangkan apabila kita diminta melakukan sesuatu tanpa reason yang kuat. Maka bangunlah kemampuan anak dan diri kita untuk membangun makna atas segala sesuatu tugas atau amal di keluarga. Inilah diantara pentingnya setiap keluarga memiliki Misi Keluarga yang dipahami dengan jelas oleh seluruh anggota keluarga, sehingga setiap amal atau perilaku memiliki reason atau alasan bermakna untuk diwujudkan bersama dengan keshabaran, bahagia dan komintmen.

Halangannya tentu saja seperti biasa, yaitu kita, para orangtua umumnya lebay obsesif atau lalai pesimis. Di satu sisi tidak shabaran ingin melihat segera anak berstatus sholeh dengan instan, sementara di sisi lain tidak yakin dan pesimis bahwa setiap anak sudah punya semua yang dibutuhkankan untuk menjadi shalih. 🙏😊

Sumber : Ust. Harry Santosa

Friday, June 10, 2016

Speech Delay (Keterlambatan Bicara)

Speech Delay (Keterlambatan Bicara)
Resume Materi Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
Hari, tanggal : Senin, 14 September 2015
Nama pemateri : Dewi Kumalasari, S.Psi, M.Psi, Psi.
Nama peresume: Julia Sarah, S. Hum
Speech delay dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan keterlambatan bicara. Keterlambatan bicara ini berbeda dengan keterlambatan bahasa (language delay), walaupun kadang-kadang berjalan beriringan. Apa sih bedanya? Kita bahas dari pengertian ‘bicara’ dan ‘bahasa’ dulu ya. Bicara adalah suara yang keluar dari mulut kita. ‘bicara’ dapat dikatakan bermasalah ketika apa yang keluar dari mulut kita tidak bisa dipahami orang lain. Nah kalau ‘bahasa’ lebih terkait dengan makna, dibandingkan bunyi. Bahasa adalah salah satu alat untuk mengukur kecerdasan, sehingga keterlambatan bahasa menjadi lebih serius dibandingkan keterlambatan bicara.
Next, bagaimana kita bisa tahu kalau perkembangan bicara dan bahasa anak kita ‘on the track’? ya kita harus tau ‘track’-nya dong, hehe.. track ini biasanya disebut milestone perkembangan. Kita akan bahas per rentang usia yaa.. oya pembahasan ini saya ambil dari
www.speechdelay.com , kalau ada yang mau baca link aslinya monggo
• Usia 0-6 bulan
Saat baru lahir komunikasi bayi hanya dilakukan melalui tangisan dengan berbagai irama dan pola. Selanjutnya antara usia 6 minggu hingga 3 bulan bayi mulai melakukan cooing (mengucapkan satu suku kata yang diawali dengan hufuf vokal seperti ‘aaah’) ketika mereka merasa gembira. Di usia 6 hingga 10 bulan bayi melakukan babbling yaitu mengulang suku kata yang diawali dengan konsonan seperti ‘ma-ma-ma-ma’. Kadangkala hal ini dimaknai sebagai kata pertama bayi padahal tidak demikian karena kata-kata yang diucapkan bayi tidak memiliki makna tertentu. Di rentang usia ini bayi juga sudah memiliki awareness terhadap bunyi (misalnya menengok ke arah sumber suara, berhenti menangis ketika diajak berbicara) dan menggunakan tatapan mata untuk menunjukkan minatnya.
Apa yang bisa dilakukan orang tua di rentang usia 0-6 bulan?
Lakukan uji pendengaran (misalnya BERA test) jika bayi nampak tidak responsif terhadap suara. Gunakan banyak intonasi saat bicara, gunakan bahasa yang sederhana. Bicara dalam bentuk nyanyian juga cara yang sangat baik untuk mendapatkan dan mempertahankan perhatian si bayi. Hal ini membuat anak menjadi semakin aware dengan bicara manusia dan mendorong interaksi social sejak dini.
• 7-12 bulan
Di rentang usia ini, anak mulai banyak mengeluarkan suku kata berulang (seperti mama, dada, papa dll). Di usia 9 hingga 10 bulan, bayi dapat menirukan suara tanpa memahami artinya. Di usia 10-14 bulan bayi memunculkan kata pertamanya, yaitu kata yang bermakna sesuatu, misalnya neh untuk nenen. Anak juga menunjukkan peningkatan pemahaman terhadap aktivitas rutin harian.
Apa yang bisa dilakukan orang tua di rentang usia 7-12 bulan?
Orang tua dapat berespon terhadap kata-kata yang diucapkan anak (misalnya jika anak berkata ‘mama’, ibu dapat berespon ‘iya sayang, mama disini). Kita juga dapat menyediakan lingkungan yang kaya akan bahasa dengan bicara mengenai aktivitas harian rutin sepanjang hari dengan bahasa yang sederhana (2-3 kata dalam sekali bicara). Gunakan banyak intonasi dan bahasa tubuh ketika berinteraksi dengan anak. Perhatikan dan dengarkan respon anak dan respon semua bentuk komunikasi yang ditunjukkan anak baik verbal maupun non-verbal (senyuman, suara, kata dsb).
• 12 -18 bulan
Di usia ini anak dapat mengatakan 3-5 kata. Anak juga sudah mengenali namanya, memahami instruksi sedernaha, menggunakan baik bahasa tubuh maupun suara secara bersama dan memahami benda-benda atau aktivitas yang umum (misalnya baju, makan dsb).
Apa yang bisa dilakukan orang tua di rentang usia 12-18 bulan?
Sebutkan nama benda-benda secara sering. Ketika anak mengambil atau menunjukkan minat terhadap suatu benda atau aktivitas, sebutkan benda atau aktivitas tersebut dengan 1-2 kata. Untuk menstimulasi perkembangan bahasa di usia ini, anak juga sudah dapat diperkenalkan dengan buku yang penuh warna dan lagu anak-anak.
• 18-24 bulan.
Di usia ini anak sudah bisa menyebutkan 10-20 kata, termasuk namanya. Anak juga sudah mengenali gambar dari orang ataupun objek yang familiar bagianya. Pada usia 18 hingga 24 bulan anak dapat menyatukan dua kata untuk menyampaikan satu ide misalnya ‘Mobil jatuh’..
Apa yang bisa dilakukan orang tua di rentang usia 18-24 bulan?
Ajak anak mengobrol dengan mengunakan bahasa yang jelas dan sederhana. Saat anak mengeluarkan kata yang belum sempurna, kita tidak perlu mengkoreksi, melainkan hanya mencontohkan kata yang benar. Misalnya saat anak berkata ‘mau cucu’, kita dapat berkata ‘oh, adek mau susu’. Diskusikan apa yang dirasakan, didengarkan atau dilakukan anak sepanjang hari. Jangan lupa untuk memberikan apresiasi atas usaha anak untuk berkomunikasi. Kita juga dapat membuat semacam ‘buku bicara’ dengan menggunting gambar-gambar yang menunjukkan makanan atau mainan favorit anak dari majalah, atau menambahkan foto anggota keluarga ke dalam ‘buku keluarga’. Kita bisa ‘membaca’ buku itu setiap hari dan mempraktikkan kata-kata dari mainan, makanan dan orang-orang yang familiar bagi anak.
• 24-30 bulan
Di rentang usia ini, anak sudah memahami pertanyaan dan perintah sederhana. Anak juga dapat mengidentifikasi aktivitas yang familiar dari sebuah gambar (misalnya tidur,makan). Di usia ini anak juga sudah bisa membentuk kalimat yang terdiri dari 3 kata. Anak juga akan menyebut dirinya dengan namanya. Daan di usia ini perbendaharaan kata anak bisa mencapai 300 kata. Pada kenyataannya, antara usia 2 hingga 4 tahun, anak dapat meningkatkan perbendaharaan kata mereka sebanyak 2 kata per hari.
Apa yang bisa dilakukan orang tua di rentang usia 24-30 bulan?
Kita dapat menggunakan beberapa pertanyaan untuk menstimulasi pemikiran dan bahasa, tapiii batasi frekuensi pertanyaan yang kita ajukan ke anak. Terlalu banyak pertanyaan bisa membuat anak frustrasi jika ia belum mampu untuk meresponnya. Berikan kesempatan anak untuk berespon terhadap apapun. Kita juga bisa membacakan buku yang menggunakan bahasa yang sederhana dan berulang serta disertai dengan gambar penuh warna. Kita dapat juga memainkan permainan ‘ibu berkata’ atau permainan lain untuk mengembangkan keterampilan mendengarkan. Namun pastikan instruksi yang diberikan sederhana, misalnya ‘pegang hidung’
• 30-36 bulan
Di rentang usia ini anak memiliki perbendaharaan kata sekitar 450 kata. Anak juga sudah mulai mengenali konsep dasar seperti ‘besar dan kecil’. Anak juga sudah bisa berkata ‘tidak’ dan menjawab pertanyaan yang diawali dengan kata‘dimana’.
Apa yang bisa dilakukan orang tua di rentang usia 30-36 bulan?
Contohkan kata-kata ganti seperti ‘aku, dia, kamu’ dengan kalimat pendek (misalnya aku suka permen). Kita juga bisa membacakan cerita yang familiar dan berulang serta dorong anak untuk berespon terhadap pertanyaan sederhana tentang cerita tersebut atau menceritakan kembali cerita tersebut. Dalam membaca buku, kita juga tidak perlu plek-plekan membaca setiap kata dari buku tersebut, terkadang menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan familiar bagi anak justru lebih bermanfaat.
• 3-4 tahun
Pada usia ini anak dapat menyebutkan paling tidak satu warna. Anak akan sering bicara saat bermain atau saat sendiri. Anak dapat menceritakan suatu cerita. Anak dapat menggunakan 3-4 kata dalam satu kalimat. Anak dapat mengenali benda-benda dalam kategori yang familiar (misalnya, coba tunjuk mana yang binatang?). di usia ini perbendaharaan kata anak bisa mencapai 1000 kata.
Apa yang bisa dilakukan orang tua di rentang usia 3-4 tahun?
Orang tua bisa meningkatkan perkembangan perbendaharaan kata anak dengan menyediakan lingkungan yang kaya bahasa di rumah. Gunakan kalimat sederhana (4-5 kata) ketika berbicara dengan/ di sekitar anak untuk membantu pemahaman bahasa anak dan menunjukkan berapa kata yang bisa digunakan untuk membuat kalimat. Anak belajar banyak tentang bahasa melalui bermain. Aktivitas bermain peran bisa menjadi sarana yang sangat efektif untuk mengembangkan kemampuan berbahasa. Bermain dengan anak lain juga merupakan cara yang baik untuk mengembangkan kemampuan berbahasa.
• 4-5 tahun:
Di usia ini anak dapat mengikuti perintah yang terdiri dari 2-3 langkah. Di usia ini anak juga akan bertanya banyaak pertanyaan yang utamanya diawali dengan kata ‘kenapa?’. Anak mulai bicara dalam kalimat yang terdiri dari 4-5 kata. Anak memahami konsep ruang seperti ‘di atas’, ‘di bawah’, ‘di samping’ dsb.
Apa yang bisa dilakukan orang tua di rentang usia 4-5 tahun??
Mulailah untuk mengklasifikasikan objek ke dalam kategori yang lebih besar ‘misal binatang, mainan, makanan dsb’. Untuk melakukan ini, kita bisa mengunjungi kebun binatang (bicara tentang bianatng), mengajak anak untuk berdiskusi tentang makanan apa yang akan dimasak hari ini dsb. Kita bisa mengajak anak mengobrol dalam kalimat yang lebih panjang dan membacakan cerita yang lebih panjang. Di usia ini mungkin saja artikulasi anak masih belum sempurna, maka penting bagi orang tua untuk mencontohkan artikulasi yang benar.
• 5-6 tahun
Pada usia ini, anak mendefinisikan objek melalui fungsinya. Anak menggunakan 5-6 kata dalam membentuk kalimat, memahami hubungan lawan kata.
Apa yang dilakukan orang tua di rentang usia 5-6 tahun??
Dengarkan ketika anak sedang berbicara dengan kita dan dorong anak untuk mendiskusikan perasaan, idea tau pemikiran. Coba untuk mensrimulasi percakapan. Ajak anak berbicara dengan kalimat yang lebih panjang, layaknya bicara dengan orang dewasa. Mereka dapat memahami lebih dari apa yang bisa mereka katakan.
Nah, itu tadi milestone perkembangan bahasa dan bicara anak. Yang penting untuk dipahami perkembangan setiap anak itu berbeda, mungkin saja anak yang satu lebih cepat, tapi bisa jadi anak lain agak lebih lambat. Selama masih berada di sekitar patokan milestone di atas, nothing to worry. Nah, tugas utama kita sebagai orang tua adalah menstimulasi dan menyediakan lingkungan yang kaya akan bahasa. Intinya adalah anaknya sering diajak ngobrol ya buibu 
Tapii, kalau si kecil tidak memenuhi milestone di atas, langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah cek pendengaran. Meskipun anak tampak bisa mendengar dengan baik, bisa jadi dia memahami sesuatu bukan karena ia mendengar tapi melihat, mengingat anak biasanya ahli dalam memahami petunjuk visual. So, penting banget untuk mendeteksi apabila ada masalah di pendengaran sejak dini supaya bisa di-treatment secepat mungkin. Nah, kalau pendengaran ga ada masalah, cek dulu stimulasi bahasa dan bicara yang kita sediakan sudah cukup kaya atau belum? Terus, kalau stimulasinya udah oke juga gimana dong? Nah, itu saatnya membawa si kecil ke ahlinya, biasanya di rumah sakit ada klinik tumbuh kembang, coba ajak si kecil ke sana. Karena penyebab speech delay itu banyak, jadi harus diidentifikasi penyebabnya dulu untuk menentukan treatment paling tepat. Semoga bermanfaat 
Note: selain dari www.speechdelay.com , tulisan diatas juga diambil dari http://www.med.umich.edu
Salam,
Dewi Kumalasari
Tanya Jawab
1. Aslm...Mba dewi saya punya murid (baru dua pekan dia bergabung)usia 4 tahunan.dari pengamatan saya anaknya belum bisa mandiri untuk bergabung bersama karena tidak mau lepas dari sang bunda,tatapan mata kurang karena ketika diajak bicara lebih banyak menunduk atau malah ngumpet dibalik jendela,pintu bahkan di kolong meja.untuk bicara dia hanya babling kata2.ketika bicara pun tidak jelas.padahal dari materi yang mba dewi paparkan usia 4-5 tahun sudah banyak sekali kosakata yang diperoleh.orang2 disekitar kami melihatnya seperti anak yang aneh.karena bicara yang tidak jelas dan tidak mau menatap..ketika mendengar sedikit ulasan dari sang bunda,memang anak ini seperti 'diisolasi' dari lingkungan.bunda sangat membatasi bahkan membondingnya dari lingkungan.sampe rumah tutup pintu.sampe sekarang anak jadi terbiasa untuk menyuruh bundanya menutup pintu jika pintu dalam keadaan terbuka.di rumah banyak dihabiskan dengan televisi.sang bunda melakukan itu karena juga 'minder' dahulu anaknya di cap lambat berjalan,obesitas,dsb...sampai sekarang pun bunda seperti menutup diri dari masukan.
Pertanyaannya:apa yang harus saya lakukan ke anak (minimal,semoga juga seiring berjalannya waktu bundanya terbuka sedikit jadi kami bisa diskusikan saran2 mba dari materi ini)di waktu kami yang sedikit (belajar senin rabu jumat 1 jam setiap pertemuan.satu kelas 6 orang) untuk membantu mengembangkan bahasanya???terimakasih ya mba dewi... Puji,tangerang,3y3m,RMA1
Jawab:
‘Alaykumussalam wrb Mbak Puji. Kalau mendengar dari ceritanya berarti yang pertama harus dibangun dari si anak adalah rasa nyaman untuk berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi adalah bentuk sosialisasi, ketika seorang anak merasa nyaman dengan lingkungan sosialnya, maka ia akan melakukan usaha untuk berkomunikasi. Sebaliknya, apabila ia merasa tidak nyaman, ia akan cenderung menghindar dari bentuk komunikasi dengan orang lain. Nah, caranya bagaimana? Karena dunia anak adalah dunia bermain, awali dengan permainan yang menarik baginya. Oleh karena menarik ini subjektif, kita sebagai pendidik juga seharusnya tau apa yang diminatinya. Sesuatu yang diminatinya itulah pintu masuk kita untuk bisa membuka komunikasi dengannya. Saya pernah mendapatkan suatu kasus dimana anak ini sama sekali tidak mau berbicara selama di sekolah ataupun dengan orang asing. Saat itu usianya 5 bulan. Saat saya telusuri ternyata minat si anak adalah menggunting, maka saya berikan aktivitas menggunting dengan bentuk-bentuk dan warna yang menarik. Saat menggunting itulah si anak saya ajak ngobrol santai, dan di pertemuan selanjutnya Alhamdulillah dia sudah mau berkomunikasi dengan saya.
Hanya saja, porsi terbesar dalam mengembangkan kemampuan komunikasi anak tetaplah ada pada orang tua, dimana orang tua perlu membangun kenyamanan anak untuk berkomunikasi dengan bersikap responsive terhadap inisiatif komunikasi anak, memberikan dukungan dan dorongan pada anak untuk berbicara mengenai apapun dsb. Semoga membantu.
2. Assalamu'alaikum mbak Dewi..
Anak saya umur 21 bulan. Sejauh ini kemampuan bahasa reseptif (penerimaan informasi)nya berkembang baik. Dia ngerti kalo diajak ngomong, kalimat perintah juga paham, bisa menunjuk gambar jika ditanya, dll. Namun kemampuan bahasa ekspresifnya belum (baru bisa bilang "ini", "itu", "(s)ini", "ini apa?").
Nah, kalo seperti anak saya ini termasuk speech delay apa ga? Stimulus apa yg sebaiknya diberikan di samping dengan cara diajak ngobrol? Terima kasih (Santy-Medan, Taka 21bulan, RMA1)
Jawab:
‘alaykumussalam wrb Bunda Santy, seperti halnya dokter yang tidak bisa melakukan diagnosis melalui konsultasi online, psikolog juga tidak bisa menegakkan diagnosis dengan data yang sepotong-sepotong. Namun demikian, merujuk pada cerita Mbak Santy, sepertinya anak Mbak masih dalam track perkembangannya. Di usia 18-24 bulan kan anak sudah bisa menyebutkan 10-20 kata, meskipun pelafalannya masih belum jelas. Apalagi anak Mbak sudah bisa menggunakan dua kata ‘ini apa’ untuk menyampaikan satu ide. Jadi rasanya nothing to worry ya Mbak. Stimulasi yang bisa kita lakukan selain dengan mengajak ngobrol bisa dengan membuat ‘buku bicara’ seperti yang sudah saya tuliskan di materinya. Bisa juga bicara melalui lagu atau mulai membacakan buku dengan bahasa-bahasa sederhana dan penuh gambar. Yang terpenting adalah, jangan pernah putus asa meskipun anak belum bisa menirukan apa yang kita katakan dengan jelas. Stimulasi saja terus, karena dia pasti akan menyerap yang nanti bila sudah saatnya apa-apa yang dia serap akan dikeluarkan kembali secara verbal. Oya kemampuan bicara sangat erat kaitannya dengan oromotor (otot2 di mulut), jadi untuk memudahkan anak dalam berbicara kita bisa melatih otot oromotornya dengan memberikan makanan bertekstur sehingga anak perlu mengunyah agar otot oromotornya semakin terlatih. Semoga bermanfaat.
3. Bun... mau tanya, anak saya iqna 3y,3m masih susah malafalkan huruf S, J , N dll berbicaranya msh blm jelas, dr dlm kandungan sdh sering sy ajak ngobrol dgn harapan bisa lancar berbicara krg lebih usia 2thn. Iqna dr usia 2 bln sdh mulai mengoceh dan interaksinya bagus, Alhamdulillah anaknya aktif dan mudah mengerti dgn intruksi yg diberikan. Komunikasi sdh 2 arah, diajak ngobrol ya dia ngoceh2 juga nyautin tapi hanya pelafalannya saja yg msh sulit. Kadang klo dia cerita ttg apa yg dilihatnya, bisa panjaaaaang ngoceh sampai pamannya atau saudaranya bilang... "duh, ngomong apasih" sambil tertawa dan menirukan "cadel" nya krn berbicaranya blm jelas.
Apakah iqna termasuk mengalami keterlambatan berbicara atau bahasa? Stimulus apa yg hrs sering dilakukan? Terimaksih atas jawabannya ya bunda -Ratna, Jaktim, RMA1-
Jawab:
‘alaykumussalam wrb Bunda Ratna. Wah, inisiatif komunikasi iqna sudah sangat bagus bun, terus dijaga ya supaya dia tetap merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan orang lain. Lagi-lagi, psikolog tidak bisa menegakkan diagnosis tanpa memeriksa langsung si anak sehingga kalau ditanya apakah iqna mengalami keterlambatan bicara atau bahasa, saya juga tidak bisa menjawabnya. Namun, merujuk kembali pada pengertian bahasa, apabila si anak bisa memahami pesan yang disampaikan orang lain dan bisa meresponnya dengan sesuai, maka nothing to worry. Namun, terkait dengan pelafalan memang salah satu indicator speech delay di usia 3 tahun adalah ketika bicaranya sama sekali tidak dimengerti orang lain. Pertanyaannya adalah apakah bicaranya iqna sama sekali tidak bisa dimengerti orang lain? Ataukah hanya ketika ia berbicara panjang? Oleh karena itu, perlu asesmen lebih lanjut untuk mendapatkan diagnosis pastinya.
Nah, kalau soal stimulus, dengan inisiatif komunikasi iqna yang sudah baik, yang bisa orang-orang sekelilingnya lakukan adalah dengan me-restate cerita yang keluar dari mulut iqna dengan bahasa/pelafalan yang benar, namun tak perlu memaksanya untuk mengulanginya kembali dengan pelafalan yang benar, cukup contohkan. Misalnya dengan berkata ‘Oh iqna cerita kalau ….’Peniruan ‘cadel’ juga sebaiknya dihindari karena bisa membuat si anak bingung mengenai pelafalan yang benar. Semoga bermanfaat.
4. anak saya baru lancar ngomong ummi,sebelumnya kalau manggil ummi : bubu.. (abi,teteh,aa,mbah udah lancar semua). sekarang lagi seneng ngulang2,manggil2 ummi,bilang ini,itu..dll baru sedikit kosakatanya,dg usianya yg udah 27 bulan ,apakah masih dalam batas normal jika belum banyak kosakata yg dia punya,kalimat sederhana juga baru sedikit : seperti ummu bobo. - Widi Nur, Depok, 27bulan, RMA1-
Jawab:
Dear Bunda Widi, komunikasi awal anak memang akan berkutat pada orang-orang dan aktivitas yang sering dijumpai/dilakukannya setiap hari. Oleh karena itu, perbanyaklah waktu berkomunikasi dengan anak mengenai kegiatan sehari-hari sehingga perbendaharaan katanya semakin banyak. Kalau ditanya masihkah berada dalam batas normal, coba dibuat daftar berapa kata yang sudah dimiliki si kecil. Dimiliki ya, bukan yang pernah kita dengar. Karena bisa jadi dia banyak mengeluarkan kata-kata ketika tidak bersama kita, misalkan saat bermain sendirian. Dan kata-kata ini tidak harus dilafalkan secara sempurna, melainkan sesuai maknanya. Kalau dari cerita Bunda bahwa si kecil sudah bisa membuat kalimat yang terdiri dari 2 kata, kompetensi usia 2 tahun sudah dicapainya, jadi nothing to worry, tinggal diperbanyak saja stimulasi bicara dan bahasanya. Semangat bunda!
5. Apakah mendongeng lebih baik dilakukan di atas 1 tahun atau sejak dini (di bawah 1 tahun) untuk menstimulasi perkembangan bahasa bayi dan bagaimana pengaruhnya thd perkembangan kemampuan berbahasa anak? (Retta,bintaro,kenshin_9m- RMA 3)
Jawab:
Dear Bunda Retta, komunikasi yang paling penting untuk si kecil yang berusia dibawah satu tahun adalah komunikasi yang responsif dan ekspresif. Responsif artinya kita sebagai orang tua selayaknya dapat merespon dengan tepat SETIAP bentuk komunikasi baik verbal maupun non-verbal yang ditunjukkan anak. Ekspresif artinya gunakan berbagai intonasi, ekspresi wajah, bahasa tubuh ketika berinteraksi dengan anak. Apakah dongeng sudah boleh? Boleh2 saja asalkan pilih dongeng yang sesuai dengan usianya, misalkan utuk anak dibawah satu tahun, pilihlah cerita yang tokoh utamanya adalah apa yang sudah dikenal anak. Misalnya mendongeng tentang cicak dan nyamuk. Lalu, karena di usia satu tahun fantasi anak belum berkembang, sampaikan cerita dengan se-ekspresif mungkin, misal kalau bercerita ttg cicak kita bisa mengeluarkan suara cicak yang semirip mungkin , atau kalau bercerita ttg kucing yang kesakitan, ya kitanya harus mengeong sedramatis mungkin. Nah, kalau usianya sudah lebih besar kita bisa memilih dongeng dengan tema yang lebih luas, atau kalimat yang lebih panjang. Jadi kalau ditanya lebih baik dilakukan di bawah atau di atas satu tahun, saya bisa katakan mendongeng bisa dilakukan sedikit mungkin dengan catatan pilih cerita yang sesuai dengan perkembangan anak. Semangat!
6. Apakah ada dampak negatif terhadap pengasuhan anak jika anak diajak bicara dengan 2 bahasa, misal bahasa indonesia dan bahasa inggris? Terima kasih (Rossy-Salatiga-Elmyra23bulan-RMA3)
Jawab:
Dear Bunda Rossy, bahasa sangat terkait dengan konteks. Kunci apabila ingin membentuk anak yang bilingual adalah konsistensi. Misalkan komunikasi dengan ibu SELALU menggunakan bahasa Indonesia, dengankan komunikasi dengan ayah SELALU menggunakan bahasa inggris. Konsistensi ini harus dilakukan agar anak tidak bingung karena bahasa sangat terkait dengan konteks. Bagi anak-anak Indonesia yang tinggal di luar negeri, mereka bisa dengan sangat pandai memilah kapan mereka menggunakan bahasa Indonesia dan kapan menggunakan bahasa setempat karena konteks penggunaan bahasa yang sangat jelas, misalnya di rumah saat berkomunikasi dengan orang tua ia menggunakan bahasa Indonesia sedangkan saat sedang bermain dengan temannya ia menggunakan bahasa setempat. Namun apabila si anak tinggal di Indonesia yang tidak ada tuntutan untuk menggunakan bahasa asing dalam komunikasi sehari-harinya, akan lebih nyaman tentunya apabila si anak dikuatkan dulu bahasa ibunya, baru kemudian diajarkan bahasa asing. Kalaupun memang ingin menggunakan dua bahasa, ya kembali lagi ke konsistensi penggunaan bahasanya. Apabila pengasuhan dua bahasa tidak dilakukan secara konsisten misalnya bahasa yang digunakan dicampur aduk, kemungkinan si anak mengalami kebingungan bahasa saat ia berkomunikasi dengan orang lain menjadi sangat besar.
7. Anak saya usia 9 bulan, saya ingin mengajari berbicaranya tidak dengan cadel atau bahasa anak yg dicadel2kan. Tapi krn saya masih jd satu sama mertua jadi mereka mengajarkan berbicara dicadel2kan. Bagaimana cara saya memberi pengertian kpd mereka dg tidak menyinggung? Trimakasih sblm dan sesudahnya Waslm.. (Marlia, Wonosari, anak 9bln, RMA 3)
Jawab:
Dear bunda Marlia.. wah ini masuk ke bab hubungan menantu mertua jadinya hehehe. Kalau untuk memberi pengertian bentuknya sangat tergantung oleh karakter sang mertua. Cara paling mudah adalah dengan meminjam otoritas orang lain, misalnya dokter atau psikolog. Mbak bisa ajak mertua diskusi tentang artikel mengenai bahaya mencadelkan bicara anak, misal dengan berkata ‘Mah, tadi aku baca dokter ini bilang begini lho..blablabla’, atau bisa juga dengan ajak mertua ke klinik tumbuh kembang, nah disana mbak bisa tanya ttg cadel ke dokter/psikolognya. Semoga membantu ya Mbak!
8. Anak saya usia 2 tahun tp kemampuan bicaranya belum banyak dan cenderung msh dengan bahasa yang orang bilang bahasa "bayi". Diusianya skrg, br dapat mengucapkan ayah, ayah ja (ayah kerja), nda (bunda), de za (ade mirza), tutu (susu). Tp sudah bisa memahami dan melakukan perintah sederhana, misal sampahnya buang tempat sampah ya de, mainannya simpan di tempatnya lagi de, simpan sepatunya di rak de, dan skrg sudah paham tanpa disuruh lagi utk hal2 tsb...
Apa ini termasuk speech delay, jika ya apa harus terapi wicara atau kami cukup menambah stimulasi saja? Dan stimulasi seperti apa yang harus kami lakukan? Terima kasih mba dewi ...(Ning_Jakarta_2tahun_RMA 2)
Jawab:
‘alaykumussalam wrb Bunda Ning. Kalau dari cerita bunda, si kecil masih on the track kok mbak. Dia sudah mengerti instruksi, sudah bisa menyebutkan kata-kata dan sudah bisa membentuk kalimat. Kalaupun pelafalannya belum sempurna, hanya masalah waktu saja. Masalah pelafalan ini, kita saja yang latih sendiri dengan me-restate setiap kata/kalimat yang dia ucapkan. Nanti lama-lama juga akan terlatih dan bisa melafalkan dengan benar seiring dengan kematangan organ-organ bicaranya.
9. Assalamualaikum mbak Dewi,
Kalau kita tdk mengerti apa yg diucapkan anak, apa yg harus kita lakukan?selama ini kalau ada kata yg tdk saya mengerti, saya tanya balik ke kyan dan mencoba mencari tau dgn menunjuk/mengucapkan/menebak kata yg dimaksud. Misal: "unda olong emong" (bisa jd minta minyak lemon/remot) kalau mentok tidak tau saya ngomong "bunda tidak ngerti nak, mas kyan mau apa?" (terus kyan nangis karena saya tidak tau mksd kyan apa). Yg saya lakukan sudah betul apa harus gmn mbak? Terima ksh..maaf kalau panjang (Novi Auludya_Mojokerto_23 bulan_RMA2)
Jawab
‘alaykumussalam wrb Bunda Novi, wah kalau masalah ini kita sebagai ibu memang dituntut untuk lebih peka karena kita yang banyak menghabiskan waktu dengan si kecil jadi lebih paham dengan kebiasaan-kebiasaan si kecil. Kalau kita memang tidak mengerti, coba awali dengan kata maaf ‘Maaf nak bunda belum ngerti maksud mas, mas mau ini? Atau mau ini? Bantu bunda ya biar bunda ngerti’. Daan yang paling penting adalah bahasa non verbal seperti intonasi, mimik muka dsb saat kita bilang kalau kita ga ngerti, karena anak itu pekaa sekali jadi dia bisa merasa bahwa apakah si ibu punya emosi negative terhadapnya atau tidak. Cobalah lebih santai saat kita belum mengerti maksud anak dengan menggunakan intonasi yang tenang, ajak bercanda dsb. Semoga membantu ya bund!
10. Bagaimana menstimulasi anak yg mengalami hipoplasia (perkembangan otak tdk optimal menyebabkan terlambat berjalan dan bicara). Skrg usianya 25 bulan belum ada kosa kata yg bermakna, memanggil siapapun (ayah, ibu, kakak) dng panggilan 'Ma', mengatakan 'Mamam' bila ingin nenen atau minum. Selebihnya blm bs dimengerti. (Arma zaida_Makassar_25 bulan_RMA 2)
Jawab:
Dear bunda Arma, bahasa seperti halnya aspek perkembangan lain, sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Hipoplasia merupakan salah satu aspek internal yang bisa memunculkan kondisi gangguan bicara apabila terjadi pada bagian yang mengatur fungsi bicara dan bahasa. Dengan kondisi seperti ini, fokus pada pembelajaran bicara dan bahasa ditekankan pada hal-hal yang terkait dengan fungsi sehari-hari agar si kecil bisa adaptif. Misalnya kita ajarkan bagaimana mengkomunikasikan apabila ingin makan, minum, ke toilet dsb. Sementara itu, untuk tahu sampai sejauh mana anak bisa distimulasi tentunya perlu untuk dikonsultasikan dengan dokter untuk mengetahui fungsi bahasa yang bisa dikembangkan dari si kecil. Semangat Bunda, ALLAH pasti berikan amanah istimewa untuk hamba-Nya yang juga istimewa.
11. Assalamu'alaikum, mbak Dewi....mau tanya, bagaimanakah kondisi speech delay dikatakan masih wajar, dan bgmn kondisi yg sudah waspada/ harus dibawa ke ahli? Ada tidak parameter tingkat speech delay per rentang usia? Anak sy (18m) kosakatanya belum terlalu banyak, masih berkisar 1~2 suku kata, misal bi (abi), na (bunda), emoh (utk tidak mau), nenek, ngeng (mobil),, baru bisa menirukan 1 suku kata ekor kata (misal dipancing menunjuk gambar gajah, kita bilang Ga.. dia menjawab Jah),, dan dia belum bisa menggabungkan kata~kata. Ketika diajak bicara sdh menangkap, kita sebut nama benda kemudian anak diminta mengambil/menunjuk gambarnya sudah bisa, hanya saja kata2 yg keluar msh dominan eeh eeh, mm mm, atau ng ng. Masih wajar tidak ya utk usia 18bln? Terima kasih..(Nuri_Solo_18m_RMA2)
Jawab:
‘alaykumussalam wrb Bunda Nuri,
Sebelum usia dua tahun, terdapat banyak pendapat mengenai perkembangan bahasa yang normal, tapi berikut ada tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa si kecil perlu bantuan:
Usia 1 tahun: si kecil tidak mengoceh sama sekali. Anak tampak tidak memahami atau berespon saat diajak berbicara
Usia 18 bulan: anak tidak berkata satu kata pun
Usia 2 tahun : anak hanya mengatakan sangat sedikit kata-kata dan berkomunikasi terutama melalui bahasa tubuh seperti menunjuk.
Usia 2,5 tahun : anak hanya berbicara dengan suku kata tunggal, selalu kehilangan huruf konsonan yang berada pada akhir kata atau perbendaharan kata tidak mencapai 50 kata
Usia 3 tahun : orang lani tidak dapat mengerti pelafalan anak atau ia hanya berbicara menggunakan frasa yang terdiri dari 2 kata.
Nah, dari indikasi di atas sudah terjawab ya bund nothing to worry, si kecil perkembangan bahasanya masih on the track.

Tuesday, June 7, 2016

Niat puasa ramadhan

☄☄Broadcast ☄☄
📕: #RamadhanSeries01
👳: Dodi Abu El Jundi

❓❓Tanya #01❓❓
➖➖➖➖➖➖➖➖

Apakah dalam bulan Ramadhan kita perlu berniat setiap hari ataukah cukup berniat sekali untuk satu bulan penuh?

Jawab 🖌
➖➖➖

Cukup dalam seluruh bulan Ramadhan kita berniat sekali di awal bulan, karena walaupun seseorang tidak berniat puasa setiap hari pada malam harinya, semua itu sudah masuk dalam niatnya di awal bulan.

Tetapi jika puasanya terputus di tengah bulan, baik karena bepergian, sakit dan sebagainya, maka dia harus berniat lagi, karena dia telah memutus bulan Ramadhan itu dengan meninggalkan puasa karena perjalanan, sakit dan sebagainya.

❓❓Tanya #02❓❓
➖➖➖➖➖➖➖➖

Apakah niat puasa bulan Ramadhan seperti yang kita ucapkan dibawah ini...?

‎نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ أَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu Souma Ghadin ‘An Ada-‘i, Fardhi Syahri Ramadhana Hazihis Sanati Lil’lahi Ta’ala

Jawab 🖌
➖➖➖
Imam An-Nawawi mengatakan:

‎النية في جميع العبادات معتبرة بالقلب ولا يكفي فيها نطق اللسان مع غفلة القلب ولا يشترط

“Niat dalam semua ibadah yang dinilai adalah hati, dan tidak cukup dengan ucapan lisan sementara hatinya tidak sadar. Dan *tidak disyaratkan dilafalkan* ,…” (Raudhah at-Thalibin, 1:84)

Dalam buku yang sama, beliau juga menegaskan:

‎لا يصح الصوم إلا بالنية ومحلها القلب ولا يشترط النطق بلا خلاف

“Tidak sah puasa kecuali dengan niat, dan tempatnya adalah hati. Dan *tidak disyaratkan harus diucapkan* , tanpa ada perselisihan ulama…” (Raudhah at-Thalibin, 1:268)

Dalam I’anatut Thalibin, Imam Abu Bakr ad-Dimyathi As-Syafii juga menegaskan:

‎أن النية في القلب لا باللفظ، فتكلف اللفظ أمر لا يحتاج إليه

“Sesungguhnya niat itu di hati *bukan dengan diucapkan* . Memaksakan diri dengan mengucapkan niat, termasuk perbuatan yang tidak butuh dilakukan.” (I’anatut Thalibin, 1:65).

Dan masih banyak lagi yang lainnya, ketika kita bangun sahur dimalam hari, maka itu sudah termasuk *NIAT* yang diperuntukkan untuk Puasa di pagi harinya.

Jadi nda perlu repot repot menghafalkan texting begitu banyak niat dalam melakukan Ibadah yaa.

❓❓Tanya #03❓❓
➖➖➖➖➖➖➖➖

Apakah doa berbuka puasa bulan Ramadhan seperti yang kita ucapkan dibawah ini...?

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

"Allahummalakasumtu wabika aamantu wa'alarizqika afthortu birohmatikaya ar-hamarrahimin"

Jawab 🖌
➖➖➖
Doa ini merupakan bagian dari hadits dengan redaksi lengkap sebagai berikut:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَ عَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

“Dari Mu’adz bin Zuhrah, sesungguhnya telah sampai riwayat kepadanya bahwa sesungguhnya jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa, beliau membaca (doa), ‘Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthortu’ (ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka).”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Daud, dan dinilai *dhaif* oleh Syekh al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud.

Inilah dalil yang *shahih* untuk berbuka puasa yang diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ yang berlafaz :

‎ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ

“Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.”

[Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki]

(Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, no. 2357] dan selainnya; lihat Shahih al-Jami’: 4/209, no. 4678)

Urutannya :
1. Baca "Basmalah"
2. Minum Air atau Kurma
3. Membaca Doa Buka Puasa diatas

*_Catatan : _*
*-----------*
Rasulullah ﷺ adalah Manusia yang membawakan Syariat  اللّهُ Ta'ala dengan *SEMPURNA*, maka sudah menjadi *KEWAJIBAN* kita mengikuti segala sesuatu bentuk *IBADAH* dengan hal yang dicontohkan dan diperintahkan oleh Beliau ﷺ

Jikalau menurut Ulama Kalaf [Ulama Zaman Sekarang] itu baik kok, maka secara tidak langsung, mereka menuduh Nabi ﷺ menyembunyikan amalan kebaikan kepada Umatnya dan tidak mengajarkan kepada Umatnya.

Yuk... Berpegang teguh terhadap ajaran  اللّهُ Ta'ala dan Rasulullah ﷺ beserta Para Sahabat, Tabiiun Tabiin dan Ulama Salaf [Ulama Zaman Dulu] yang menjalankan secara teguh syariat Islam yang *MEMANG SUDAH SEMPURNA*

Demikianlah fiqih ringkas Ramadhan Series. kita kali ini, semoga اللّهُ Ta'ala melindungi kita semua.

Nantikan Series lanjutannya.

والله تعالى أعلم والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Saturday, June 4, 2016

Amanah Ayah Sang Pemimpin Keluarga

HEbAT Semarang Community
Kulwap Materi Lanjutan
Tema : Fatherhood

Bersama   
Narsum: ayah Firman Muhammad
Usia 37 Tahun, Ayah dari 4 orang anak

Pendidikan :
Jurusan Biologi ITB
Jurusan Psikologi Universitas Nasional PASIM Bandung

Pekerjaan :
Praktisi Talents Mapping
HR and Career Consultant

Aktivitas Parenting
Life and Family Counselor
Koordinator Fatherhood Forum

Contact :
083829061472
www.muhfirman.com

Saat ini tinggal di Tinggal di Bukit Dago Utara II No. 36 Bandung
Rumah di Semarang di Jalan Zebra Tengah III No. 35
Plamongan Hijau -  Pedurungan Kidul

📆 Jumat, 03 Juni 2016
⏰ 19.30-21.00 WIB

Judul :  *Amanah Ayah Sang Pemimpin Keluarga*

Kita sama-sama bersyukur bahwa kesadaran akan pentingnya seorang ayah/suami berperan nyata di tengah keluarga semakin dirasakan oleh semua orang. Memang sudah merupakah fitrahnya, keluarga hanya akan sehat dan kuat jika ayah/suami sebagai pemimpin keluarga sungguh-sungguh menjalankan peran dan tanggung jawabnya.

Kini saat kesadaran itu semakin menyebar, tidak sedikit yang bertanya-tanya sebenarnya apa saja peran ayah di tengah keluarga dan bagaimana cara menjalankan peranan tersebut. Sudah cukup banyak referensi yang mengkaji tentang hal ini. Untuk sekedar memberikan kerangka diskusi kita, di sini saya mencoba merangkum apa saja tugas seorang ayah sebagai pemimpin dan pendidik dalam keluarga.

A. Memimpin Keluarga Menuju Akhirat
Membawa keluarga ke dalam kebenaran. Membawa ilmu yang benar ke dalam keluarga, dan mencontohkan amal yang benar dan konsisten dalam keluarga. Mampu memilah dan memilih antara yang haq dan bathil. Menjaga keluarga dari segala keburukan. Mampu menjadi hakim yang adil di dalam keluarga, dan mampu memelihara jamaah keluarga.

B.Menaungi/Memelihara Keluarga dalam Kehidupan Dunia
Tugas ayah adalah mencari nafkah yang halal dan barokah. Kemudian ia pun harus menyediakan tempat tinggal dan lingkungan yang baik untuk kehidupan keluarganya. Ayah juga ada pemelihara hubungan kekeluargaan dengan keluarga besar baik dari pihak sang ayah atau dari pihak keluarga sang istri. Mengenalkan anak-anaknya pada keluarga besar dan asal usulnya, menjaga silaturahim dengan mertua, dan saudara baik yang dekat maupun yang jauh.

C.Mengenal Diri dan Mampu Mewujudkan Misi Hidupnya
Menjadi ayah adalah salah satu amanah hidupnya. Di samping itu, ia adalah seorang manusia, seorang muslim, seorang anak, seorang anggota masyarakat. Sebelum mampu menjadi seorang ayah yang paripurna maka ia pun harus mampu memimpin dirinya sendiri. Hanya seorang ayah yang mampu mengenal diri dan mewujudkan misi hidupnya yang bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya.

D.Memimbing Istri dalam Menyempurnakan Misi Hidupnya
Seorang suami harus mengenal sifat dan potensi istrinya dan memahami apa sebenarnya peran dan misi hidup istrinya baik sebagai istri/ibu/wanita/manusia. Setelah itu, lakukanlah apapun yang bisa dilakukan untuk mendukung istri menyempurnakan peran dan misi hidupnya.

E.Memandu Anak menuju Masa Depannya
Seorang ayah juga adalah pendidik dan pelatih bagi anak-anaknya. Ia harus mengenali anak-anaknya dan mampu membantu anaknya tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa yang siap menjalani hidupnya di masa depan sesuai jalan hidup yang Allah berikan bagi masing-masing anaknya. Ayah harus mampu menjadi teman bermain bagi anak-anaknya, namun juga mampu melatih anaknya memasuki masa aqil baligh dengan baik untuk akhirnya menjadi manusia dewasa yang matang dan mandiri.

Dengan memahami peran-peran yang ada di atas, maka secara sederhana dapat kita simpulkan bawah dalam Pendidikan Keluarga di Rumah (Home Education), peran ayah adalah :

1.Seorang ayah adalah ulama, murobbi, dan da’i di tengah keluarga, baik itu keluarga inti maupun keluarga besar. Ayah lah yang harus paling bersungguh-sungguh untuk memahami ilmu agama. Paling bersungguh-sungguh mengenal dan menaati Allah. Begitu juga dalam mengenal Rasulullah dan mencontoh Sunnah-sunnahnya. Ayah adalah pendidik, pembina, dan juga role model/teladan dalam hal ini.

2.Seorang ayah adalah teladan. Dalam aktivitasnya mencari nafkah, seorang ayah akan mencontohkan ketekunan, kesungguhan, kerja keras, serta kejujuran. Ayah mencontohkan pada anak-anaknya bagaimana menjadi manusia dewasa yang produktif dan mandiri. Istri dan anak-anak pun akan melihat bagaimana cara hidup bermasyarakat dan menjadi bagian dari suatu lembaga yang lebih besar seperti komunitas, lembaga, perusahaan, dan lain sebagainya.

3.Dalam kaitannya dengan poin C, D, dan E, Ayah adalah mentor, coach, atau fasilitator dalam proses mengembangkan hidup istri untuk mewujudkan misi hidupnya, serta membimbing anak-anak menuju masa depan mereka masing-masing.

4.Sebagai pelengkap, seorang ayah adalah pemelihara, pendukung, dan pelayan keluarga. Proses pendidikan dalam keluarga tentu membutuhkan sistem pendukung yang bisa menyediakan sumber daya, situasi, media, alat atau apapun yang dibutuhkan untuk memastikan proses berjalan optimal. Dibutuhkan totalitas ayah untuk bisa menyediakan apapun yang dibutuhkan dalam proses pendidikan di rumah.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟

1⃣ bunda Dita, Semarang 
assalamu'alaikum...
pada keluarga yg ayahnya lbh sering tidak di rumah karena pekerjaan (minimal 200hari di lapangan) shg tidak bs optimal menjalankan poin2 tsb, kira2 poin mana yg bisa digantikan oleh ibu anak2 dan mana poin yg tidak boleh sama sekali digantikan?
terima kasih....

1) Waalaikumsalaam Bunda Dita dan ayah bunda semua
Terkait peran ayah, pada prinsipnya peran-peran tersebut *Tidak Bisa Digantikan*

Hal ini adalah prinsip, dan untuk kita para ayah, kita harus betul-betul memahami ini dan menjadikan ini standar kita. Bahwa tanggung jawab dan peran kita di tengah keluarga itu Tidak Tergantikan.

Ini adalah prinsip. Ini adalah "Aqidah" seorang ayah yang total dengan tanggung jawabnya.

Adapun dalam pelaksanaannya, kita bisa meminta keterlibatan istri untuk menjadi pendukung dan pelanjut peranan kita saat kita sedang tidak di rumah.

Jadi untuk peran sebagai pemimpin keluarga, teladan, guru, pelatih, mentor, dll itu, kita HARUS selalu berperan.

Jika situasi menuntut kita secara berkala harus pergi jauh, pada saat itu, rencana kita, arahan kita, panduan kita untuk keluarga bisa dititipkan pada istri.

Namun sebelum itu, saat kita sedang bersama keluarga, sehari-hari bersama, kita harus memastikan semua peran dan tanggung jawab itu kita lakukan langsung.

Jadi kita harus mengatur bagaimana DEFAULT nya adalah kita bersama keluarga kita, hadir dan berperan di tengah-tengah mereka. Situasi di mana kita harus meninggalkan keluarga karena tugas untuk sementara waktu adalah kondisi sewaktu-waktu saja, bukan defaultnya begitu.

Demikian menurut saya. Monggo kalau ada tanggapan dari Bunda Dita atau dari ayah bunda yang lain ✅

2⃣ Ayah Eri - Bekasi 
Bagaimana utk ayah menjalankan peran fatherhood-nya smntara pkerjaannya menuntut ia bekerja jauh dr keluarga (di luar kota/negeri) utk jngka waktu yg ckp panjang, smntra tdk terlalu memungkinkan utk pulang pergi secara intens?

2) Inti pertanyaan dari Ayah Eri ini "bagaimana", artinya ini bersifat teknis.

Sebelum masuk ke teknis, pastikan dulu bahwa standar kita tentang keharusan berperan memimpin dan memelihara keluarga sudah pada standar tertinggi.

Kalau standarnya sudah poll, saya yakin seorang laki-laki akan melakukan apapun untuk sesuatu yang sangat dipentingkannya.

Bahasa gampangnya, kalau sudah betul betul penting dan tidak ada kompromi, seorang laki-laki siap untuk nekat melakukan apapun demi tujuan dan kepentingannya tercapai.

Kalau semangatnya belum "greget", berarti masalah kesungguhan ini yang mesti diupgrade dulu. Kalau sudah "greget", semangatnya sudah poll, berikut beberapa hal tentang bagaimananya :
1. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kita para ayah harus mematri kuat-kuat dalam pikiran kita bahwa hidup saya yang sesungguhnya adalah di tengah keluarga, di rumah saya beserta istri dan anak-anak saya, di perumahan dan kota di mana kami tinggal bersama. Pekerjaan atau tugas di luar kota adalah situasi yang temporer.
2. Saat saya sedang bersama istri dan anak-anak saya, maka saya akan menjalankan semua tugas dan tanggung jawab saya secara total dan sistematis sehingga istri dan anak-anak saya merasakan bahwa dalam keluarga ini ada sistem dan panduan yang jelas dari saya.
3. Jika sistem, panduan, kebiasaan, dan budaya keluarga sudah terbentuk kuat, baik, dan benar, maka saat kita akan pergi keluar kota, sebenarnya semua akan tetap berjalan baik-baik saja. Kita bisa bilang "nak, Ayah keluar kota dulu. Jaga dan bantu ibumu ya."
4. Saat kita sedang di luar kota, kita tinggal menjaga komunikasi secara berkala dan memantau bahwa sistem, panduan, dan kebiasaan hidup keluarga tetap berjalan sebagaimana biasanya saat kita berada di tengah-tengah keluarga.
5. Satu hal yang juga harus kita ukur dengan serius adalah, berapa minggu atau bulan waktu paling lama keluarga kita bisa ditinggal dan semua tetap berjalan baik-baik saja? Ini tentu beda-beda pada setiap keluarga dan pada setiap fase usia anak. Oleh karena itu, kita harus tetap memantau dan mengevaluasi secara berkala.

Demikian saran dari saya ✅

3⃣ Bunda Fajri - Makassar. 
Bagaimana menyikapi ayah yang tidak bisa membentuk visi misi hidup untuk keluarga, padahal telah sering didorong oleh istrinya, bagaimana tips mendorong ayah untuk bisa mempunyai semangat untuk menjadi coach/mentor untuk keluarganya, sehingga tidak hanya berlabel "suami" saja. Dan bagaimana seharusnya sikap suami terhadap seorang istri yang cenderung dominan dalam keputusan dalam keluarga, karena sikap dominannya terkadang karena sang ayah cenderung bersikap seolah cuek.  Terima kasih

3) Terima kasih Bunda Fajri untuk pertanyaannya. Ini memang pertanyaan mendasar untuk umumnya ayah di indonesia.

Perlu dipahami bahwa pada tiga atau dua generasi terakhir, laki-laki tumbuh dalam dunia yang menggambarkan mereka sebagai pekerja, bukan sebagai pemimpin keluarga, dan oleh karena itu umumnya kami para lelaki dewasa tidak memiliki konsep tentang keluarga dan tidak memiliki gambaran yang jelas tentang tanggung jawab dan peran kami di dalam keluarga.

Ini seperti bahwa di masyarakat kita ada fase di mana para muslimah berusaha untuk mengembalikan pemahaman bahwa berhijab itu wajib dan merupakan mandat hidup setiap muslimah. Dahulu memang standarnya yang penting wanita itu berpakaian dan berperilaku santun. Namun para muslimah berjuang bersama untuk melengkapi standar kesantuan itu dengan juga memenuhi kewajiban berhijab.

Saat ini dunia para ayah, memang punya PR sendiri. ya ini, kesadaran bahwa menjadi pemimpin keluarga, dan menunaikan kewajiban memelihara, memandu, dan memimpin keluarga adalah keharusan yang tidak bisa ditawar.

Karena itulah saya juga merasa berkewajiban untuk ikut terlibat dalam gerakan penyadaran bagi para ayah.

Jadi yang ingin saya tekankan di awal adalah : ini adalah kewajiban kaum laki-laki, kewajiban para ayah untuk saling mengingatkan.

Terlebih karena pada kenyataannya laki-laki itu cenderung lebih mudah mendengarkan dan mengikuti arahan dari sesama laki-laki, terutama dari mereka yang tampak lebih senior, lebih bijak, lebih berilmu, lebih punya otoritas, atau lebih dihormati.

Saya menyimpulkannya secara sederhana dalam kalimat ini "Tugas istri adalah mendengarkan suaminya, tugas suami adalah mendengarkan orang yang lebih berilmu dari kalangannya".

Maka ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh seorang istri untuk membantu suaminya membangun kesadaran dan kesungguhan untuk menjadi ayah yang sejati.
1. Jadilah istri yang sebaik-baiknya. Berikan yang terbaik pada suami dan keluarga. Dengan ini saya yakin Allah akan menjadikan keluarga anda semakin menyenangkan, berkah, dan nyaman. Hal ini kemudian saya yakin akan dirasakan oleh sang suami. Ia merasakan bahwa yang paling mendengarkan, menghormati, dan menyenangkannya adalah istrinya. Tempat yang paling nyaman baginya adalah rumahnya.

Semua kebaikan yang dilakukan istri akan memberikan pengaruh positif pada sang suami, dan akan membangun persepsi yang semakin positif tentang rumah dan keluarga pada pikiran sang suami.

Jadikanlah sang suami sebagai tempat bertanya dan meminta saran dalam apapun. Tempatkan sang suami sebagai "raja" di rumah. Berikan apapun yang bisa diberikan. Pada akhirnya itu semua adalah ibadah, dan Allah pasti akan menghargai semua yang telah diikhtiarkan oleh sang istri.

Berikutnya yang kedua :
2. Bantu dan mudahkan suami untuk semakin baik dalam beribadah dan berjamaah. Mudahkan suami untuk bisa shalat berjamaah di masjid, berinteraksi dengan orang lain yang lebih berilmu, dan menjadi dekat dengan sumber-sumber ilmu.

Bukan dengan disuruh atau diceramahi "ayo tho Pah, sholat itu mbok ya di masjid. wajib lho!"
Bukan begitu.. senep nanti sang suami 😆😆😆
Carilah cara yang halus dan menyenangkan.
Misalnya : setiap mendekati waktu sholat, pastikan sudah tersedia baju koko, sarung, atau apapun yang suami butuhkan untuk bisa sholat di masjid.
Kalo weekend, bisa minta diantar ke kajian atau ceramah.
Kalau punya rejeki lebih, bicarakan dengan suami apakah bisa rejeki tersebut digunakan untuk membantu tetangga yang kekurangan, barangkali di lingkungan sekitar ada anak yatim atau keluarga miskin.

Ketika istri bisa menciptakan keseharian yang kondusif, penuh semangat ibadah dan muamalah, Insya Allah suami akan juga bersentuhan dengan sumber sumber ilmu dan kebaikan.

Adapun untuk situasi di mana istri dominan dan suami cuek..
Langkah 1 : sang istri harus bisa menahan diri. Kalau istri bersikap dominan, tentu ini justru menghambat suami untuk sepenuhnya berperan sebagai pemimpin keluarga.

Kalau di rumah banyak masalah yang perlu sentuhan dan arahan sang ayah namun kok kelihatannya sang ayah tidak juga bertindak, tanyakanlah baik-baik. minta saran dan arahan. tetap tenang dan tidak perlu panik.

kalau keburu panik, istri bisa jadi ngga sabaran kan? jadi nggrusa-nggrusu, gelisah, emosional.. ya kalau begitu umumnya para laki-laki memang bakal jadi jengah dan akhirnya jadi cuek..

Jadi, kalau disederhanakan : bantu dan mudahkan sang ayah untuk merasakan bahwa dialah bos dan pemimpin perusahaan ini 😊

Kabar baiknya : umumnya laki-laki paling senang dipercaya dan diandalkan. mereka akan sangat bersemangat di tempat di mana mereka merasa paling dihargai dan dibutuhkan. so, simpel sebenarnya kan ? pastikan sang ayah merasa di rumah dia adalah CEO atau Direktur. Maka dia akan berperilaku sebagai CEO di rumah 😊

Situasi di setiap keluarga tentu tidak sama persis. Namun secara garis besar menurut saya seperti itu ✅

Pertanyaan bunda Fajri - Makassar,
hampir sama isinya dengan:
- bunda Nesri - Bogor
- bunda Diah - Bogor
>> Bagaimana jika ibu yang lebih concern masalah misi hidup?
*misi hidup dan turunannya, suami tinggal manut (ikut 😅)= istri DOMINAN .

Solusinya : Ilmu.

Laki-laki yang menjalani hidup sekedar secara praktis dan pragmatis, hidupnya fokus di kerja kerja kerja saja.. yang dia butuhkan adalah ilmu tentang hidup. ia membutuhkan pencerahan. dan jalan satu-satunya adalah dengan menjadi seorang muslim yang lebih baik.

Supaya suami tergerak mencari ilmu, pastikan istri tidak hanya menunjukkan kebutuhan didukung secara finansial dan praktis saja. istri perlu menempatkan suami sebagai tempat bertanya dan meminta panduan. hargai panduannya seperti apapun yang bisa seorang suami berikan saat ini. seiring waktu saya yakin sang suami merasa ia harus belajar dan mencari ilmu lebih banyak agar ia dapat memberikan arahan dan solusi yang lebih baik untuk pertanyaan pertanyaan istrinya.

Salah satu yang menurut saya akan sangat efektif membantu para ayah menjadi lebih baik adalah : jika para istri semakin membaikkan adab dan penghormatannya pada suami.

Coba kalau kita lihat bagaimana ibu atau nenek kita berkomunikasi dengan ayah atau kakek kita. Kita terlihat ada tata krama dan unggah ungguh yang betul betul dijaga, maka cobalah juga berkomunikasi seperti itu dengan suami anda. jadi tidak seperti obrolan antara teman kuliah, atau sekedar obrolan dua orang manusia yang sama sama dewasa.

Betul, bisa jadi saat ini di sebagian kalangan wanita dan para ibu ada perasaan bahwa kalangan laki-laki atau para ayah itu nyebelin, ngga peka, kurang mau ngurus keluarga. andaikan itu benar sekalipun, janganlah realita itu membuat anda enggan untuk memberikan sikap yang terbaik kepada suami anda 😊 ✅

4⃣ Pak Khaerudin - Bogor
Mau bertanya Bagaimana langkah  seorang ayah menjadi seorang konselor bagi keluarganya?

4) Agar Ayah bisa menjadi konselor bagi keluarganya, mulailah bergeser dari sekedar menjalani hidup ini di tengah pekerjaan dan kesibukan praktis pragmatis, mulailah memahami dan menjalani hidup ini secara utuh.

Renungkanlah tentang hidup. Tentang Allah dan apa tujuan Allah menghadirkan kita ke dunia, memberikan kita keluarga, dan menghadapkan kita dengan berbagai tantangan kehidupan.

Saat kita para lelaki yang sudah berkeluarga ini mau mulai lebih merenungkan hidup, kita akan mulai merasakan kebutuhan akan ilmu, akan kebijaksanaan dan nasehat dari orang orang yang lebih berilmu.

Jika itu sudah ada dalam diri kita, kita sudah mulai menjalani hidup ini secara utuh, saya yakin di saat yang sama kita semakin siap untuk memberikan arahan dan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang hadir dari istri dan anak-anak kita.

Kita akan juga mulai peduli untuk memahami hidup istri dan anak-anak kita. Kita mau mencari tahu dan berusaha memahami apa sih yang dihadapi oleh istri dan anak-anak kita.

Insya Allah dengan begitu kita mampu berperan sebagai pemandu, pendengar, dan pendamping istri dan anak-anak kita dalam menjalani kehidupan meraka.
Demikian Pak Khaerudin 😊🙏🏻✅

5⃣ Bunda Rahmaniar dr Baubau
Salam ayah firman yg dirahmati Allah, 
Banyak ayah yg tidak menyadari peran penting nya dalam keluarga untuk menumbuhkan fitrah anak ,karena menganut prinsip "ayah bertugas diluar rumah ut mencari nafkah dan ibu di rumah ut mendidik anak". Lalu bagaimana cara menyadarkan sang ayah thd peran pentingnya dlm memimpin keluarganya, juga membuat ayah siap menjadi murabbi dlm keluarga sendiri jika "malas" dalam menimba ilmu,khususnya ilmu agama? 
Trimakasih

5) Kesadaran seorang ayah untuk menjalankan perannya di keluarga adalah kelanjutan dari kesadaran dia untuk hidup sebagai muslim yang baik, dan kesungguhannya untuk terus memperbaiki diri sebagai seorang muslim.

Maka, yang bisa dibantu oleh sang istri di awal adalah : bantulah suaminya untuk menjadi seorang muslim yang baik. ciptakanlah kehidupan rumah tangga yang penuh nuansa agama. mudahkan sang suami untuk bisa beribadah dengan baik. beriteraksilah dengannya dengan akhlak yang sebaik-baiknya. Kondisikan suami untuk mudah dan sering ke masjid, agar terbiasa berinteraksi dengan sesama para ayah dan juga beriteraksi dengan orang yang lebih baik amal serta ilmu agamanya.

Itu semua tentu dilakukan dengan santun dan sabar. Bukan dengan disuruh, bukan dengan dituntut. Saya yakin ketika semua itu sudah diupayakan secara konsisten, Allah akan memudahkan dan menghadirkan perubahan yang dibutuhkan oleh keluarga tersebut.

Setelah sang suami bersentuhan dengan sumber ilmu dan kebijaksanaan yang benar, dan ia mau menerima serta mempelajari itu semua, barulah sang suami akan memiliki kesadaran dan sikap yang lebih baik sebagai seorang suami dan ayah.

6⃣ bunda NN - bogor 
Bagaimana seorang ibu menselaraskan nilai2 kesopanan yang sama dg ayah?contoh kasus ibu terdidik utk menjunjung kesopanan yang tinggi misal tidak sembarangan utk (maaf)buang angin, bersendawa didepan org, tp disatu sisi ayah menganggap itu biasa saja..bahkan para anggota keluarga yg perempuan dr pihak ayah tanpa malu sengaja melakukan hal tsb bahkan didepan org2, bahkan tanpa kata maaf.Ditegur dg baik pun mereka berdalih itu hal biasa saja.mohon pencerahannya

6) Sepasang suami istri tentu berasal dari latar belakang keluarga dan budaya yang berbeda. Oleh karena itu ada kalanya kita menemukan kejutan-kejutan dalam bentuk kebiasaan dan standar etika yang berbeda. Untuk sesuatu yang sifatnya prinsip, maka penting untuk paling diprioritaskan untuk diselaraskan.

Misal : standar tentang patokan halal dan haram. Jika istri sudah sadar bahwa sama sekali tidak boleh ada penghasilan yang sumbernya haram atau syubhat namun suami masih belum konsisten tentang ini, istri boleh mengupayakan komunikasi secara khusus dan serius membahas tentang hal tersebut. Carilah waktu yang nyaman dan benar-benar leluasa untuk meminta kesediaan suami membicarakan hal tersebut.

Adapun untuk sesuatu yang sifatnya tidak absolut, masih ada unsur relatifnya, seperti bersendawa, hal seperti ini perlu dikomunikasikan dengan lebih terbuka, di mana sang istri tidak menempatkan itu sebagai pembahasan benar - salah, namun sebagai komunikasi untuk menginformasikan pada sang suami bahwa ada hal-hal yang mungkin dianggap wajar oleh suami dan lingkungan asal usulnya, tapi ternyata di lingkungan lain itu dipandang kurang pas. sampaikan hal tersebut sebagai informasi, dan sampaikan permohonan agar suami berkenan untuk menerima informasi tersebut serta menyesuaikan diri pada saat saat tertentu.
Intinya : untuk sesuatu yang kemungkinan besar dianggap relatif oleh sang suami, sampaikan bahwa di beberapa konteks situasi ternyata itu bisa dianggap kurang baik. jadi sifatnya informatif, bukan instruktif dan teguran. ✅

7⃣ ayah dimas - Salatiga 
Assalamu alaikum 
Bagaimana dgn anak yg di didik di pesantren? Bgaimana menghadirkan sosok ayah, khususnya utk putrinya yg di didik di pesantren, krn semua pendidiknya mulai dr guru hingga pengasuh, semuanya perempuan
Matur Nuwun

7) Untuk anak yang mengikuti pendidikan di pesantren, pertama pastikan usia dan kesiapan anak sudah cukup. Kalau usia dan kesiapan kurang, ayah paling perhatian sekalipun tidak akan mampu mencegah timbulnya dampak negatif dari ketidaksiapan itu. untuk anak perempuan yang akan belajar di pesantren saran saya minimal usia SMP.

Adapun jika sang anak sudah siap, usianya sudah pas, untuk menghadirkan sosok ayah di mana di pesantren tidak ada sosok laki-laki dewasa maka sang ayah perlu mengunjungi putrinya secara rutin. minimal dua atau tiga minggu sekali. jangan lebih jarang dari itu. kemudian pastikan komunikasi langsung sang putri dengan sang ayah juga berjalan baik sehari-hari dengan alat bantu komunikasi yang umum saat ini.

Perlu dipahami bahwa kebutuhan anak putri terhadap interaksi langsung dengan ayah jauh lebih besar daripada kebutuhan anak putra terhadap interaksi langsung dengan ayah. anak putri lebih membutuhkan kedekatan emosional, dan jika tidak terpenuhi akan lebih cepat merasa kosong dan kesepian. Oleh karena itulah mengapa jarak dua - tiga minggu tidak bisa ditawar. Pastikan sang ayah selalu bisa hadir dan punya waktu bersama putrinya secara rutin. Ketika bertemu, luangkan waktu yang cukup panjang. Jangan hanya dua tiga jam. Kalau bisa seharian, dari pagi sampai siang atau sore. Sehingga sang putri bisa menceritakan banyak hal, berinteraksi, merasakan perhatian dan kasih sayang ayahnya, bisa bersenda gurau juga, bermanja-manja dengan ayahnya.

Sekali saja seorang anak putri merasa ayahnya tidak hadir, dia akan cepat merasa kosong dan sepi, dan ia akan mulai mempertimbangkan untuk berinteraksi dan mendapatkan perhatian dari temannya yang laki-laki.

Mohon hal ini betul betul diperhatikan ✅

8⃣Bunda Noni_tangerang

Sampai pada tahap manakah istri WAJIB mendorong suami baik secara halus atau langsung agar suami RELA memperbaiki diri dalam upayanya sebagai pendidik..?
Dan jika suami tidak banyak berperan dalam pendidikan anak bolehkan istri mengambil alih peran suami dalam hal pendidikan anak..?
Kasus dalam hal adanya perbedaan pandangan visimisi dalam pendidikan anak. Dan mengingat tugas istri adalah patuh terhadap suami.

Terimakasih atas jawabannya.

8) Sampai kapanpun istri harus terus berupaya membantu suaminya untuk menjadi pribadi dan ayah yang lebih baik. Upayakan dengan cara yang paling baik dan paling santun. Jika dalam perjalanan hidup bersama banyak hal yang terabaikan oleh suami, khususnya terkait pendidikan anak, tentu di saat yang sama istri bisa dan boleh melakukan apapun yang bisa ia lakukan untuk pendidikan anaknya.

Namun tetap, ini tidak menggantikan kekosongan yang ada karena sang ayah tidak berperan. Artinya, jangan pernah berkata "ah sudahlah, biarin aja suami saya ngga menjalankan peranannya. saya aja deh yang mengurus semua hal untuk pendidikan anak". Jangan pernah berhenti berupaya membantu suami berubah menjadi suami dan ayah yang lebih baik.

Adapun untuk perbedaan yang ada, upayakan komunikasi sebaik mungkin. Kalau ada beda pandangan dan beda prinsip, diskusikan dengan sabar. Barangkali sebuah topik penting terkait pendidikan anak perlu dibicarakan secara bertahap pelan-pelan untuk sampai akhirnya tuntas dan ada titik temu. Jadi jangan memaksakan sebuah topik selesai di bahas dalam satu kali diskusi.

Misal : bagaimana memilih tempat pendidikan anak dan apa prinsip yang dipegang dalam pendidikan anak. Sang istri merasa anak tidak perlu ikut les, tidak perlu terlalu memaksakan diri untuk masuk sekolah favorit. Sebaliknya sang suami berpandangan les itu harus, sekolah favorit juga harus. Perbedaan seperti ini perlu dicari titik temunya melalui proses dialog yang panjang dan rileks.

Dan betul, kepatuhan istri kepada suami adalah adab/tata krama yang sangat penting. Selama suami tidak mengarahkan keluarga pada sesuatu yang salah menurut prinsip agama, kepatuhan dan kesantunan istri akan selalu mendatangkan kebaikan bagi keluarga. mungkin tidak langsung terlihat dan terasa hasilnya saat itu juga, namun dalam jangka panjang kebaikan dan manfaatnya akan nyata. ✅

Terima kasih Ayah Firman, moga berkah ilmunya untuk maksimalkan ikhtiar ayah bunda
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨